Nasional
Banjir Bandang Terjang dan Rendam Ratusan Rumah di 2 Desa Kabupaten Sigi Sulteng

Jembatan di Balongga Kecamatan Dolo Selatan tergenang dan warga membersihkan dari dari sisa lumpur di Desa Sambo, akibat banjir bandang menerjang dua desa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah
FAKTUAL INDONESIA: Curah hujan dengan intensitas cukup tinggi mengakibatkan banjir bandang yang menerjang dua rumah pada 2 (dua) desa di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Di Desa Sambo Kecamatan Dolo Selatan, Sigi, Sulteng, banjir bandang menerjang 91 rumah milik penduduk sehingga mengakibatkan 103 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana alam itu terpaksa mengungsi.
Sedangkan banjir bandang yang menerjang kawasan pemukiman warga di Desa Balongga, Sigi, Sulteng mengakibatkan 73 rumah penduduk terdampak dan sembilan unit rumah tidak layak huni.
“Dari data sementara yang dilaporkan Kepala Desa Sambo ada 91 rumah warga terdampak banjir dengan jumlah 103 KK dan 307 jiwa terdiri enam bayi, 14 balita dan 10 lansia menjadi korban terdampak banjir bandang di desa itu,” kata Kabid Bencana BPBD Kabupaten Sigi Ahmad Yani di Sigi, Kamis.
Dia mengemukakan agar kepala desa Sambo dan Balongga membuatkan data detail terkait kebutuhan masing-masing warganya yang terdampak bencana banjir bandang itu, sehingga penyaluran bantuan dapat tepat sasaran.
“Saya minta identifikasi masing-masing dari kepala desa untuk bisa segera membuat data lebih spesifik lagi, sehingga harapannya dari warga terdampak berdasarkan kepala keluarga dapat dibedakan mana yang mengungsi dan masih menetap di rumah masing-masing. Intinya semua kita layani tapi secara prioritas kita mengefektifkan bantuan yang masuk yakni selimut, kasur, sehingga memang kami prioritaskan kepada warga yang saat kejadian banjir mengalami terdampak banjir,” ucapnya.
Pos komando, katanya, tetap berada di Pemerintah Kabupaten dengan tugasnya untuk mendampingi pos lapangan sehingga menangani darurat bencana banjir tersebut.
“Harapannya semua masyarakat yang berada di kelompok siaga bencana (KSB) masing-masing desa dapat menangani bencana alam yang terjadi itu,” ujar Kabid Bencana BPBD Sigi.
Hingga saat ini hanya ada posko pengungsian di Desa Sambo Kecamatan Dolo Selatan berlokasi di lapangan sepakbola, sementara di desa Balongga tidak ada titik pengungsian warga setempat.
“Kalau untuk titik pengungsian sudah kami upayakan berkomunikasi dengan masyarakat bahwa mereka lebih nyaman tinggal di rumah kerabatnya masing-masing, harapannya jangan sampai warga yang tinggal di rumah kerabatnya membebani keluarga yang ditinggali tadi,” kata Ahmad Yani.
Pemerintah kabupaten Sigi melalui Dinas Sosial sudah mendirikan tenda dan posko dapur umum di Desa Balongga untuk membantu kebutuhan makanan warga terdampak banjir bandang di Sambo maupun Balongga.
“Makanya pemerintah membangun dapur umum untuk kebutuhan makanan korban bencana,” tutur Kabid Bencana BPBD Kabupaten Sigi.
Hingga saat ini dua alat berat jenis excavator berukuran besar dan kecil berada di lokasi banjir bandang Desa Sambo untuk membersihkan sisa material lumpur dan kayu disepanjang sungai dan perumahan warga setempat.
Sedmentara itu banjir bandang menerjang kawasan pemukiman warga di Desa Balongga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng) sehingga mengakibatkan 73 rumah penduduk terdampak dan sembilan unit rumah tidak layak huni.
“Ada dua dusun terdampak banjir dengan total penduduk menjadi korban di dusun satu sebanyak 211 jiwa dengan 60 kepala keluarga (KK) dan dusun dua ada 52 KK dengan 173 jiwa,” kata Kepala Desa Balongga Ajmain Ramadhan di Sigi, Kamis.
Dia mengemukakan saat ini sebagian besar warga terdampak banjir harus mengungsi di rumah kerabatnya di desa tetangga yakni Wisolo.
“Untuk jumlah penduduk yang mengungsi sebanyak 112 KK dengan 384 jiwa,” ucapnya.
Ajmain menambahkan fasilitas umum yang terdampak dan mengalami kerusakan akibat banjir yakni dua sekolah, rumah adat dan satu jembatan di ruas poros Palu-Bangga.
“Fasilitas umum terendam banjir itu ada SMP 26 Sigi, SDN Balongga, Poskesdes Balongga, Rumah Adat dan Jembatan Balongga,” katanya.
Menurutnya, banjir itu menggenangi pemukiman penduduk, badan jalan sebagai akses utama menuju pemukiman setinggi 50 cm.
Hingga saat ini satu unit alat berat jenis excavator terus melakukan pembersihan material berupa kayu, lumpur dan batu sekitar jembatan, sehingga arus lalu-lintas sementara dialihkan ke Palu-Kulawi.***