Connect with us

Ekonomi

OVO Perkuat Kehadirannya Hingga Pelosok, Dukung Indonesia Capai Ekonomi Digital Terbesar di ASEAN

Avatar

Diterbitkan

pada

Istimewa

FAKTUAL-INDONESIA:  Platform pembayaran digital OVO mendukung target Indonesia untuk mencapai ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2025, dengan memperkuat kehadirannya hingga di pelosok negeri.

Dengan berkolaborasi dengan berbagai mitra, layanan isi ulang atau top up OVO dan tarik tunai telah tersedia di lebih dari 8 juta titik yang tersebar di seluruh Indonesia pada pertengahan kuartal pertama tahun 2022. OVO juga meraup 21 juta konsumen digital baru di Indonesia sejak awal pandemi, dengan 72 persen di antaranya berasal dari daerah luar perkotaan.

“Hal ini menunjukkan pertumbuhan penetrasi ekonomi digital yang terjadi di Indonesia sebagai pasar terbesar di kawasan di Asia Tenggara. Oleh karenanya, target untuk menjadikan Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2025 bukan suatu hal yang berlebihan,” kata Harumi Supit, Head of Corporate Communications OVO, dikutip dari siaran pers pada Kamis (17/3/2022).

Dia melanjutkan bahwa melalui layanan top up dan tarik tunai OVO yang kini hadir di lebih dari 8 juta titik tersebut, OVO menegaskan komitmennya dalam mendukung transformasi digital di Indonesia.

“Oleh karenanya, kami sangat bangga dapat berkolaborasi dengan beragam mitra, mulai dari Mitra Bukalapak, Fastpay, Agen Mandiri, PT Pos Indonesia, Indomaret, Lotte Mart, Grab Merchant hingga BCA untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan serta percepatan dan pemulihan ekonomi,” papar Harumi.

Advertisement

Harumi menambahkan, OVO juga menjalin kemitraan terbaru untuk memberikan kemudahan bagi pengguna dalam melakukan top up saldo OVO, yaitu dengan Grup Matahari Putra Prima, termasuk Hypermart, Primo, Foodmart, Hyfresh, FMX, dan Boston Stores.

Menurut Harumi, kerja sama OVO dengan seluruh mitra tersebut akan memberikan dampak positif khususnya untuk mewujudkan target Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di ASEAN tiga tahun mendatang.

Berdasarkan laporan Google, Temasek, Bain & Company dalam e-Conomy SEA 2021,, ekonomi internet Indonesia di tahun 2025 diperkirakan akan mencapai nilai 146 miliar dolar AS atau sekitar lebih dari Rp2.000 triliun dengan angka pertumbuhan per tahun (CAGR) hingga 20 persen. Ke depannya, Indonesia akan terus menjadi salah satu pasar penyedia layanan keuangan digital yang paling bergairah.

Oleh sebab itu, transformasi digital menjadi momentum penting yang bisa menghubungkan bangsa Indonesia dengan teknologi, pola pikir, kesempatan bisnis global, sehingga masyarakat mendapatkan pilihan dan akses kemudahan untuk bertransaksi keuangan, yang tentunya akan turut menggerakkan roda perekonomian di seluruh pelosok Indonesia.

Perluas aksesnya

Advertisement

Platform dompet digital, OVO, memperluas aksesnya untuk pembayaran digital dengan hadir hampir di semua e-commerce di Indonesia sehingga pembayaran nirtunai semakin mudah dilakukan oleh masyarakat.

Pada akhir 2021, OVO hadir di JD.ID dan Bukalapak sebagai salah satu metode pembayaran dan memudahkan penggunanya untuk bertransaksi membayar kebutuhan-nya di toko digital.

“Melihat antusiasme dan tren yang positif ini, pada semester dua tahun 2021, OVO memperluas kerja sama untuk hadir sebagai pilihan metode pembayaran digital di berbagai platform e-commerce unggulan yang ada di Indonesia,” ujar Head of Corporate Communications OVO Harumi Supit dalam keterangannya, Kamis (24/2/2022).

Tercatat dalam riset dari We Are Social 2021 terdapat sebanyak 87,1 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan layanan tersebut untuk berbelanja berbagai kebutuhan.

Lalu pada riset Google dalam laporannya berjudul “e-Conomy SEA 2021” menunjukkan ada pertumbuhan e-commerce pun mencapai dua digit hingga 52 persen pada 2021 dibandingkan tahun
sebelumnya.

Advertisement

Dua hal itu kemudian berbaur dan meningkatkan jumlah transaksi yang mendorong pemulihan ekonomi di masa sulit seperti pandemi saat ini.

Maka tak heran semakin banyak alat pembayaran dan dompet digital berlomba- lomba hadir sebagai metode pembayaran di e-commerce untuk membuka akses inklusi ekonomi.

Kebutuhan dan penggunaan alat pembayaran digital yang semakin tinggi di berbagai titik transaksi, khususnya saat berbelanja online, terbukti dari studi yang dilakukan oleh BOKU.

Sebanyak 81 persen orang menggunakan pembayaran digital untuk berbelanja online dibandingkan dengan hanya sekitar 40 persen orang yang menggunakannya untuk berbelanja di toko secara fisik.

Temuan studi BOKU lainnya menggarisbawahi bahwa alasan terbanyak orang menggunakan pembayaran digital adalah karena memang mereka perlu alat pembayaran digital untuk bertransaksi.

Advertisement

Dengan demikian hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara di mana perkembangan e-commerce sangat pesat,tentunya tidak terlepas dari perkembangan pembayaran digital sebagai alat yang memudahkan transaksi. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement