Connect with us

Nasional

Bencana Tanah Longsor Natuna: Pencarian Korban Segera Dihentikan, Satu dari 48 Jasad Belum Teridentifikasi

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya SAR korban tanah longsor Pulai Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, disela kunjungan kerja ke Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (14/3/2023) (Ant)

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menjawab pertanyaan wartawan terkait upaya SAR korban tanah longsor Pulai Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, disela kunjungan kerja ke Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (14/3/2023) (Ant)

FAKTUAL-INDONESIA: Operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau segera dihentikan mengingat kondisi di lapangan tidak memungkinkan lagi setelah dua kali diperpanjang.

Apalagi yang terjadi bukan tanah longsor tetapi banjir lumpur disertai batu besar yang menimpa rumah warga.

Akibat bencana longsor terburuk itu sebanyak 54 orang warga setempat dilaporkan hilang dengan  sebanyak 48 orang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) RI Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi disela kunjungan kerja ke Kantor SAR Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Selasa, menyampaikan operasi pencarian korban bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Natuna, Kepulauan Riau segera dihentikan.

“Sekarang sedang berlangsung operasi pencarian pekan kedua di sana (Natuna). Mungkin tahap akhir, setelah ini, kami usulkan kepada pemerintah (operasi pencarian) untuk dihentikan,” kata dia.

Advertisement

Menurut dia, penghentian operasi pencarian korban dilakukan atas pertimbangan kondisi di lapangan tidak memungkinkan lagi setelah dua kali diperpanjang, yakni 7-9 Maret dan 9-14 Maret.

“Disana bukan tanah longsor tapi mirip banjir lumpur, sehingga rumah-rumah warga tertimbun batu, sehingga susah mencari sisa korbannya,” kata dia.

Untuk diketahui, berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau terjadi pada 6 Maret 2023.

Sebanyak 54 orang warga setempat dilaporkan hilang setelah terjadi tanah longsor yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi hampir mencapai 1.000 mm.

Dari jumlah tersebut ada sebanyak 48 orang warga ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, hingga Minggu (12/3), sementara enam orang di antaranya belum ditemukan sampai saat ini.

Advertisement

Upaya pencarian pertolongan, dan evakuasi warga yang terdampak tanah longsor di bagian wilayah masih berlanjut dengan dukungan tambahan tujuh alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta tambahan personel dari TNI dan Polri.

Menurut data Posko Darurat Bencana Tanah Longsor Natuna di PLBN Serasan masih ada 2.835 warga terdampak tanah longsor yang mengungsi, hingga Senin (13/3).

Mereka menempati tempat mengungsi di PLBN Serasan 340 orang, pengungsian Pelimpak 463 orang, pengungsian Kampung Hilir 63 orang, pengungsian Batu Berian 45 orang, pengungsian Desa Payak 552 orang.

Kemudian, pengungsian Tanjung Setelung 256 orang, pengungsian SMA Negeri 1 Serasan 238 orang, pengungsian Air Nusa 389 orang, pengungsian Jermalik 50 orang, pengungsian Arung Ayam 196 orang, pengungsian Air Ringau 243 orang.

Sesuai rekomendasi BNPB berdasarkan informasi prakiraan cuaca dan hasil analisis tim lapangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mereka untuk sementara meninggalkan rumah guna menghindari kemungkinan terjadi tanah longsor susulan.

Advertisement

Satu Belum Teridentifikasi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Riau (BPBD Kepri) menyatakan satu dari 48 jasad korban tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna sampai sekarang belum teridentifikasi.

Kepala BPBD Kepri Muhammad Hasbi di Tanjungpinang, Selasa, mengatakan, jumlah warga yang dilaporkan hilang setelah terjadi tanah longsor tersebut sebanyak 54 orang, delapan di antaranya belum ditemukan.

“Mudah-mudahan satu jasad yang ditemukan segera teridentifikasi,” katanya.

Ia mengemukakan petugas gabungan dari TNI dan Polri, yang dibantu relawan dan warga setempat masih melakukan pencarian terhadap para korban. Pencarian terhadap jasad korban yang diduga masih tertimbun tanah longsor tersebut dilakukan hingga 31 Maret 2023 setelah Bupati Natuna memperpanjang masa darurat bencana.

Advertisement

“Biasanya, pencarian korban dilakukan selama sepekan, namun Bupati Natuna minta diperpanjang selama tiga hari,” katanya.

Setelah berakhir masa darurat bencana, kata dia, pemerintah pusat akan menyusun rencana kerja berdasarkan hasil analisis terhadap dampak yang terjadi pascabencana. Program kerja yang dilaksanakan seperti perbaikan fasilitas umum, listrik dan sarana air bersih.

“Program pemulihan Serasan pascabencana dilakukan pemerintah pusat, Pemprov Kepri dan Pemkab Natuna sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.

Menurut dia, persediaan sembako dan air cukup memadai. Bantuan sembako dan barang-barang yang dibutuhkan para korban terus mengalirdari berbagai kementerian, TNI, Polri, dan pemda.

Bahkan perhatian masyarakat Kepri terhadap korban tanah longsor di Serasan sangat besar. Banyak kelompok masyarakat memberi sumbangan berupa uang dan barang-barang yang dibutuhkan.

Advertisement

“Sekarang konsentrasi pemerintah terhadap upaya mitigasi bencana, dan pemulihan kondisi. Ini membutuhkan waktu yang cukup lama,” demikian Muhammad Hasbi . ***

Lanjutkan Membaca