Connect with us

Nasional

Kemenag akan Menggelar Sidang Isbat Sore Ini, Lebaran Kemungkinan Berbeda

Avatar

Diterbitkan

pada

Ilustrasi memantau hilal untuk menentukan Idul Fitri jatuh tanggal berapa. (ist)

FAKTUAL-INDONESIA : Lebaran tahun ini kemungkinan tidak serempak. PP Muhammadiyah sudah mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat (21/4/2023). Sementara, pemerintah RI melalui Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 1444 H/2023 M pada Jumat sore ini.

Sidang isbat Lebaran 2023 akan berlangsung pada 29 Ramadan petang. Mengacu pada amanah Fatwa MUI Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah, pemerintah menggunakan metode rukyah dan hisab untuk menentukan permulaan bulan.

Pentuan awal Ramadan 1444 H/2023 M, Rabu (22/3/2023) lalu, 1 Ramadan jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023. Dengan demikian, 29 Ramadan akan jatuh pada Kamis, 20 April 2023.

Hasil sidang isbat biasanya akan diumumkan melalui konferensi pers menjelang Isya.

Sidang isbat akan dihadiri oleh MUI, perwakilan ormas Islam, DPR, sejumlah duta besar negara sahabat, serta kementerian dan lembaga terkait.

Advertisement

Rangkaian Sidang Isbat Lebaran 2023
Sebagai gambaran, rangkaian sidang isbat Lebaran tahun lalu diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh Tim Falakiyah Kemenag yang disiarkan secara langsung melalui media Kemenag. Pada tahap ini masih terbuka untuk umum. Pemaparan dimulai sekitar pukul 17.00 WIB.

Selanjutnya, pemerintah akan menggelar sidang isbat secara tertutup. Sidang isbat Lebaran dimulai setelah Magrib hingga menjelang Isya. Setelah itu, pemerintah melalui Menteri Agama akan mengumumkan hasil sidang isbat tersebut.

Lebaran 2023 Kemungkinan Tidak Serentak
Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Syamsul Anwar menyebut, ada potensi perbedaan Lebaran antara pemerintah dengan PP Muhammadiyah.

Ia mengatakan, posisi hilal menurut kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang menjadi pedoman Kemenag, belum terpenuhi untuk dapat dilihat.

“Karena belum dapat dilihat, maka menurut kriteria MABIMS keesokan harinya belum terpenuhi syarat memasuki bulan baru,” ujar Syamsul dalam dalam konferensi pers penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta yang turut disiarkan secara daring, Senin (6/2/2023) lalu.

Advertisement

“Sedangkan menurut syarat kriteria wujudul hilal yang tidak berpatokan kepada penampakan yaitu tidak terlihat dan terlihatnya maka keesokan harinya sudah dianggap masuk bulan baru yaitu untuk 1 Syawal (jatuh pada) 21 April 2023,” imbuhnya

PP Muhammadiyah sendiri telah menetapkan 1 Syawal 1444 H/2023 M jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Artinya, puasa Ramadan berlangsung dalam 29 hari.

Selain PP Muhammadiyah, Kemenag dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga menyampaikan kemungkinan adanya perbedaan Lebaran 2023.***

Advertisement
Lanjutkan Membaca