Nasional
Menag Nasaruddin Umar Apresiasi Pendekatan Komunitas Katolik Sant’Egidio dalam Membangun Perdamaian

Menteri Agama Nasaruddin Umar (kanan) bertemu dengan Aktivis San’tEgidio Valeria Martono, Senin (21/4/2025), di Kantor Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat
FAKTUAL INDONESIA: Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyambut baik tawaran kerja sama tersebut dan mengapresiasi pendekatan Sant’Egidio dalam membangun perdamaian, termasuk dengan kelompok yang kerap dianggap sulit diajak dialog.
“Pendekatan Anda luar biasa. Kita perlu organisasi seperti Anda yang bisa menjangkau kelompok-kelompok yang tidak tersentuh,” kata Menag Nasaruddin saat bertemu sejarahwan dan anggota aktif Komunitas Katolik Sant’Egidio, Senin (21/4/2025), di Kantor Kementerian Agama, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat.
Baca Juga : Idul Fitri 1446 H Senin 31 Maret 2025, Menag Berharap Umat Muslim Merayakan dengan Penuh Suka Cita
Menag menambahkan bahwa Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Agama, sedang gencar mengarusutamakan moderasi beragama sebagai jalan tengah yang damai dan inklusif.
“Saya terbuka untuk semua inisiatif. Kita bisa mulai dengan menyelenggarakan pertemuan yang lebih teknis. Nanti bisa kita undang juga dari PKUB (Pusat Kerukunan Umat Beragama dan UIII (Universitas Islam Internasional Indonesia) untuk menjajaki bentuk kerja sama yang konkret,” jelas sosok yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini.
Ia juga menyebut UIII sebagai institusi akademik yang bisa menjadi platform kerja sama lintas iman. “Kami ingin menjadikan UIII sebagai ruang terbuka untuk pertemuan antarbudaya dan antaragama di tingkat global,” imbuhnya.
Valeria Martano mengemukakan, Komunitas Katolik Sant’Egidio yang berbasiss di Roma menyatakan komitmennya untuk memperkuat kerja sama lintas agama dalam membangun perdamaian global.
Baca Juga : THR Idul Fitri: Wamenag Dukung Tradisi Saling Memberi, Tolak Meminta Paksa
“Komunitas Sant’Egidio sangat peduli dengan perdamaian. Kami ingin menjadi sahabat dalam kerja sama dan pembangunan perdamaian antaragama,” ujar Valeria Martano.
Dalam pertemuan tersebut, Valeria menyampaikan sejumlah agenda kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan oleh Sant’Egidio, baik di tingkat internasional maupun nasional, termasuk keterlibatan Indonesia.
“Sant’Egidio memiliki pengalaman panjang dalam membangun dialog, terutama di tempat-tempat yang mengalami konflik. Kami tidak menggantikan peran diplomasi, tapi kami bekerja dengan cara persahabatan, mendekati orang-orang yang tidak diajak bicara,” jelas Valeria. ***