Connect with us

Olahraga

Hong Kong Open 2023: Peluang Cetak 2 Partai All Indonesian Finals Gagal Terwujud, Indonesia Loloskan 3 Wakil di Final

Avatar

Diterbitkan

pada

Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin kerja keras tumbangkan pasangan peraih emas Olimpiade guna lolos ke final. (Foto: PBSI)

FAKTUAL-INDONESIA: Tim bulutangkis Indonesia nyaris membubuhkan prestasi gemilang mencetak dua partai All Indonesian Final di turnamen BWF Super 500 Hong Kong Open 2023, hanya sayang hal itu gagal terwujud karena ganda putra Muhammad Ahsan/Hendra Setiawan dan tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting harus takluk kepada lawan masing-masing di semifinal, Sabtu (16/9/2023), di Hong Kong Coliseum, Hong Kong.

Ganda putra Ahsan/Hendra yang menempati unggulan kelima harus menyerah kepada pasangan unggulan ketujuh Kim Astrup/Anders Skaarup (Denmark) dengan laga alot tiga game 22-24, 21-19 dan 11-21. Sedangkan Anthony tak berdaya ketika menghadapi Kenta Nishimoto dengan takluk dalam dua game langsung 13-21, 15-21

Namun Skuad Merah Putih berhasilkan menempatkan tiga wakilnya di partai final. Wakil Skuad Merah Putih yang berhasil melenggang ke parta puncar terdiri: Jonatan Christie (tunggal putra), Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ganda putra) dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramandhanti (ganda putri).

Indonesia memiliki peluang membuat dua artai All Indonesia Finals di sektor ganda putra dan tunggal putra. Tapi sayang impian itu gagal terjuwud sesudah salah satu wakil Skuad Merah Putih menderita kalah di semifinal.

Kondisi Meragukan

Advertisement

Sementara itu turun dengan kondisi kesiapan yang meragukan, tunggal putra Jonatan Christie justru bermain luar biasa hingga lolos ke partai puncak. Ia di semifinal menyudahi perlawanan bintang muda Negeri Jiran NG Tze Yong (Malaysia) melalui laga alot rubber game 21-19, 21-23 dan 21-13.

“Puji Tuhan, berkat Tuhan yang luar biasa,” ucap singkat Jonatan usai pertandingan. “Jujur, dari pertama datang ke Hong Kong ini dalam kondisi yang belum tahu bisa main atau tidak. Kondisi otot perut yang saat itu tidak enak tapi berjalannya waktu Tuhan bantu pulihkan. Tapi dari pertandingan hari ini masih banyak yang harus diperbaiki terutama ketika poin-poin unggul, masih kurang tenang, masih kurang disiplin dan kurang berani penggunaan pukulannya,” sambungnya.

Ditambahkan Jonatan, dirinya juga sempat dihinggapi keraguan. “Sempat beberapa kali malah jadi ragu-ragu dan lawan jadi lebih leluasa untuk mengontrol pertandingan,” kata Jonatan. “Di game kedua, sisi negatifnya memang itu tidak boleh dilakukan, saya harus belajar lagi. Tapi sisi positifnya ketika itu terjadi, di game ketiga mental saya tidak drop dan bisa fokus lagi. Itu sesuatu yang bisa menjadi nilai plus tadi. Pasti ada kepikiran apa yang terjadi Australian Open lalu. Ketika di masa lalu sudah terjadi, itu masih teringat. Jadi ada rasa ragunya tapi bersyukur kali ini saya bisa melewatinya,” lanjutnya yang akan menghadapi Kenta Nishimoto di final.

Permainan gemilang juga ditampilkan pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Mereka merebut tempat di final sesudah menaklukkan pasangan peraih medali emas Olimpiade Lee Yang/Wang Chi-Lin (Chinesse Taipei) melalui perjuangan keras tiga game 13-21, 21-8 dan 21-13.

“Bersyukur Puji Tuhan kami bisa kembali lolos ke final,” kata Daniel. “Kami mencoba maksimal saja di pertandingan tadi, percaya sama kemampuan kami. Walau tadi sempat kalah di gim pertama tapi kami tetap berkomunikasi, menyemangati satu sama lain dan fokus apa yang diinstruksikan pelatih. Setelah unggul kamipun berusaha untuk tidak mengendurkan tempo. Terus menekan lawan. Kami mempelajari permainan mereka dan sudah mengantisipasi pukulan-pukulan mereka. Apa yang kami siapkan berjalan lancar di gim
kedua dan ketiga,” lanjutnya.

Advertisement

Sedang Leo mengaku sempat lengah sehingga mendapatkan tekanan dari lawan. ” Di game pertama setelah unggul kami lengah lalu mereka bisa menekan kami,” aku Leo. Pola yang kami terapkan pun tidak tepat. Semoga kami bisa memberikan yang terbaik untuk PBSI dan Indonesia,” tambahnya.

Sukses juga dipetik ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti. Mereka lolos ke final sesudah meredam pasangan Maiken Fruergaard/Sara Thygesen (Denmark) dengan dua gama langsung 21-16, 23-21.

“Tadi di game kedua saat sudah match point, kami mengendur,” aku Apriyani. “Mungkin ada perasaan mau selesai pertandingannya dan kami tidak menyiapkan apa yang harusnya disiapkan di poin terakhir itu. Kondisi kami alhamdulillah baik dari kondisi badan, pikiran dan komunikasi antara saya, Fadia dan mas Pras (Prasetyo Restu Basuki) yang mendampingi. Untuk besok di final tinggal siapkan mentalnya saja,” jelas Apriyani.

Sementara Fadia mengatakan sempat terburu-buru hingga menguntungkan lawan. “Lawan saat kami sudah match point sebenarnya sudah terlihat pasrah, pukulannya asal balik saja tapi kami malah terburu-buru,” aku Fadia. “Setelah disamakan baru kami coba komunikasikan kembali, mengingatkan untuk lebih tenang, dan akhirnya alhamdulillah bisa menang. Besok akan jadi partai yang ramai, kami sudah sama-sama tahu, sudah sering bertemu. Kami harus main taktis dan tidak boleh hilang fokus sedikitpun,” lanjut Fadia yang akan jumpa pasangan Pearly Tan/Thinaah M (Malaysia).

Skuad Meraj Putih sebenarnya juga punya kesempatan tempatkan wakil di final tunggal putri. Hanya sayang, tunggal putri wakil Indonesia Gregoria Mariska Tunjung harus kandas di tangan unggulan utama Akane Yamaguchi (Jepang) lewat partai alot tiga game 17-21, 25-23 dan 18-21.

Advertisement

“Saat saya sudah unggul di game pertama dan lawan dengan cepat mengubah pola lalu membuat saya balik tertekan, saya tidak bisa keluar dari situasi itu,” aku Gregoria. “Saya sudah unggul empat poin tapi tidak bisa memanfaatkannya dengan baik, ditambah saya terlalu lama fokus memikirkan lawan sedang mengejar padahal harusnya fokus saya adalah bagaimana untuk dapat poin lagi ketika lawan juga dapat poin. Di game  ketiga juga sama, saya hilang poin dengan sangat cepat di kedudukann 14-14 langsung 14-18. Itu menjadi kesalahan terbesar saya di pertandingan kali ini. Pelajaran buat saya untuk tidak mudah blank karena ketika melawan pemain-pemain level atas seperti Akane ini, bagaimana saya tidak boleh hanya memikirkan bagaimana bisa mendapat poin tapi juga bagaimana bisa meminimalisir kesalahan-kesalahan sendiri,” jelasnya.****

Lanjutkan Membaca
Advertisement