Nasional
Kapolres Pidie Jaya Aceh Pantau Wilayah Banjir, Takengon-Gayo Lues Normal Kembali
FAKTUAL-INDONESIA: Kepolisian Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, mengerahkan personel memantau sejumlah wilayah yang dilanda banjir akibat hujan lebat. Selain memantau, polisi juga membantu masyarakat yang sedang dilanda musibah tersebut.
Kapolres Pidie Jaya AKBP Dodon Priyambodo mengatakan beberapa wilayah dilanda banjir di antaranya Meureudu, Meurah Dua, Trienggadeng, Bandar Baru, Bandar Dua, dan beberapa daerah lainnya.
“Kami mengerahkan personel memantau dan membantu masyarakat. Wilayah banjir yang berdekatan dengan daerah aliran sungai. Banjir terjadi akibat hujan lebat, sehingga sejumlah sungai meluap dan merendam pemukiman penduduk,” kata Dodon Priyambodo.
Ratusan keluarga di sejumlah kabupaten di Provinsi Aceh terdampak banjir menyusul meluapnya sejumlah sungai akibat hujan lebat dalam sehari terakhir.
Informasi yang diterima dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) di Banda Aceh, Sabtu, menyebutkan dari ratusan keluarga terdampak banjir tersebut terjadi di Kabupaten Bireuen, Kabupaten Pidie Jaya, dan Kabupaten Aceh Tamiang.
Adapun daerah terdampak banjir di Kabupaten Bireuen meliputi satu desa di Kecamatan Samalanga, yakni Gampong Putoh. Sebanyak 173 keluarga dari gampong atau desa tersebut mengungsi karena rumah mereka terendam air dengan ketinggian hingga 80 centimeter.
Kemudian, di Kecamatan Jeunieb, meliputi tiga desa, yakni Lheu Simpang dengan warga terdampak 170 keluarga, Gampong Blang Raleu dengan 120 keluarga terdampak.
Berikutnya, Gampong Uteun Pupaleh sebanyak 45 keluarga terdampak, Gampong Lampoh Oe sebanyak 15 keluarga, dan Gampong Meunasah Keutapang sebanyak 250 keluarga terdampak.
Sedangkan, Gampong Meunasah Leung, Gampong Jeumpa Sikureung, Gampong Ulee Gajah, Gampong Meunasah Keupula, Gampong Cot Geulumpang Baroh, dan Gampong Dayah Baro, masih dalam pendataan.
Banjir juga terjadi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Pidie Jaya. Banjir akibat meluapnya sungai Krueng Meureudu, Krueng Beuracan, Krueng Ulim, dan Kreung Putu. Selain mengenangi rumah penduduk, banjir juga merendam badan jalan dan lahan pertanian.
Adapun wilayah terdampak banjir meliputi Kecamatan Meureudu, Meurah Dua, Trienggadeng, Bandar Baru, Bandar Dua, Jangka Buya, dan Kecamatan Ulim.
BPBA menyebutkan masyarakat maupun pengungsi yang terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya masih dalam pendataan. Sedangkan korban jiwa dalam bencana tersebut nihil.
Sementara, 147 jiwa dari 42 keluarga di Desa Ruar, Kecamatan Sekerak, Kabupaten Aceh Tamiang mengungsi karena rumah mereka terendam banjir akibat meluapnya Sungai Tamiang menyusul hujan lebat sejak sehari terakhir.
Banjir meluapnya sungai tersebut juga menyebabkan enam desa di dua kecamatan terendam banjir. Kecamatan terendam banjir meliputi Bandar Pusaka meliputi Desa Cempa, Babo, Blangkelang, Sgierkil, dan Pandam. Sedangkan di Kecamatan Sekerak hanya satu desa yakni Desa Suar dengan 27 rumah terendam banjir.
Normal Kembali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Tengah menyatakan Jalan Nasional Takengon-Bireuen yang sempat putus akibat material longsor, sudah normal dan lancar kembali.
“Longsor sempat menyebabkan ruas jalan terputus total akibat material longsor menutupi badan jalan. Tapi saat ini sudah kembali normal, sudah ditangani oleh satuan kerja dari provinsi,” kata Kepala Bidang Kedaruratan, BPBD Aceh Tengah, Iwan Ilham Abadi di Takengon, Sabtu.
Ia menjelaskan titik longsor tersebut tepatnya di KM 50 wilayah Kecamatan Linge, Aceh Tengah.
“Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Aceh Tengah sejak Jumat (20/1),” katanya.
Pihaknya saat ini juga bersiaga memantau perkembangan di lapangan guna mengantisipasi dan melakukan penanganan cepat jika terjadi bencana banjir dan longsor.
Sebelumnya Kepolisian Resor (Polres) Bener Meriah, Aceh, mengerahkan sejumlah personel untuk membersihkan bebatuan menutupi badan jalan negara Takengon-Bireuen akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut.
Kapolres Bener Meriah AKBP Indra Novianto di Bener Meriah, Sabtu, mengatakan bebatuan tersebut menutupi badan jalan setelah diseret air hujan. Bebatuan menutupi badan jalan tersebut berbahaya bagi pengguna jalan.
“Bebatuan tersebut terseret air hujan, menutupi badan jalan. Keberadaannya berbahaya bagi pengendara karena dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas,” kata Indra Novianto. ***