Olahraga
World Cup 2022 Qatar – Gagal Bawa Prancis Pertahankan Gelar, Lloris Sebut Bukan Waktunya Tanya Pensiun dari Timnas
FAKTUAL-INDONESIA: Kiper dan kapten Hugo Lloris mengatakan ini “bukan waktunya” untuk membahas masa depan internasionalnya, menyusul kekalahan Prancis dari Argentina di final World Cup 2022 Qatar.
Sebuah thriller enam gol akhirnya berjalan di jalan Argentina, dengan pemegang penampilan terbanyak sepanjang masa Les Bleus tidak mampu menyelamatkan penalti yang dia hadapi dalam adu penalti.
Sekarang berusia 35 tahun, Lloris telah menjadi bagian dari tim nasional Prancis selama 14 tahun serta telah menjadi kapten sejak 2010, dan ada pertanyaan apakah dia akan melanjutkan di jajaran Didier Deschamps.
Namun, sang kapten menepis pertanyaan tersebut dan percaya bahwa hasilnya akan membutuhkan waktu untuk dicerna. “Sekarang bukan waktunya untuk menjawab pertanyaan tersebut,” kata Lloris ketika ditanya soal pensiun kepada TF1. “Ini adalah malam yang menyakitkan bagi semua pemain, staf, manajemen, dan semua pendukung, bahkan jika kami mencapai hal-hal hebat. Ini harus menjadi eksperimen untuk masa depan. Butuh sedikit waktu bagi semua orang untuk mencernanya,” tambahnya.
Lloris juga menyatakan keyakinannya bahwa skuad Prancis melakukan segala yang mereka bisa untuk tampil sebagai pemenang, menyoroti respons setelah jeda setelah penampilan babak pertama yang buruk.
“Kami terlalu reaktif. Itu hampir pertandingan tinju, kami menyerah pukulan demi pukulan. Satu-satunya penyesalan yang bisa kami miliki adalah bahwa kami mungkin melewatkan babak pertama kami,” terang Lloris. “Meski begitu, kami tidak menyerah, kami percaya sampai akhir. Butuh pemenang, itu dimainkan melalui adu penalti. Selalu kejam berada di pihak yang salah. Tapi kami akan memberikan segalanya dari awal hingga akhir di kompetisi ini. Kami tampil kosong, sudah hampir sebulan kompetisi. Di final ini, kami bisa saja kalah 0-2 tapi kami terus percaya hingga akhir, kami mampu membalikkan keadaan. Ini sepakbola. Kami harus memberi selamat kepada Argentina yang membuat turnamen hebat, final yang hebat. Pertandingan bisa saja berubah, tapi kami terlalu reaktif,” imbuhnya. ****