Politik
Pilpres 2024: Rakyat Kerap Sakit Hati karena Pemimpin Sering Berkhianat, Ganjar: Esuk Dele, Sore Tempe
FAKTUAL INDONESIA: Selain tidak beratika dan tidak bermoral kini terungkap lagi, pemimpin kerap berkhianat.
Sikap buruk pemimpin yang tidak bisa menjaga amanah dan berkhianat itu menurut calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo membuat rakyat kerap dibuat sakit hati.
Pernyataan keras Ganjar itu mempertegas lagi gerakan moral yang dicetuskan olah para akdemisi, kampus, mahasiswa dan ulama-ulama dalam konstelasi pemilihan umum presiden (Pilpres) tahun 2024.
“Sering kali rakyat sakit hati karena kepercayaan yang diberikan tidak amanah, ketika berbicara sering kali bohong, betul. Ketika dikasih kepercayaan sering kali berkhianat,” kata Ganjar di depan puluhan ribu pendukungnya pada acara ‘Hajatan Rakyat Banyuwangi’ di RTH Maron Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Lebih lanjut dalam pantauan media online, antaranews.com melansir, oleh sebab itu Ganjar menyatakan pentingnya pendidikan dan berkebudayaan untuk membangun kekuatan etika serta budi pekerti. Sehingga penghormatan terhadap orang tua dan guru-guru terjaga.
Capres yang diusung PDI Perjuangan (PDIP), PPP, Perindo dan Partai Hanura ini mengaku menerima keluhan para seniman mengenai kondisi budaya di Indonesia. Atas kondisi itu, Ganjar bersama pasangannya Mahfud Md berkomitmen untuk menjaga ketahanan budaya di Tanah Air.
“Apa ketahanan budayanya itu? Tindak-tanduk perilaku-nya baik. Apa itu? Etika yang baik, apa itu, penghormatan kepada orang tua dan guru-guru kita, apa itu? Budi pekerti,” kata Ganjar.
Menurut Ganjar, tak sulit bagi dirinya bersama Mahfud untuk mendukung perkembangan seni dan budaya.
“Buat Ganjar-Mahfud tidak sulit, pemerintah atur, pemerintah fasilitas seniman dan budayawan yang langsung melaksanakannya, sat set, itu yang bisa kita kerjakan,” ujarnya.
Oleh karena itu, capres berambut putih ini memastikan dirinya bersama Mahfud akan menyelesaikan semua persoalan itu. “Maka Insya Allah Ganjar-Mahfud akan membawa amanah ini,” ucap Ganjar.
Mencla-mencle
Capres nomor urut 03 Ganjar Pranowo menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan tidak akan berkampanye jelang pencoblosan suara pada 14 Februari 2024.
Menurut Ganjar, berdasarkan fakta, data dan jejak digital, justru menunjukkan hal berbeda dengan apa yang disampaikan Presiden Jokowi.
“Ada data, ada fakta, ada jejak digital yang berkali-kali keluar dan berkali-kali direvisi. Maka saya katakan kalau lah kemudian statement-staterment yang pernah muncul itu keliru, sampaikan dengan cara yang gentle, siapapun itu kalau itu adalah koreksinya,” kata Ganjar di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis.
Ganjar pun bicara soal peribahasa orang Jawa yang jangan plin-plan dalam kata maupun perbuatan. Ia juga menyinggung soal sikap plin-plan atau tak punya pendirian ketika menyampaikan sesuatu. Termasuk, dalam perkataan dan perbuatan yang tak sejalan.
“‘Esok Dhele, Sore Tempe’, (pagi kedelai, sore tempe) enggak bisa. Maka begitu kita berbeda-beda terus, maka sulit rakyat mempercayai itu. Berlaku untuk siapapun,” tegas Ganjar.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa dirinya tidak akan ikut berkampanye mendukung salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden di sisa masa kampanye Pemilu 2024.
Jokowi kembali menegaskan bahwa apa yang disampaikan beberapa waktu lalu tentang Presiden boleh berkampanye adalah menyampaikan ketentuan undang-undang.
Presiden juga sempat memberikan keterangan secara khusus di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, mengenai ketentuan yang membolehkan Presiden berkampanye.
Ia sempat menunjukkan sebuah catatan terkait Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Rentetan pernyataan dan keterangan Jokowi itu sempat menimbulkan pertanyaan publik apakah Presiden Jokowi akan ikut berkampanye mendukung salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, atau tidak. ***