Connect with us

Olahraga

4 Negara Saingan Indonesia di Asian Games Hangzhou Berlaga di Maroko

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Oleh : Bert Toar Polii

FAKTUAL-INDONESIA: Pada tanggal 20 Agustus – 2 September 2023 di Maroko akan digelar The 46th World Team Championship yang mempertandingkan Bermuda Bowl, Venice Cup, d’Orsi Trophy dan The Wuhan Cup masing-masing untuk nomor Opem. Woman, Senior dan Mixed Team.

Sayang sekali kegagalan Indonesia di The 53rd Asia Pacific Bridge Federation Championship di Hongkong membuat tidak ada satupun wakil Indonesia disana.

Padahal pada beberapa kejuaraan sebelumnya selalu ada wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia tersebut.

Hal ini jelas berdampak pada event berikutnya yang sangat penting, yaitu The 19th Asian Games Hangzhou. Karena The 46th World Team Championship bisa menjadi lading uji coba yang bermutu.

Advertisement

Minimal ada 4 negara saingan kita di Asian Games Hangzhou akan berlaga di Maroko. Di nomor putri ada China, China Hongkong, Chinesse Taipei dan India, sedangkan di nomor mixed ada China, Chinesse Taipei, Singapura dan India.

Bermain di event sebesar ini jelas akan mendongkrak kemampuan  pemain karena umumnya mendapat lawan yang lebih kuat.

Oleh sebab itu umumnya tim akan mencari lawan uji coba yang kuat.

Ini beberapa alasan, kenapa itu dilakukan :

  1. Peningkatan Keterampilan dan Kemampuan: Melawan lawan yang kuat akan memaksa tim atau individu untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan mereka. Teknik, strategi, dan taktik yang lebih baik mungkin harus dikembangkan agar bisa bersaing dengan lawan yang memiliki tingkat kualitas yang lebih tinggi. Ini membantu pemain atau tim untuk tumbuh dan mengasah keterampilan mereka lebih cepat.
  2. Penilaian Kinerja Sebenarnya: Bermain melawan lawan yang kuat memberikan kesempatan untuk mengukur sejauh mana tim atau individu telah berkembang. Performa melawan lawan yang lebih kuat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kekuatan dan kelemahan tim atau individu. Ini dapat membantu dalam mengevaluasi di mana harus berfokus untuk perbaikan lebih lanjut.
  3. Meningkatkan Mentalitas Kompetitif: Melawan lawan yang kuat dapat membantu mengasah mentalitas kompetitif. Ini dapat membantu pemain atau tim untuk mengatasi tekanan, belajar bermain dengan rasa percaya diri, dan beradaptasi dengan situasi permainan yang lebih menantang.
  4. Penyesuaian terhadap Intensitas: Pertandingan melawan lawan yang kuat memberikan pengalaman bermain dalam situasi intens dan kompetitif. Ini membantu pemain atau tim untuk terbiasa dengan tekanan dan tingkat intensitas yang lebih tinggi, yang dapat sangat berguna ketika berhadapan dengan pertandingan penting di masa depan.
  5. Identifikasi Kelemahan: Melawan lawan yang kuat dapat mengungkapkan kelemahan atau kekurangan dalam strategi atau keterampilan tim atau individu. Ini memberi kesempatan untuk mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki sebelum masuk ke pertandingan resmi.
  6. Meningkatkan Daya Tahan Fisik dan Mental: Bermain melawan lawan yang kuat sering kali memerlukan upaya ekstra dalam hal fisik dan mental. Ini membantu dalam membangun daya tahan fisik dan mental yang lebih baik, yang merupakan atribut penting dalam olahraga.
  7. Menyesuaikan Diri dengan Berbagai Gaya Permainan: Bermain melawan lawan yang kuat dengan gaya permainan yang berbeda-beda membantu tim atau individu untuk beradaptasi dengan berbagai situasi. Ini dapat mengembangkan fleksibilitas dalam strategi dan mempersiapkan mereka untuk berurusan dengan lawan-lawan dengan gaya permainan yang beragam.

Penting untuk diingat bahwa laga uji coba bukan hanya tentang meraih kemenangan, tetapi lebih tentang belajar dan meningkatkan kualitas permainan. Oleh karena itu, mencari lawan yang kuat memberikan kesempatan yang berharga bagi perkembangan tim atau individu dalam dunia olahraga.

Saya punya pengalaman yang membekas sampai saat ini. Terjadi tahun 2011 saat saya menjadi NPC tim putri di Kejuaraan Dunia Venice Cup di Veldhoven Belanda.

Advertisement

Ketika kami bertanding di final melawan Perancis, melihat kondisi pemain dan tim sudah ketinggalan cukup jauh, saya memutuskan untuk menyerah dan tidak bertanding session terakhir. Keputusan saya ini ditegur oleh Alm. Erick Kokish mantan pelatih timnas Indonesia. Menurut almarhum bertanding di Kejuaraan Dunia apalagi di final sangat berharga untuk dilakoni pemain. Karena ini akan sangat bermanfaat meningkatkan kemampuan pemain seperti yang telah diuraikan diatas.

Sebenarnya Indonesia juga bisa memanfaatkan event di Maroko walaupun tidak lolos sebagai ajang uji coba.

Karena pada tanggal 28 Agustus – 2 Nopember  ada event 13th World Transnational Open Teams Championship (WTOT) yang jelas bermutu karena selain diikuti regu-regu yang tidak lolos ke babak 8 besar juga peserta baru. Sampai saat ini sudah terdaftar 32 tim dari 22 negara.

Namun sepertinya tim Indonesia lebih memilih mengikuti Menpora Cup di Bali dan try-out ke Korea Selatan. ****

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement