Nasional
World Diabetes Day: Menkes Budi Gunadi Menekankan Pentingnya Pemeriksaan Berkala, Termasuk pada Anak dan Remaja

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada peringatan World Diabetes Day di RSUP Fatmawati Jakarta, Minggu (16/11/2025), Pemerintah perkuat deteksi dini melalui CKG, dan Layanan Perawatan Diabetes di Indonesia. (Kemenkes)
FAKTUAL INDONESIA: Diabetes masih menjadi salah satu penyakit dengan beban pembiayaan kesehatan terbesar, serta berisiko tinggi menimbulkan komplikasi dan kematian apabila tidak dideteksi dan ditangani lebih awal.
Pencegahan diabetes harus dimulai sejak dini melalui perubahan perilaku, pemeriksaan rutin, dan akses layanan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat.
Demikian dikemukakan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada peringatan World Diabetes Day di RSUP Fatmawati Jakarta, Minggu (16/11/2025).
Menkes Budi Gunadi menekankan pentingnya pemeriksaan berkala, termasuk pada anak dan remaja.
“Diabetes bukan hanya soal gula darah. Dampaknya luas, memengaruhi kualitas hidup, produktivitas, hingga pembiayaan negara. Karena itu kita harus bergerak lebih cepat melalui deteksi dini dan pencegahan,” kata Menkes.
Baca Juga : Operasi Jantung Terbuka Perdana Sukses di Jambi, Menkes: Semua Kabupaten akan Dibagi Alat Penanganan Jantung dan Stroke
Sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam penguatan upaya deteksi dini, Budi Gunadi menegaskan bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) akan menjadi salah satu strategi berbasis populasi untuk menemukan faktor risiko dan kasus diabetes lebih awal di masyarakat, baik pada anak, dewasa, maupun lansia.
“Melalui CKG, kita ingin masyarakat tahu kondisi kesehatannya lebih cepat dan tidak terlambat mendapatkan intervensi. Semakin awal ditemukan, semakin besar peluang mencegah komplikasi berat dan menekan biaya pengobatan,” jelasnya seperti dilansir Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan.
Selain skrining, pemerintah juga memperkuat pencatatan dan pelaporan kasus diabetes melalui integrasi data digital kesehatan (registry) serta memperluas akses pengobatan, termasuk insulin, secara bertahap bagi pasien yang membutuhkan.
Baca Juga : Waspada COVID-19, Kemenkes Himbau Jamaah Haji yang Baru Pulang Terapkan Protokol Kesehatan
Budi Gunadi menegaskan bahwa keberhasilan penanganan diabetes memerlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat dan lintas sektor, termasuk keluarga, tenaga kesehatan, komunitas, sekolah, serta lingkungan kerja.
“Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Kita ingin anak-anak, remaja, dan generasi produktif tumbuh sehat dan bebas komplikasi diabetes. Ini hanya bisa dicapai dengan kolaborasi semua pihak,” ujarnya.
Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Fatmawati dr. Muhammad Azhari Taufik menyampaikan bahwa jumlah pasien diabetes tipe 1 yang ditangani rumah sakit mengalami peningkatan signifikan dalam dua tahun terakhir. Hal ini menunjukkan pentingnya penguatan aspek deteksi dini, tata laksana, pendampingan keluarga, serta dukungan psikososial dan pembiayaan jangka panjang.
Azhari menyebutkan bahwa jumlah pasien diabetes tipe 1 yang rutin berobat di RSUP Fatmawati meningkat dari 38 pasien pada tahun 2024 menjadi 65 pasien pada 2025. Data ini selaras dengan peningkatan kasus yang tercatat di Provinsi DKI Jakarta.
Baca Juga : Presiden Prabowo Terima Laporan Menkes Budi Gunadi dari Kenaikan Kasus Covid-19 hingga Skrining TBC
Ia menegaskan bahwa penanganan diabetes, terutama pada anak, tidak hanya bergantung pada terapi medis, namun juga dukungan lintas pihak mulai dari fasilitas kesehatan, tenaga medis, organisasi profesi, hingga keluarga.
“Diabetes adalah perjalanan panjang. Anak-anak ini harus didukung untuk bisa tumbuh, belajar, dan berprestasi. Ini bukan hanya soal terapi insulin, tetapi tentang memastikan mereka bisa menjalani hidup yang sehat, bahagia, dan percaya diri,” lanjutnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya digitalisasi data kesehatan, khususnya melalui platform Satu Sehat, agar penanganan dan monitoring pasien diabetes dapat dilakukan lebih efektif dan terpadu dari hulu ke hilir.
“Data kesehatan harus terintegrasi. Ketika digitalisasi berjalan baik, monitoring lebih mudah, penanganan lebih tepat, dan kebijakan lebih akurat,” jelasnya. ***