Connect with us

Olahraga

Menjadi Selebriti, Pengorbanan Seorang MBH Buat Bridge Indonesia

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Michael Bambang Hartono (MBH) menggeluti bridge sejak usia enam tahun

Michael Bambang Hartono (MBH) menggeluti bridge sejak usia enam tahun

Oleh: Bert Toar Polii

FAKTUAL-INDONESIA: Puluhan tahun Michael Bambang Hartono (MBH)  telah berbuat buat bridge Indonesia tanpa banyak diketahui masyarakat luas kecuali penggemar olahraga bridge Indonesia.

MBH yang kini berusia 82  tahun itu menggeluti bridge sejak lama. Dia mengenal saat masih berusia 6 tahun.

Awalnya ia mendirikan Djarum Bridge Club kemudian mengadakan Turnamen Bridge Internasional Djarum Cup serta mendidik para pemain pemula di klubnya yang  sekarang beberapa diantaranya menjadi andalan tim nasional.

Disamping itu ia juga menjadi sponsor buat Pengurus Gabungan Bridge Seluruh Indonesia. Sebagai orang terkaya di Indonesia buat saya ini belum masuk kategori pengorbanan yang saya maksud.

Berkorban uang untuk hobinya sendiri rasanya pantas untuk seorang Bambang Hartono panggilan akrabnya.

Advertisement

Tapi yang saya anggap pengorbanan besar dia, adalah kesediaan dia untuk menjadi “selebriti bridge” sehingga membuat dirinya menjadi sangat terkenal.

Kalau kita membaca media saat baik sebelum dan setelah Asian Games berjalan maka berita tentang Bambang Hartono seorang atlet tertua dan terkaya dari kontingen Indonesia telah menjadi viral. Tidak saja media dalam negeri tapi juga media luar negeri.

Padahal ini sangat bertolak belakang dengan sifatnya. Saya teringat waktu mengikuti World Team Bridge Championship tahun 2017 di Lyon Perancis dimana saya sebagai partnernya ditegor karena telah memuat fotonya di halaman FaceBook  saya.

Memang selama ini hampir tidak ada yang mengenal dia karena kalau kita googling di internet sangat sedikit informasi yang akan muncul bahkan gambarnya sering bukan gambar dia tapi orang lain.

Ketika saya tanya kenapa? Ia menjawab saya tidak ingin dikenal karena itu akan mengurangi privasi dia. Kita tidak bisa bebas lagi makan di kaki lima seperti yang biasa kita lakukan, lanjut Bapak yg sebentar lagi berusia 83 tahun.

Advertisement

Ini benar karena saya sudah mengenal beliau sejak awal tahun 1980an. Terakhir tahun 2016 kami makan berdua di food court Lucky Plaza di Singapura sambil berdiri karena penuh sesak. Dia sih santai saja, saya yang bingung takut ada yang foto.

Tahun 1985 kami sudah satu tim di Asean Bridge Club Championships di Singapura mewakili Djarum Bridge Club.

Semoga pengorbanan dia membawa dampak positif dengan semakin dikenalnya olahraga bridge di Indonesia dan dunia. Saya kebetulan juga ikut diwawancarai dan mengetahui bahwa sebagian besar peliput awam tentang olahraga bridge.

Sebagai partnernya, ketika ia mengadakan pesta ulang tahun ke 80, saya diminta memberikan cerita-cerita menarik tentangnya menyangkut hobi yang digelutinya.

Wawancara ini kemudian direkam dan ditampilkan saat perayaan ultah. Disitu saya menceriterakan suatu kejadian lucu di meja bridge ketika kami bertanding di Atlanta, Amerika Serikat.

Advertisement

Sore hari ia mengajak saya ngobrol sekaligus mencicipi wine tanpa sadar kita harus bertanding sesudah itu.

Akibatnya saat bertanding MBH ngantuk dan harus dibanguni oleh saya maupun lawan ketika gilirannya.

Untuk semua maklum ketika mengetahui usianya. ***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement