Nasional
Jabodetabek Harus Tetap Waspada Bahkan Siaga Banjir, BMKG Prediksi Hujan Intensitas Tinggi Sampai 11 Maret

Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati menjelaskan strategi modifikasi cuaca BMKG untuk mengurangi intensitas hujan di beberapa wilayah Jakarta dan Jawa Barat dalam sesi jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/3/2025).
FAKTUAL INDONESIA: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) yang hari ini, Selasa (4/3/2025), dikepung banjir tampaknya masih harus tetap waspada bahkan siaga banjir hingga beberapa hari ke depan.
Pasalnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan berintensitas tinggi masih turun sampai dengan tanggal 11 Maret 2025.
Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/3/2025), menyebutkan, beberapa daerah yang perlu waspada bahkan siaga, di antaranya mencakup Jawa Barat, DKI Jakarta, Lampung, sebagian Palembang dan beberapa di Bengkulu.
“Mohon doanya agar semuanya termitigasi dan tidak ada korban jiwa,” kata Dwikorita.
Baca Juga : Cuaca Jakarta 4 Maret 2025 : BMKG Peringatkan akan Terjadi Banjir
Dia meminta beberapa daerah, terutama yang rawan banjir dan longsor, dan daerah-daerah yang punya daya dukung lemah untuk menerima hujan untuk tetap waspada bahkan siaga.
“Kemarin yang tertinggi itu sampai 232 milimeter dalam 24 jam. Kami prediksi sampai tanggal 11 itu kita masih perlu waspada bahkan siaga. Jadi, mungkin akan sedikit menurun. Kemudian, akan meningkat lagi sekitar tanggal 11,“ ujarnya.
Terlepas dari prediksi itu, Dwikorita berharap modifikasi cuaca yang dilakukan oleh BMKG sampai tanggal 8 Februari dapat mengurangi intensitas hujan
“Upaya itu bukan mencegah hujan. Tidak mungkin. Insyaallah mengurangi intensitas hujan,” sambung dia.
Banjir ketinggian 1–4 meter merendam daerah-daerah pemukiman di beberapa daerah di Bekasi, Jakarta, Tangerang, dan Depok selama 2 hari terakhir. Banjir juga menyebabkan akses lalu lintas terputus karena beberapa jalanan utama teredam air.
Di Kota Bekasi, banjir merendam delapan kecamatan dari total 12 kecamatan yang ada. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat rapat bersama dalam rapat koordinasi bersama Kepala BNPB Suharyanto dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, Selasa, melaporkan aktivitas publik di delapan kecamatan yang terendam banjir itu lumpuh total.
Baca Juga : Waduh! BMKG Mencatat Ada 55 Kali Gempa Susulan Terjadi di Kabupaten Bolaang, Sulawesi Utara
Tri melanjutkan banjir paling parah terjadi di sepanjang lintasan Sungai Bekasi, terutama di area pertemuan Kali Cikeas dan Kali Cileungsi. Ketinggian air dilaporkan mencapai lebih dari 8 meter, lebih tinggi dibandingkan dengan banjir pada tahun 2016 dan 2020.
Menurut Tri, banjir disebabkan oleh meluapnya air dari tanggul yang dibangun Balai Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BWSCC). Selain itu, ada juga patahan dan tanggul yang belum terbangun di sepanjang sungai sehingga memperparah dampak banjir.
“Ketinggian air mencapai lebih dari delapan meter sehingga air melimpas dari tanggul yang sudah dibangun. Di beberapa titik, tanggul belum selesai dibangun sehingga dampaknya sangat besar,” kata Wali Kota Bekasi. ***