Politik
Pilpres 2024: Kematangan Berdemokrasi, Anies: Tidak Menjelek-jelekan Lawan Usai Debat

Aksi dan gaya dari Capres Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo dalam Debat Pilpres 2024 yang digelar KPU
FAKTUAL INDONESIA: Penampilan saat dan sesudah Debat Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) tahun 2024 yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dapat menjadi salah satu alat pengukur kematangan berdemokrasi dari calon presiden (Capres) maupun calon wakil presiden (Cawapres) yang bersaing.
Kematangan berdemokrasi itu dapat dinilai masyarakat dengan melihat bagaimana Capres – Cawapres menghormati aturan dan waktu debat, kesiapan menguasai materi sesuai tema debat dan sikap masing-masing usai debat.
Karena pada saat debat itulah visi, misi dan program masing Capres – Cawapres diuji sesuai tema dan menelorkan solusi tentang permasalahan yang dihadapi bangsa ke depan.
Seperti diketahui, KPU RI telah menetapkan tiga peserta Pilpres 2024, yakni pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.
Capres nomor urut 1, Anies Bawedan menegaskan bahwa masalah yang terjadi saat debat capres-cawapres, seharusnya selesai setelah debat itu berakhir.
“Harusnya itu semua disampaikan pada saat debat. Forumnya di situ,” ujarnya.
Selain itu Anies mengingatkan kepada seluruh peserta Pilpres 2024 untuk tidak usah menjelekkan lawan ketika acara debat capres-cawapres selesai, apalagi membawa isu dalam debat itu keluar forum.
“Menurut saya, inilah pentingnya bagi masyarakat menilai, bahwa bagaimana di dalam diskusi, semua disampaikan; dan apabila ada keberatan, sampaikan saat itu juga. Itulah kematangan di dalam berdemokrasi,” kata Anies dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Anies mengatakan hal tersebut untuk menanggapi adanya komentar-komentar sinis dari capres nomor urut 2 Prabowo Subianto soal pernyataan Anies di Debat Ketiga Capres Pemilu 2024.
Menurut Anies, dia tidak pernah melanjutkan diskusi yang dibahas dalam debat capres-cawapres setelah berakhirnya acara debat itu. Mantan gubernur DKI Jakarta itu pun meminta kepada publik agar mempertanyakan hal tersebut secara langsung kepada Prabowo.
“Kalau debatnya berhasil, pasti setelah debat akan tenang. Tidak usah jelek-jelekin lawan,” kata Anies.
Sebelumnya, Prabowo Subianto, saat berkampanye di Pekanbaru, Riau, Selasa (9/1/2024), mengatakan ada pihak yang menyinggung kepemilikan tanah miliknya.
Menteri pertahanan itu pun mempertanyakan kapasitas kepintaran capres yang menyinggung masalah tersebut.
“Ada pula yang nyinggung-nyinggung punya tanah berapa, punya tanah ini. Dia pintar atau goblok sih? Dia mengerti nggak ada HGU, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai; itu tanah negara, Saudara,” kata Prabowo.
Jauh Dari Kepatutan
Anies mengaku tidak akan melaporkan umpatan Prabowo itu, bahkan akan membiarkan saja karena ini merupakan iklim demokrasi.
“Enggak (tidak akan melaporkan). Menurut saya begini, ini adalah proses demokrasi justru bagian dari penilaian bagi seluruh masyarakat,” kata Anies.
Anies mengatakan bahwa sudah sering menyampaikan bahwa pemerintah tidak boleh antikritik. Pada saat ini merupakan prosesnya.
Untuk itu, pihaknya tidak akan melaporkan siapa pun terkait umpatan maupun kritikan karena negara Indonesia merupakan negara demokrasi.
“Kemarin ‘kan beberapa kali saya sampaikan, kita ingin demokrasi ada kebebasan untuk mengkritik pemerintah. Pemerintah tidak boleh antikritik, pemerintah tidak boleh antisanggahan, sekarang sedang dalam proses,” tuturnya.
Menurut dia, pada masa kampanye seperti saat ini semua kandidat harus menerima kritikan, sanggahan dari siapa pun, dan ini merupakan bagian dari pemanasan.
Sementara itu Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menilai perkataan Prabowo Subianto yang dinilai menyinggung rivalnya saat debat beberapa waktu lalu jauh dari kepatutan, mengingat yang bersangkutan merupakan calon pemimpin bangsa.
“Kami melihat ketika penampilannya anti-klimaks saat debat, maka emosi saat debat dilupakan ketika berada di forum-forum dengan pendukungnya,” kata Juru Bicara (Jubir) Timnas AMIN, Billy David Nerotumilena, saat dihubungi melalui telepon di Jakarta, Jumat.
Menurut Billy, pernyataan Prabowo, yang dinilainya merupakan sebuah umpatan, jauh dari rasa kepatutan, apalagi yang bersangkutan selain menjadi capres juga merupakan tokoh publik dan ketua umum partai politik.
Oleh karena itu, dia menyayangkan perkataan kurang pantas dari Prabowo Subianto, apalagi itu dilakukan setelah debat.
“Sebagai tokoh publik, ketua parpol, dan capres; bahasa dan tutur kata yang disampaikan jauh dari rasa kepatutan,” imbuhnya.
Billy mengatakan ketika data yang disampaikan capres nomor urut 1 dan 3 saat Debat Ketiga Capres Pemilu 2024 dirasa keliru, maka seharusnya langsung ditanggapi pada forum debat tersebut dan bukan malah dibawa keluar forum.
“Kami ingin mengembalikan penilaian itu kepada masyarakat, karena masyarakat bisa menilai siapa yang sebenarnya punya masalah personal dan siapa pemimpin yang santun, berani menyampaikan kritik, pendapat ketika berada pada forum terbuka,” jelas Billy. ***