Connect with us

Politik

Pilpres 2024: Mahfud MD Selangkah Lebih Maju, Siap Mundur dari Kabinet Jokowi, Jangan Gunakan Jabatan untuk Kepentingan Politik

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD siap mundur dari Kabinet Presiden Joko Widodo, ciptakan etika netralitas dalam Pilpres 2024

Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD siap mundur dari Kabinet Presiden Joko Widodo, ciptakan etika netralitas dalam Pilpres 2024

FAKTUAL INDONESIA: Meskipun masih mencari waktu yang tepat untuk mundur dari Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) namun calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD selangkah lebih maju dalam upaya menciptakan iklim netralitas pada pemilihan umum presiden (Pilpres) tahun 2024.

Dengan pernyataan akan mundur dari jabatan sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Jokowi, Mahfud ingin menunjukkan dirinya tidak mau terjebak menyalahgunakan jabatan saat kampanye.

Jika benar, Mahfud mundur maka dia bersama pasangannya, calon presiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo membuktikan menghormati etika dalam menciptakan persaingan yang adil dalam Pilpres 2024.

Apalagi rencana Mahfud untuk mundur telah didiskusikan dengan Ganjar. Sebelumnya, Ganjar menyarankan agar Mahfud sebagai pejabat publik untuk mundur dari jabatannya karena mengikuti Pemilu 2024.

“Saya sarankan mundurlah, berubahlah aturan. Termasuk Pak Mahfud. Jadi kita sudah diskusi dengan beliau pada soal ini agar fair lebih baik mundurlah. Kalau aturannya mau dibuat lebih bagus, pasti rakyat akan lebih senang,” kata Ganjar di kawasan Kendal, Jawa Tengah, Selasa (23/1/2024).

Advertisement

Jika benar nanti Mahfud mundur maka duetnya dengan Ganjar layak menjadi contoh Capres – Cawapres lainnya.

Terutama tentunya Capres – Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka. Saat saat Prabowo ini masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan dan Gibran Wali Kota Solo.

Sedangkan Capres – Cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar tidak menjabat di pemerintahan.

Menunggu Timing

“Menunggu timing (mundur sebagai Menko Polhukam). Dan dengan rasa hormat kepada Presiden Pak Jokowi, jadi tidak akan menyinggung siapa-siapa,” kata Mahfud dalam acara ‘Tabrak Prof’ di Semarang, Jawa Tengah, Selasa malam, tentang rencananya akan mundur dari Kabinet Jokowi pada waktu yang tepat.

Advertisement

Menurutnya, pengunduran diri itu akan dilakukan secara baik-baik sehingga tidak ada pertentangan. “Bahwa, saya pada saatnya yang tepat, nanti pasti akan mengajukan pengunduran diri secara baik-baik. Jadi, tidak ada pertentangan antara saya dengan Pak Ganjar,” sambung dia.

Mahfud pun menyoroti pernyataannya saat debat cawapres terakhir di Balai Sidang JCC Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) lalu di mana dia mengucapkan terima kasih kepada Jokowi yang sudah mempercayai dirinya mengemban tugas sebagai Menko Polhukam.

“Saya percaya dia punya niat baik untuk rakyat ketika mengangkat saya sebagai Menko Polhukam dan saya membantunya,” ucap Mahfud.

Dia juga bersedia mendampingi Ganjar untuk melaju ke Pilpres 2024 karena yakin sosok mantan Gubernur Jateng tersebut adalah pemimpin yang prorakyat.

Sementara itu, dia menjelaskan alasan dirinya tidak langsung mundur saat ini. Pertama, tidak ada aturan menteri harus mundur dari jabatannya bila mencalonkan diri sebagai capres/cawapres.

Advertisement

“Dulu yang tidak dilarang itu ya menteri, pejabat pusat lah. Tapi menjelang pilpres kemarin ditambah lagi aturannya bahwa walikota pun tidak harus mundur,” jelasnya.

Kedua, Mahfud juga menjamin meski dirinya menjadi cawapres, dia tidak menggunakan fasilitasnya sebagai Menko Polhukam untuk kepentingan kampanye.

“Ini sudah 3 bulan saya lakukan. Saya tidak pernah menggunakan fasilitas negara. Saya masih berkantor di Polhukam secara rutin. Semua surat masuk pasti selesai tidak sampai seminggu meskipun saya cawapres,” ungkap Mahfud.

Kemudian, dia juga mengatakan telah meminta kepada Pemda yang dikenalnya agar tidak menjemput atau melayaninya jika datang ke daerah-daerah.

“Saya tidak mau menggunakan jabatan saya untuk menggunakan fasilitas pemerintahan. Maksud saya agar ditiru oleh yang lain, kalau menjadi capres atau cawapres jangan mau dijemput pejabat Pemda. Jangan mau diantar atau didampingi. Hanya minta pengamanan saja pada Polri,” pungkasnya.

Advertisement

Menurut Mahfud, mundurnya ia dari kursi menteri untuk memberi tahu para menteri dan pejabat lain yang berlaga di Pilpres, agar tidak menyalahgunakan jabatan saat kampanye.

“Dan agar yang lain tahu bahwa menjadi pejabat itu jangan menggunakan jabatan untuk kepentingan politik, itu dosa politik yang akan meracuni generasi muda,” tegasnya. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement