Olahraga
Saat Injury Time Masa Jabatan Menpora Dito Ariotedjo, BAKI Naik Kelas, BAORI Dilikuidasi

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo (tengah) berpose setelah acara peresmian Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) di Media Centre Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (17/10/2024).
FAKTUAL INDONESIA: Saat injury time masa jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) tahun 2019 – 2024 Dito Ariotedjo, Jumat (18/10/2024), ada sejarah baru tercatat dalam perjalanan olahraga Indonesia yang berkaitan penyelesaian sengketa keolahragaan.
Menpora Dito Ariotedjo menetapkan Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia (BAKI) naik kelas menjadi satu-satunya lembaga yang akan menyelesaikan konflik olahraga di Indonesia.
Sedangkan Badan Arbitrase Olahraga Indonesia (BAORI) segera akan dilikuidasi.
Acara peresmian BAKI menjadi wadah tunggal penyelesaian sengketa olahraga di Indonesia itu dilakukan Menpora Dito di Media Centre Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Jakarta. Hadir dalam acara itu antara lain Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Marciano Norman, dan Ketua BAKI Mohamed Idwan Ganie.
Baca Juga : Implementasi DBON, Kemenpora Luncurkan Aplikasi TKPN untuk Meningkatkan Kebugaran Pelajar agar Aktif Berolahraga
Sebelum BAKI diputuskan menjadi satu lembaga arbitrase keolahrgaan, Indonesia pernah memiliki dua lembaga penyelesaian sengketa keolahragaan. BAKI sendiri yang berapiliasi ke KOI dan BAORI yang menginduk ke KONI Pusat.
Menpora dalam sambutannya mengatakan, meskipun pembentukan BAKI dilakukan pada akhir masa jabatannya sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024, tetapi pihaknya tetap menyambut terbentuknya BAKI yang menjadi badan arbitrase keolahragaan tunggal di Indonesia.
Disebutkan, hadirnya BAKI ini sebagai kesepakatan seluruh unsur keolahragaan di Indonesia seperti KONI, KOI, NPCI, BAORI, BAKI, organisasi olahraga fungsional, organisasi olahraga profesional setelah melalui dialog panjang sejak 2023.
Dito menyebutkan, tantangan terbesar penyatuan di lembaga arbitrase tersebut adalah faktor historis dan karakteristik perkara yang ditangani.
“Tetapi ini bukan soal menang atau kalah atau mana yang lebih diutamakan, tetapi yang utama adalah akses seluruh stakeholders memiliki forum yang jelas dalam menyelesaikan sengketa yang ada sesuai undang-undang,” ujarnya.
Dito mengatakan bahwa hadirnya BAKI mewujudkan satu forum penyelesaian sengketa keolahragaan yang efisien dan adil.
Oleh sebab itu, BAKI juga akan mengakomodir pengurus BAORI dalam kepengurusan yang disesuaikan aspek profesionalitas dan kapabilitas untuk kader-kader BAKI.
Kini, dengan hanya satu lembaga arbitrase bernama BAKI, menjadi sejarah manis di era Menpora Dito Ariotedjo. Sehingga, penyelesaian konflik yang melibatkan atlet hingga federasi olahraga, nantinya hanya akan diakui oleh BAKI saja.
“Alhamdulillah, akhirnya badan penyelesaian sengketa sudah tinggal satu, hanya satu yaitu BAKI,” kata Dito.
Baca Juga : PEPARNAS XVII – 2024: Resmi Ditutup, Menpora Dito Ariotedjo: Pemerintahan ke Depan Harus Tetap Menjaga Kesetaraan dalam Pengembangan Olahraga
Menurut Dito, dengan hadirnya BAKI maka ke depan bakal ada kepastian hukum untuk menyelesaikan persoalan olahraga. Dia melanjutkan, tidak ada lagi sengketa-sengketa keolahragaan, baik dari segi organisasi, tenaga olahraga, sampai atlet, yang nantinya ada keputusan sengketanya bisa di dua forum.
“Jadi ini akan membuat kepastian hukum yang pasti untuk ekosistem olahraga. Ke depan saya tidak mau lagi ada sengketa olahraga diselesaikan di pengadilan umum, PTUN dan lain-lain,” imbuh Dito.
BAORI Dilikuidasi
Ketua KOI Raja Sapta Oktohari sepakat dengan apa yang disampaikan Menpora Dito. Okto, panggilan karibnya, menyebutkan jika NOC itu berafiliasi ke Komite Olimpiade Internasional (IOC), Indonesian Anti Doping Organization (IADO) dengan World Anti Doping Association (WADA), Federasi Nasional (PP/PB) dengan Federasi Internasional (IF) dan BAKI dengan Court of Arbitration for Sports (CAS).
Menurut Okto, tak boleh lagi ada gugatan olahraga yang diajukan ke pengadilan umum.
“Kita ke depan sengketa olahraga diselesaikan di BAKI, tidak ada lagi yang ke PTUN atau pengadilan umum lainnya. BAKI benar-benar jadi satu badan abritase untuk selesaikan sengketa olahraga di Indonesia,” ujar Oktohari.
Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman juga mendukung penyatuan dua lembaga arbitrase menjadi satu.
“Alhamdulilah hari ini Menpora membuat terobosan penting dan strategis dengan secara resmi membentuk satu-satunya badan abritase keolahragaan Indonesia,” tutur Marciano.
Menurut Marciano, upaya yang dilakukan Menpora perlu didukung agar sengketa olahraga bisa diselesaikan dengan baik.
“Praktis, BAORI dilikuidasi,” tutur Marciano.
Baca Juga : PEPARNAS XVII – 2024: Belum Sekalipun Terima Keluhan, Menpora Dito Ariotedjo Memuji Keberhasilan Jateng
Berdasar keterangan yang disampaikan Ketua BAKI Idwan Ganie, lembaga tersebut akan diisi personel yang memiliki sikap profesional.
Meski anggaran operasional yang diterima nanti berasal dari bagian Kemenpora, namun pihaknya tetap akan di jalur independen. “BAKI akan tetap menjadi badan yang dikelola secara independen meskipun BAKI menerima dukungan dan difasilitasi pendiriannya oleh Kemenpora,” tegasnya. ***