Nasional
Banjir dan Tanah Longsor Landa Freeport Tembagapura, Mojokerto, Banyuwangi, Jaksel, Aceh Besar dan Flores

Longsor dan banjir landa kawasan PT Freeport di Tembagapura, Papua Tengah dan Petugas BPBD mengevakuasi warga yang terjebak banjir di Gampong Teupin Batee, Kecamatan Blang Bintang, Aceh Besar, Aceh. (Ant)
FAKTUAL-INDONESIA: Bencana alam tanah longsor dan banjir melanda beberapa wilayah mulai dari Barat sampai Timur Indonesia Sabtu (11/2/2023) termasuk juga di Ibukota Jakarta.
Di Timur Indonesia, kawasan operasional PT Freeport Tembagapura, Mimika, Papua Tengah dilanda longsor dan banjir.
Di Barat Indonesia, Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar dan Badan SAR Nasional (Basarnas) Banda Aceh melakukan evakuasi sejumlah warga yang terjebak banjir di Gampong Cot Leot dan Teupin Batee, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar.
Kemudian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, melaporkan akses jalan jalur trans utara Pulau Flores di Kabupaten Ende terputus akibat peristiwa tanah longsor.
Pulau Jawa juga dilanda banjir yang terjadi di Mojokerto, Banyuwangi Jawa Timur dan Jakarta Selatan (Jaksel).
Dari pantauan media, antaranews.com melaporkan, bencana alam longsor dan banjir, Sabtu sore (11/2/2023) melanda kawasan operasional PT. Freeport yang berada di sekitar Mile 74 Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.
Kapolsek Tembagapura AKP Ahmad Dahlan kepada Antara, membenarkan adanya bencana alam yang terjadi di Tembagapura namun belum dapat memastikan kerusakan yang ditimbulkan akibat longsor dan banjir.
Memang benar telah terjadi longsor dan banjir di kawasan Mile 74 Tembagapura yang terjadi sekitar pukul 16.35 WIT dan hingga kini masih menunggu laporan karena akses menuju ke kawasan itu ditutup sementara.
Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dari karyawan PT Freeport Indonesia namun ada informasi tentang dua pendulang yang merupakan warga setempat hanyut dan hilang.
“Kami belum bisa memastikan informasi tersebut dan akan melanjutkan pengecekan Minggu,” kata Kapolsek Tembagapura itu.
Diakui, selain pengecekan terkait informasi tersebut akan dilanjutkan Minggu (12/2) sekaligus memastikan dampak yang ditimbulkan dari bencana longsor dan banjir.
“Para pendulang yang merupakan masyarakat lokal biasanya melakukan pendulangan di sekitar Mandalika atau Mile 72,” jelas AKP Ahmad Dahlan.
Vice President Corporate Communications PT Freeport Indonesia Katri Krisnati secara terpisah menyatakan, Sabtu, (11/2) terjadi hujan dengan curah yang tinggi di wilayah Tembagapura menyebabkan air mengalir deras di jalan West Gully, area pabrik pengolahan konsentrat MP 74.
Tim Emergency Preparedness and Response (EPR) PTFI sudah diaktifkan untuk melakukan tindakan yang diperlukan.
Banyuwangi Terendam
Hujan deras yang mengguyur wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, pada Jumat (10/2) petang mengakibatkan air sungai di kawasan perkotaan meluap dan merendam seratusan rumah warga di sejumlah titik.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Mujito mengatakan banjir luapan air sungai terjadi setelah sekitar dua jam Banyuwangi diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
“Secara umum banjir yang merendam rumah warga terjadi di sejumlah titik, seperti di wilayah perkotaan, salah satunya di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukang Kayu (Kecamatan Banyuwangi),” kata Mujito di Banyuwangi, Sabtu pagi.
Kampung Lebak, Kelurahan Tukang Kayu, kata dia, menjadi langganan banjir karena lokasinya sangat rendah sehingga banjir luapan air Sungai Kalilo merendam pemukiman warga dengan ketinggian sekitar satu meter.
Menurut dia, banjir luapan air sungai itu terjadi usai wilayah Banyuwangi diguyur hujan deras sejak pukul 16.00 WIB hingga 18.00 WIB. Di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukang Kayu, tercatat sebanyak 39 kepala keluarga (KK) terdampak banjir.
“Tidak ada korban jiwa, karena selain sudah menjadi langganan banjir, warga sudah menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman sebelum banjir semakin tinggi,” ujar Mujito.
Mujito mengemukakan banjir tidak hanya merendam sejumlah titik di wilayah kota Banyuwangi, namun hujan deras juga merendam rumah warga di Jalan Lingkar Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro.
Data diperoleh, banjir luapan air sungai juga terjadi di Kelurahan Kepatihan, Kelurahan Pengantigan, Kelurahan Kebalenan, Kelurahan Pakis dan Kelurahan Sobo.
Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memberikan bantuan logistik dapur umum untuk korban bencana banjir yang ada di sejumlah desa di Kabupaten Mojokerto.
Plt. Kabid Kedaruratan dan Logistik Satriyo Nurseno BPBD Jatim mengatakan kali ini, wilayah Kabupaten Mojokerto yang menjadi sasaran yakni, di Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari.
“Banjir yang terjadi sejak Kamis malam ini dipicu oleh jebolnya tanggul Sungai Sumber Kembar sepanjang 15 meter, yang berada di Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari,” katanya melalui keterangan tertulis Sabtu.
Ia mengatakan, jalan desa dan sejumlah rumah di dusun ini pun tergenang air dan juga puluhan rumah warga yang berada di Dusun Gembongan, Desa Jotangan.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam kesempatan itu juga meninjau dan melakukan assessment di lapangan serta mengunjungi dapur umum Tagana yang berada di halaman Kantor Balai Desa Jotangan.
“Tim BPBD Jatim juga memberikan sejumlah bantuan berupa, beras sebanyak 300 kilogram, mie instan sebanyak 50 kardus, paket bahan pokok sejumlah 150 paket, jumbo bag 30 pcs, karung 2.000 pcs, pelampung 35 unit, perahu rakit 2 unit dan pelampung 35 unit,” ujarnya.
Menurut dia, berdasar assesment di lokasi, banjir terjadi mulai sekitar pukul 23.30 WIB, Kamis, (9/2). Banjir di Dusun Gembongan Desa Jotangan ini disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Sumber Kembar sepanjang 15 meter di Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari.
Jebolnya tanggul dipicu oleh hujan dengan intensitas tinggi di wilayah Kabupaten Mojokerto yang menyebabkan debit air Sungai Sumberkembar meningkat.
“Ketinggian air di Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol, Mojosari tergenang dengan ketinggian air 50 – 60 centimeter untuk jalan desa. Kemudian genangan di dalam rumah 20 – 25 centimeter dengan rumah terdampak sebanyak 67 unit serta luas lahan pertanian terdampak sekitar 27 hektare,” ucapnya.
Ia mengatakan, untuk banjir di Dusun Gembongan, Desa Jotangan, Kecamatan Mojosari jalan dusun tergenang dengan ketinggian air 50 – 60 centimeter, ketinggian genangan di dalam rumah 20 – 30 centimeter dan rumah terdampak sebanyak 48 unit serta luas lahan pertanian terdampak 25 hektare.
“Total rumah terdampak sebanyak 115 unit dan lahan pertanian seluas 52 hektare,” ucapnya.
Banjir Jaksel
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengungkapkan empat Rukun Tetangga (RT) di Jakarta Selatan terdampak banjir pada Sabtu pukul 10.00 WIB.
Banjir di empat RT itu dengan ketinggian bervariasi mulai 10 sentimeter (cm) hingga 60 cm. Petugas terkait terus menangani banjir tersebut.
“Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta pada Sabtu (11/02) menyebabkan genangan di beberapa titik di wilayah DKI Jakarta.” menurut keterangan yang diterima dari Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI Jakarta M Insyaf.
BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di satu ruas jalan, saat ini menjadi 10 ruas jalan tergenang dan empat RT atau 0,003 persen dari 30.470 RT yang ada di wilayah DKI Jakarta.
Empat RT masih terdampak banjir berada, yakni satu RT di Kelurahan Ulujami dengan ketinggian air 30 cm.
Di Kelurahan Gunung ada satu RT dengan ketinggian air 60 cm dan di Kelurahan Grogol Selatan ada dua RT dengan ketinggian air 10 cm.
Insyaf juga menyampaikan ada 10 jalan sempat tergenang. “Pertama, Jalan Bangun Nusa Raya RW 03, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat dengan ketinggian air 10-20 cm,” katanya.
Kedua, Jalan Raya Kebayoran lama (Permata Hijau Suite) RT 01 RW 01, Kelurahan Sukabumi Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, dengan ketinggian air 20 cm.
Ketiga, Jalan Bintaro Utama (Depan Masjid Jami Bintaro Jaya), Kelurahan Bintaro, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dengan ketinggian air 10 cm.
“Kemudian keempat Jalan Bank RT.06/RW.07, Kelurahan Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan,” kata Insyaf.
Evakuasi Warga Aceh Besar
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar dan Badan SAR Nasional (Basarnas) Banda Aceh melakukan evakuasi sejumlah warga yang terjebak banjir di Gampong Cot Leot dan Teupin Batee, Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (11/2) dini hari.
Pantauan ANTARA, banjir di wilayah itu mulai terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Akibatnya, puluhan rumah warga terendam dengan ketinggian air bervariasi, mulai 30 centimeter hingga 1,5 meter.
Sejumlah warga dari dua gampong tersebut juga dilaporkan terjebak karena debit air yang tinggi serta arus cukup deras. BPBD Aceh Besar langsung menurunkan satu unit boat penyelamat untuk mengevakuasi warga di Gampong Teupin Batee.
Evakuasi warga turut dibantu Camat Blang Bintang, Koramil, serta masyarakat siaga gampong setempat. Proses evakuasi cukup menyulitkan tim, karena arus air yang cukup deras. Tiga warga Gampong Teupin Batee yang terjebak berhasil dievakuasi sekitar pukul 00.00 WIB.
“Alhamdulillah dengan kerjasama perangkat desa dan BPBD berhasil mengevakuasi seorang nenek-nenek dan seorang anak beserta ibunya di wilayah arus banjir yang deras,” kata Camat Blang Bintang Zulfadli di Aceh Besar.
Selanjutnya, Tim SAR Nasional Banda Aceh juga bergerak ke lokasi kejadian, dengan membawa satu unit rubber baot untuk mengevakuasi sejumlah keluarga yang terjebak di wilayah Gampong Cot Leot.
Secara terpisah, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan banjir dan tanah longsor pada Jumat (10/2) malam terjadi di sejumlah kecamatan, Kabupaten Aceh Besar, yaitu Gampong Lhokngan, Kecamatan Lhoknga yang merendam ruas Jalan Nasional Banda Aceh-Meulaboh.
Kemudian, Gampong Cot Leot dan Teupin Batee di Kecamatan Blang Bintang, Gampong Meunasah Kulam dan Meunasah Mon di Kecamatan Masjid Raya serta tanah longsor di Gampong Lamtreuba, Kecamatan Seulimum.
“Banjir akibat tingginya intensitas curah hujan yang terjadi pada Jumat (10/2) sehingga air menggenangi permukiman warga dan terjadinya longsor yang menutupi badan jalan,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas.
Untuk korban terdampak, BPBD mencatat sebanyak 49 jiwa dalam 16 kepala keluarga di Gampong Cot Leot dan 62 jiwa dalam 17 kepala keluarga di Gampong Teupin Batee, Kecamatan Blang Bintang.
Sementara korban terdampak di Kecamatan Masjid Raya terdapat sebanyak 12 jiwa dalam empat kelapa keluarga di Gampong Meunasah Kulam.
“Tidak ada korban jiwa. Mereka mengungsi ke rumah kerabat terdekat. Kondisi terakhir, air sudah surut, material longsor sudah dilakukan pembersihan oleh petugas dan masyarakat,” katanya.
Akses Jalan Terputus
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, melaporkan akses jalan jalur trans utara Pulau Flores di Kabupaten Ende terputus akibat peristiwa tanah longsor di daerah setempat.
“Kejadian longsor terjadi pada Sabtu pagi di Desa Tou yang mengakibatkan jalur trans utara Flores terputus total,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ende Maria Yasinta Sare ketika dihubungi dari Kupang, Sabtu.
Ia menjelaskan ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Ende dan Kabupaten Sikka tersebut putus akibat longsor setelah hujan mengguyur wilayah setempat.
Di titik ruas jalan tersebut, kata dia, juga terdapat badan duiker turut amblas sepanjang enam meter dengan kedalaman sekitar 5 meter sehingga tidak bisa dilalui kendaraan.
Yasinta Sare menjelaskan, upaya penanganan darurat seperti pembuatan jembatan darurat masih sulit dilakukan karena lokasi yang sempit dan longsor yang dalam.
“Jadi cukup parah sehingga untuk saat ini akses jalan masih putus total,” katanya.
Yasinta Sare menjelaskan ruas jalan tersebut berstatus jalan provinsi sehingga penanganan selanjutnya akan didukung dinas terkait di Pemerintah Provinsi NTT.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kabupaten Ende dan Dinas PUPR Ende agar dampak kerusakan tersebut segera ditangani.
“Pihak Dinas PUPR provinsi juga sudah bersedia untuk perbaikan sehingga diharapkan kondisi ini tidak terlalu lama menghambat mobilisasi orang maupun kendaraan di jalur tersebut,” katanya. ***