Nasional
Korban Banjir Bertambah, Pemkot Makassar Keruk Penyumbat Aliran Sungai
![Anggota BPBD Makassar menyisir lokasi banjir menggunakan perahu karet dan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memantau langsung kondisi di lapangan](https://faktualid.com/wp-content/uploads/2023/02/230217banjir-makassar.jpg)
Anggota BPBD Makassar menyisir lokasi banjir menggunakan perahu karet dan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto memantau langsung kondisi di lapangan
FAKTUAL-INDONESIA: Korban terdampak banjir di Kota Makassar bertambah Jumat (17/2/2023) dibandingkan sehari sebelumnya.
Bertambahnya korban terdampak banjir itu membuat titik posko pengungsian juga ikut bertambah.
Sementara itu Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mengerahkan alat berat untuk melakukan pengerukan jalur sungai yang tersumbat sehingga menimbulkan banjir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, melansir data perkembangan terbaru korban terdampak banjir bertambah menjadi 1.366 jiwa per 17 Februari 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Data jumlah penyintas (pengungsi) kini sebanyak 1.366 jiwa dengan 331 Kepala Keluarga. Jumlah ini mengalami penambahan dari data kemarin sebanyak 924 dengan 245 Kepala Keluarga,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin di konfirmasi Jumat.
Dalam pantauan media, antaranews.com melaporkan, untuk jumlah titik posko pengungsian, kata dia, juga ikut bertambah menjadi sebanyak 24 titik dari data kemarin 21 titik pengungsian. Sedangkan lokasi yang masih terdampak banjir saat ini berada di empat kecamatan tersebar di tujuh kelurahan.
Masing-masing di Kelurahan Manggala, Antang, Batua, Kecamatan Manggala. Selanjutnya, di Kelurahan Katimbang serta Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya. Dan di Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini dan Kelurahan Tamalanrea Jaya, Kecamatan Tamalanrea.
Penambahan korban terdampak tersebut berada di zona kecamatan rawan banjir serta debit air kiriman dari sungai setempat dan aliran air dari kabupaten perbatasan Kota Makassar yakni Kabupaten Gowa dan Maros.
Sejauh ini BPBD Kota Makassar terus membantu proses evakuasi korban terdampak yang masih bertahan di rumahnya dengan menggunakan perahu karet dengan ketinggian air satu meter.
Mengenai distribusi bantuan telah disalurkan, begitu pula dapur umum di posko pengungsian didirikan pemerintah kota untuk kebutuhan penyintas
Pihaknya kembali mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini cuaca buruk yang masih akan berlangsung hingga 22 Oktober 2023.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, Sulsel kembali mengeluarkan peringatan dini prakiraan potensi terjadi cuaca ekstrem mulai 17-23 Februari 2023. Selain itu, potensi banjir rob saat cuaca ekstrem diperkirakan terjadi pada 20-22 Februari 2023.
Keruk Penyumbat Aliran Sungai
Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar mengerahkan alat berat untuk melakukan pengerukan jalur sungai yang tersumbat sehingga menimbulkan banjir di Kampung Baru, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan.
“Jadi solusinya ini membutuhkan pengerukan sungai. Saya akan berkoordinasi dengan BBWS Pompengan Jeneberang untuk turunkan alat berat yang kita punya,” kata Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto, Jumat.
Menurut dia, sebenarnya ini wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang, namun pihak Pemkot tetap turun membantu demi meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir.
‘Meski ini kewenangan balai tapi tidak apa-apa kita bersinergi, saling bantu,” papar pria akrab disapa Danny Pomanto ini.
Oleh karena itu Pemkot Makasar, kata dia, tidak akan membiarkan warganya terus terdampak banjir dan berjuang sendiri, sehingga salah satu solusi adalah pengerukan sedimen di sungai.
Persoalan banjir, kata Danny, merupakan persoalan teknis dan harus ditangani dengan cara teknis pula. Ia berencana akan membuat jalur tembusan air sungai, tetapi kendalanya harus melakukan pembebasan lahan terlebih dahulu.
“Sejak kemarin memang banjir di daerah kota, tapi di sisi lain daerah pesisir sungai justru aman. Air yang dari hulu ini baru tiba di pesisir sungai. Kita mulai reda (surut) di daerah kota, tapi di sini air baru tiba,” ungkapnya.
“Dan yang kena memang di daerah pesisir sungai seperti Sungai Tallo, Biring Je’ne, dan Bone Lengga di Puri Pa’tene,” tuturnya usai meninjau lokasi banjir.
Selain di Kampung baru Antang, sejumlah pemukiman warga yang berdekatan dengan Daerah Aliran Sungai (DAS) terdampak luapan air yang masuk zona rawan banjir tahunan.
“Kita akan ajak diskusi warga dulu, dari pada di sini banjir terus. Kita akan anggarkan dan bicara dengan semua pihak terkait, karena panjang yang akan dikerjakan ini 169 meter,” ujarnya. ***