Olahraga
Petarung ‘Serba Bisa’ Vincent Majid Terima Penghargaan MURI
FAKTUAL-INDONESIA: Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahi penghargaan kepada Vincent Majid (32) berkat prestasi luar biasa yang berhasil diukir dengan menjadi juara pada 12 beladiri. Pemberian penghargaan dilangsungkan di Kantor MURI di MOI (Mall Indonesia) Kelapa Gading, Jakarta, Kamis (22/9/2022).
“Alhamdulillah, senang dan bangga rasanya menerima penghargaan dari MURI,” kata Vincent didampingi istri Widya G dan putranya yang masih balita serta kedua orantuanya, Yahya Majid (ayah) dan Umi K (Ibu) usai acara menerima Piagam Penghargaan MURI yang diserahkan putra pendiri MURI Jaya Soeprana. “Rasanya tidak ada yang sia-sia kerja keras saya selama menekuni 12 cabang beladiri sejauh ini,” sambung patarung beladiri ‘serba bisa’ kelahiran Tangerang 14 Desember 1989 dan memiliki dua orang adik, yakni Viviana Majid dan Vitriana Majid.
Ketika ditanya laga bedadiri yang paling terkesan sepanjang kariernya? Vincent menyebut hampir semuanya dari 12 beladiri yang berhasil dia juarai, seluruhnya memiliki kesan tersendiri. Ini karena dari beladiri satu ke beladiri yang lainnya punya aturan dan faktor kesulitan yang berbeda-beda, serta harus berhadapan melawan ‘jawara-jawara’ dari 12 beladiri tersebut. Ada pun 12 beladiri yang ditekuni dan berhasil membubuhkan diri menjadi juara adalah: Judo , karate , combat sambo , sport sambo , wushu sanda , kick boxing , ju-jitsu , submission grappling , MMA , kung fu toa , muaythai dan pencak dor.
“Semuanya dari 12 beladiri yang satu tekuni punya kesan masing-masing,” aku Vincent. “Ini karena saya harus selalu bisa menyesuaikan aturan yang diberlakukan untuk 12 beladiri yang saya tekuni. Aturan beladiri satu dengan beladiri yang lainnya berbeda-beda sehingga saya sebelum bertanding harus melakukan penyesuaian terlebih dulu. Biasa saya melakukan penyesuaian itu satu sampai tiga bulan sebelum bertanding. Dan saya harus bertanding melawan jawara-jawara dari 12 cabang beladiri itu sendiri ,” lanjut Vincent.
Kalahkan Idola dan Petarung Favoritnya
Walau mengaku ke-12 beladiri punya kesan terbaik masing-masing ketika dirinya berhasil meraih juara, tapi Vincent menuturkan laga memperebutkan sabuk juara di kelas Heavyweight Indonesian Badass Championship (IBC) 2016 memberikan kesan tersendiri baginya. Vincent berhasil mengalahkan lawannya, Anthony ‘Danny’ Pajouw yang tak lain merupakan idola dan petarung favoritnya.
“Jujur dia (Danny) itu idola saya waktu kecil, dia petarung yang hebat,” kata Vincent. “Sebelum saya mulai
bertanding dan terjun menekuni beladiri, dia adalah idola dan favorit saya. Jadi suatu kehormatan bagi saya bisa berhadapan dan menang melawan Sensei yang juga idola saya,” lanjut Vincent.
Anthony ‘Danny’ Pajouw merupakan jawara Indonesia Open Karate Tournament di Surabaya Oktober 2001, pernah mengikuti World Open Karate Tournament dan berbagai kejuaraan bergengsi lainnya. “Jadi itu menjadikan laga paling berkesan dalam arti saya berhasil mengalahkan petarung idola. Tak banyak orang bisa merasakan bertarung dengan petarung idola seperti yang saya alami ini. Itu sebab laga melawan Sensei Danny amat sangat punya kesan tersendiri bagi perjalanan saya menjadi juara pada 12 beladiri yang saya tekuni,” aku Vincent.
Meski telah berhasil menyabet juara pada 12 beladiri yang ditekuni, Vincent mengaku masih punya satu obsesi yang ingin dia capai. “Saya sudah pernah merebut medali emas PON 2012 Riau. Tapi saya masih pengen banget merebut medali emas di PON XXIV Sumut-Aceh. Di PON XXIV saya akan bertanding di cabang Combat2Sambo dan memperkuat Aceh. Saya pengen sekali meraih medali emas di PON XXIV nanti,” pungkas Vincent.
Sementara itu sanga ayah, Yahya Majid, mengatakan keberhasilan yang diraih putra sulungnya itu juga tak terlepas karena dukungan penuh dari keluarga. “Dari usia 6 tahun saya bersama ibunya memperkenalkan Vincent berlatih beladiri, pertama-tama berlatih karate dan kemudian judo di usia 13 tahun hingga kemudian dia sendiri mengembangkan kariernya sampai berkecimpung menjadi atlet di 12 cabang beladiri. Saya berharap dengan penghargaan dari MURI ini Vincent akan tetap termotivasi untuk terus meraih prestasi, dan kemudian menurunkan ilmu beladirinya kepada atlet-atlet muda Indonesia agar juga berhasil menjadi juara untuk kebanggaan Indonesia di masa mendatang,” jelas Yahya Majid.
Sedang sang Ibu Umi K mengaku, sebagai seorang ibu selalu dag dig dug ketika menjelang Vincent harus berhadapan dengan para juara. Tapi setelah putra sulungnya itu berada di matras atau ontagon, justru Umi malah memilih menonton paling depan untuk memberikan dukungan pada putranya bertarung maksimal untuk keluar sebagai pemenang. ****