Connect with us

Nasional

Gunung Ile Lewotolok NTT Keluarkan 48 Letusan, Karangetang Turun Status

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Puluhan letusan Gunung Ile Lewotolok terjadi dalam pengamatan pada Rabu (26/4/2023) pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA sedangkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, turun dari siaga menjadi waspada.

Puluhan letusan Gunung Ile Lewotolok terjadi dalam pengamatan pada Rabu (26/4/2023) pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA sedangkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, turun dari siaga menjadi waspada.

FAKTUAL-INDONESIA: Gunung Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengeluarkan 48 kali letusan dengan tinggi abu 200 hingga 500 meter di puncak kawah dengan warna asap putih dan kelabu.

Sementara itu Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut)

“Puluhan letusan itu terjadi dalam pengamatan yang dilakukan selama periode pengamatan pada Rabu (26/4) pukul 00.00 WITA hingga 24.00 WITA,” kata Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian, saat dihubungi dari Kupang, Kamis.

Hal ini disampaikan terkait dengan perkembangan erupsi gunung berapi Ile Lewotolok yang pernah erupsi pada November 2020 lalu yang berdampak pada ribuan warga mengungsi.

Dia mengatakan selama 48 kali letusan tersebut, tinggi abu letusan akibat erupsi itu berkisar dari 200 hingga 500 meter di puncak kawah dengan warna asap putih dan kelabu.

Advertisement

“Dengan intensitas abu sedang hingga tebal,” ujar dia seperti dikutip dari antaranews.com

Dia menjelaskan sejumlah erupsi itu terjadi disertai dengan gemuruh atau dentuman lemah hingga sedang. Kemudian muncul juga lava pijar di seputar area puncak dengan tinggi kurang lebih 200-300 meter di puncak gunung.

Selain itu, kata dia, berdasarkan pengamatan juga masih terus terjadi guguran di dalam kawah utama, walaupun saat ini status gunung itu Level II atau Waspada.

Oleh karena itu pihaknya selalu mengimbau masyarakat yang berada di sekitar gunung itu ataupun pengunjung, pendaki, atau wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok .

Disamping itu masyarakat di tiga desa yakni Desa Lamawolo, Desa Lamatokan, dan Desa Jontona, agar selalu mewaspada potensi ancaman bahaya dari guguran, longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak kawah gunung tersebut.

Advertisement

Status Karangetang Turun

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara (Sulut), dari siaga (level III) menjadi waspada (level II).

“Berdasarkan hasil evaluasi aktivitas vulkanik Gunung Karangetang diturunkan dari level III (siaga) menjadi level II (waspada) terhitung sejak 26 April 2023 pukul 16:00 WITA dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi ancaman bahayanya,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Sugeng Mujiyanto dalam rilis yang dibagikan Pos Gunung Api Karangetang dalam grup percakapan di Manado, Kamis.

Aktivitas vulkanik Gunung Karangetang dicirikan oleh pertumbuhan kubah lava pada kawah utama maupun kawah utara, karakteristik erupsinya adalah erupsi efusif (leleran lava).

Sejak tanggal 8 Februari 2023, Gunung Karangetang mengalami erupsi, sehingga pada pukul 16:00 WIB tingkat aktivitasnya dinaikkan dari waspada ke siaga.

Advertisement

Erupsi terjadi dari kawah utama, mengeluarkan leleran lava mengarah ke barat daya dan selatan, mengarah ke kali Beha Barat, Kali Batang, Kali Timbelang, Kali Batuawang, dan Kali Kahetang dengan jarak luncur mencapai sekitar 2.000 meter.

Dari pengamatan visual, gunung dengan ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut tersebut selama periode 1 hingga 25 April 2023 umumnya cuaca cerah hingga hujan, kadang tertutup kabut.

Pada saat cerah teramati asap kawah putih dengan intensitas tipis hingga sedang, tinggi kolom asap maksimum mencapai 200 meter di atas puncak, angin lemah hingga kencang ke arah timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, barat dan barat laut.

“Erupsi efusif teramati hingga 1 April 2023, keadaan guguran sudah tidak tampak lagi, di malam hari pada puncak masih tampak adanya sinar api diam setinggi sekitar 10 meter. Kondisi kawah utara teramati pada malam hari masih tampak adanya api diam di tubuh kubah lava, sementara guguran tidak teramati,” ujarnya.

Pada periode pengamatan Rabu (26/4) pukul 00:00-24:00 WITA terekam tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 4-15 milimeter dan lama gempa 18-21 detik, 10 kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 4-12 milimeter, S-P tidak teramati dan lama gempa 7-25 detik.

Advertisement

Satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 10 milimeter, S-P 0.7 detik dan lama gempa enam detik, satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 75 milimeter, S-P empat detik dan lama gempa 20 detik serta enam kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 5-40 milimeter, S-P 10-20 detik dan lama gempa 41-111 detik. ***

Lanjutkan Membaca
Advertisement