Politik
Raih Penghargaan Tokoh Penggerak Gotong Royong Desa, Megawati Minta Kades Urus Rakyat dengan Benar
![Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menerima penghargaan dari Apdesi sebagai tokoh penggerak gotong royong desa di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/3/2023).](https://faktualid.com/wp-content/uploads/2023/03/230319megawati-edit.jpg)
Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menerima penghargaan dari Apdesi sebagai tokoh penggerak gotong royong desa di kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (19/3/2023).
FAKTUAL-INDONESIA: Dalam acara Peringatan Sembilan Tahun UU Desa di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu, Megawati Soekarnoputri meraih penghargaan tokoh penggerak gotong royong desa dari Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi).
Setelah menerima pengahragaan, Megawati memberikan pengarahan kepada kepada para kepala desa yang hadir.
Megawati yang Presiden kelima RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengingatkan para kepala desa untuk mengurus rakyat di sekitar desanya dengan benar.
“Ini yang harus benar, kepala desa kalau terpilih itu benar harus mengurusi rakyatnya,” ujar Megawati saat memberikan arahan dalam acara Peringatan Sembilan Tahun Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa di Area Parkir Timur Senayan, Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.
Seperti dilansir antaranews.com dalam laporannya, Megawati juga mengingatkan para kepala desa agar selalu dicintai warga desa agar setiap program yang dihadirkannya bagi bisa berjalan optimal.
“Saya selalu bilang, kamu itu harus dicintai dan mencintai rakyat, diinginkan oleh desamu. (program desa bisa berjalan optimal) Itu pasti bisa terwujud,” kata Megawati.
Dalam kesempatan yang sama, Megawati juga menyinggung mengenai peran besar pihak-pihak dari desa dalam berkontribusi bagi kemerdekaan bangsa Indonesia.
Menurut Megawati, sebagaimana yang dimuat dalam sejarah Indonesia, pihak-pihak dari desa merupakan pihak-pihak yang paling banyak berkontribusi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
“Kita itu dijajah, harus diingat 3,5 abad oleh Belanda. Setelah itu, bangkitlah namanya perjuangan. Perjuangan itu paling banyak datangnya itu adalah orang-orang yang berada di desa. Itu benar loh. Kalau tidak percaya, cari di buku sejarah,” ujarnya.
Ia lalu menyampaikan perjuangan para pendahulu untuk memerdekakan Indonesia itu bisa dilanjutkan pada saat ini dengan menjaga persatuan antara para warga desa.
Persatuan dan kesatuan itu, lanjut dia, dapat dijaga salah satunya dengan melakukan musyawarah yang melibatkan masyarakat desa dalam menyelesaikan perbedaan. Megawati menyampaikan hal itu menjadi cara penyelesaian masalah yang diajarkan Pancasila.
“Jadi, kalau desa bersatu, saya setuju. Tolong dipikirkan, kalian berembuk. Itu kearifan lokal. Itu namanya gotong royong. Itu namanya Pancasila, yaitu musyawarah untuk mufakat,” ucapnya.
Tidak Menyangka
Megawati Soekarnoputri meraih penghargaan dari Apdesi sebagai tokoh penggerak gotong royong desa.
Penghargaan itu diberikan secara simbolis dengan penyerahan piagam penghargaan dari Ketua DPP Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Surta Wijaya dalam acara Peringatan Sembilan Tahun UU Desa di kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu.
Selain Megawati, sejumlah tokoh lainnya juga meraih penghargaan dari Apdesi, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan selaku tokoh nasional penggerak kemandirian desa, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian sebagai tokoh nasional penggerak tata kelola pemerintahan desa, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai gubernur peduli kesejahteraan aparatur desa.
Berikutnya, Ketua Majelis Pertimbangan Organisasi Apdesi Muhammad Asri Anas sebagai tokoh pemersatu organisasi desa dan politikus PDI Perjuangan Budiman Sujatmiko sebagai tokoh nasional pejuang UU Desa.
Megawati, Luhut, Tito, dan para penerima penghargaan itu selanjutnya melakukan sesi foto bersama di atas panggung. Ribuan kepala desa yang hadir pun menyambut momen itu dengan tepuk tangan meriah.
Megawati berterima kasih karena telah diberikan kesempatan oleh Apdesi dan para kepala desa untuk menghadiri acara tersebut.
Menurut dia, undangan itu diberikan karena Megawati kerap melakukan blusukan ke desa-desa di Indonesia untuk melihat langsung kehidupan masyarakat di desa.
“Saya berterima kasih diundang. Saya tidak menyangka diundang karena meskipun saya tahu karena saya ini suka blusukan ke desa-desa. Kalau namanya blusukan itu, bahasa Jawa. Kalau bahasa lain, diam-diam ke desa-desa, tidak perlu gembar-gembor buat melihat kehidupan di desa kayak gimana,” ujar dia.***