Nasional
Keracunan Massal Jabar: Contoh Makanan di Sekarwangi Sukabumi dan Cikupa Bogor Diambil untuk Ungkap Penyebab

Keracunan makanan massal di Desa Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi, mengakibatkan jatuh korban 132 orang sedangkan di Kelurahan Cipaku, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), tercatat jumlah korban 94 orang
FAKTUAL INDONESIA: Contoh makanan diambil untuk mengungkap penyebab keracunan massal di Desa Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi dan Kelurahan Cipaku, Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar).
Keracunan massal di Desa Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi, mengakibatkan jatuh korban 132 orang.
Sedangkan di Kelurahan Cipaku, Kota Bogor, Jabar, tercatat jumlah korban 94 orang.
Untuk mengungkap penyebab keracunan massal di Desa Sekarwangi, Tim Suveilans Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mengambil sampel atau contoh makanan yang disajikan dalam paket nasi boks tersebut. Hingga saat ini, sampel makanan itu masih diuji di laboratorium kesehatan.
Sedangkan Polresta Bogor Kota dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, mengambil sampel sisa makanan, muntahan, dan feses pada korban untuk dilakukan uji laboratorium di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta.
Tim Suveilans Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mencatat jumlah warga Desa Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang diduga mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan pada acara syukuran hingga Selasa malam totalnya mencapai 132 orang.
Baca Juga : Keracunan Massal di Jabar: Korban di Sukabumi dan Kota Bogor Terus Bertambah Hingga100 Orang Lebih
“Seratusan korban yang mengalami gejala keracunan usai menyantap makanan dari syukuran pada Senin (4/6) tersebut berasal dari dua kampung yakni Kampung Cikiwul dan Cimonyet, Kecamatan Cibadak,” kata Ketua Tim Kerja Survailans Dinkes Kabupaten Sukabumi Tatang Sutarman di Sukabumi, Selasa.
Seperti dilansir antaranews.com, informasi yang dihimpun dari tim survailans, dari 53 korban yang dirawat di RSUD Sekarwangi sebanyak 25 korban sudah dipulangkan karena kondisi kesehatannya semakin membaik. Kemudian lima korban menjalani observasi di posko kesehatan sementara sisanya menjalani pemulihan di rumahnya masing-masing.
Hasil penelusuran yang dilakukan Tim Surveilans Dinkes Kabupaten Sukabumi keracunan massal ini setelah warga menyantap nasi boks yang dibagikan salah seorang warga Kampung Cikiwul, RT 01, RW 02 pada acara syukuran pernikahan.
Namun, usai menyantap berbagai hidangan yang ada di dalam paket nasi boks tersebut atau tepatnya pada Senin (4/6) sekitar pukul 17.00 WIB satu persatu warga mulai merasakan gejala keracunan seperti sakit kepala, demam, mual-mual, badan lemas, muntah dan sering buang air besar (BAB).
Awalnya, sejumlah warga yang mengalami gejala keracunan tersebut ditangani oleh pembina desa, namun karena jumlahnya terus bertambah, pembina desa berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Sekarwangi dan Dinkes Kabupaten Sukabumi.
Karena jumlah korban terus bertambah tim kesehatan kemudian membuka posko darurat, kemudian melakukan penyisiran ke rumah-rumah warga untuk memberikan pelayanan pengobatan dan merujuk warga yang kondisinya sudah lemah serta diharuskan menjalani perawatan medis di rumah sakit.
Serangkaian Penyelidikan
Masih menurut laporan antaranews.com, Polresta Bogor Kota, Polda Jawa Barat, melakukan penyelidikan terhadap kejadian 94 warga Kelurahan Cipaku diduga mengalami keracunan pada Senin (3/6/2024).
Kasat Reserse Kriminal Polresta Bogor Kota Kompol Lutfi Olot Gigantara, Rabu, mengungkapkan pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor telah melakukan serangkaian tindakan penyelidikan, berupa pemeriksaan terhadap lima orang saksi.
“Dan memang ada kendala saat pemeriksaan saksi-saksi, yang mana para saksi ini masih mengalami sakit dan tidak bisa kami ambil keterangannya,” kata Lutfi.
Di samping itu, lanjut dia, bersama Dinkes pihaknya mengambil sampel sisa makanan, muntahan, dan feses pada korban untuk dilakukan uji laboratorium di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Jakarta.
“Sampel sisa makanan dan sisa muntahan dari para korban kita bawa ke laboratorium guna mencari penyebab atau bakteri dari makanan tersebut,” jelasnya.
Lutfi menyampaikan, polisi juga memeriksa keluarga korban AS (24 tahun), salah satu warga yang diduga keracunan dan meninggal dunia usai dirujuk ke Rumah Sakit Juliana pada Senin.
Menurut Lutfi, pihak keluarga yang meninggal dunia enggan melakukan autopsi. Namun Polresta Bogor Kota tetap melakukan tindakan penyelidikan.
“Sehingga kami bisa memperoleh informasi yang tepat terkait dengan peristiwa ini, apakah ada unsur kelalaian atau murni memang karena musibah,” ujarnya.
Lutfi menambahkan, dari hasil pemeriksaan, puluhan warga ini menyantap makanan yang disediakan saksi berinisial M, yang mengadakan haul peringatan 100 hari suaminya yang meninggal dunia.
“Saksi M meminta tolong kepada masyarakat sekitar, menyiapkan beberapa jenis makanan nasi uduk, lauk telur, oseng-oseng tempe, dan beberapa menu lainnya. Ada juga makanan ringan berupa kue-kue pasar sederhana yang disiapkan juga,” jelasnya.
Pada Sabtu (1/6/2024) hingga Senin (3/6/2024), lanjut Lutfi, beberapa warga yang hadir dalam acara haul dan menyantap makanan tersebut mengalami gangguan dan gejala yang sama yaitu mual, pusing, dan buang air besar.
Baca Juga : Keracunan Massal di Cipaku Bogor, Satu Orang Meninggal Dunia
Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor juga telah menetapkan status kejadian ini sebagai kejadian luar biasa (KLB). Berdasarkan data Dinkes Kota Bogor, jumlah warga yang terindikasi keracunan hingga hari ini mencapai 94 orang. ***