Connect with us

Nasional

Terhalang Kabut, Jarak Luncur Awan Panas Guguran Erupsi Gunung Semeru Tak Teramati

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Erupsi Semeru yang terekam di seismograf Pos Pengamatan Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Kamis (28/3/2024) sore.

Erupsi Semeru yang terekam di seismograf Pos Pengamatan Gunung Semeru di Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, Kamis (28/3/2024) sore.

FAKTUAL INDONESIA: Jarak luncur erupsi berupa awan panas guguran Gunung Semeru di Jawa Timur (Jatim), Kamis (28/3/2024), tak teramati karena terhalang kabut.

Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang Jawa Timur erupsi disertai awan panas guguran pada pukul 15.18 WIB.

Erupsi Gunung Semeru berupa awan panas guguran tersebut tercatat di seismogram dengan amplitudo maksimum 37 mm dengan durasi sekitar 27 menit.

“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 28 Maret 2024, pukul 15.18 WIB. Visual letusan tidak teramati,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, dalam laporan tertulis yang diterima di Kabupaten Lumajang, Kamis.

Ghufron mengatakan telah terjadi 11 kali gempa letusan dengan amplitudo 12-22 mm, dan lama gempa 65-149 detik. Selain itu juga terjadi 1 kali gempa Awan Panas Guguran (APG) dengan amplitudo 37 mm dan lama gempa 1.620 detik.

Advertisement

Ia juga mencatat terjadi tiga jenis gempa lainnya yakni 1 kali gempa Embusan dengan amplitudo 4 mm, dan lama gempa 56 detik, 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 36 mm, S-P 35 detik dan lama gempa 165 detik, serta 1 kali gempa Getaran Banjir dengan amplitudo 34 mm dan lama gempa 4.207 detik.

Saat ini Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) berada pada Status Level III (Siaga), dengan rekomendasi tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Sehingga di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Kemudian warga dilarang beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. ***

Advertisement

Lanjutkan Membaca