News
Para Guru Diminta Waspadai Pinjaman Online

Kepala OJK Jatim, Bambang Mukti Riyadi
FAKTUALid – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar webinar series literasi keuangan kepada 1.000 tenaga pengajar, yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Jawa Timur. Event ini digelar sebagai bentuk apresiasi OJK kepada para guru, sebagai katalis percepatan pemerataan literasi keuangan di tingkat pelajar.
Menurut Kepala OJK Regional 4 Jawa Timur, Bambang Mukti Riyadi, untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, OJK telah merumuskan Strategi Pendekatan Program Literasi dan Edukasi Keuangan berdasarkan beberapa pendekatan. “Mengacu pada strategi tersebut, pelaksanaan webinar series ini kami akan fokuskan pada penyampaian materi mengenai Pengenalan OJK, Waspada Pinjaman Online dan Investasi Ilegal serta Pengenalan Pasar Modal dan Industri Keuangan Non-Bank atau IKNB,” ujarnya, Sabtu (14/08/2021).
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2019, tingkat literasi Pasar Modal dan IKNB masih tergolong rendah di bawah sektor Perbankan. Tingkat literasi sektor Pasar Modal misalnya hanya sebesar 4,92%, sektor Perasuransian sebesar 19,4%, dan sektor Lembaga Pembiayaan sebesar 15,17%. Sedangkan untuk sektor perbankan sebesar 36,12%.
Webinar series juga digelar untuk menghasilkan duta-duta literasi dan edukasi keuangan sebagai perpanjangan tangan dari OJK untuk membantu menyampaikan informasi tentang OJK, Waspada Pinjaman Online dan Investasi Ilegal, serta Pengenalan Pasar Modal dan IKNB untuk lingkup Jawa Timur.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Ramliyanto, mengapresiasi para guru yang selalu mengembangkan kompetensi kecerdasan finansial melalui kegiatan webinar series ini. “Kami sering mendapatkan laporan dari para Kepala Sekolah, para Kepala Dinas (Kabupaten/Kota) tentang para guru yang menjadi korban investasi bodong, pinjaman online dan lembaga keuangan yang tidak jelas legalitasnya,’ ujarnya.
Kegiatan yang melibatkan para guru seperti ini dinilai penting, karena mereka tidak hanya menjadi tempat jujugan (tujuan) para siswa-siswi bertanya. “Masyarakat juga sering menjadikan guru sebagai rujukan untuk bertanya terkait penawaran investasi, dan sebagainya karena banyak guru yang menjadi tokoh, dan panutan dalam komunitas,” ujarnya.***