Connect with us

Nasional

Awal Februari 2023, Rabu Pon, Disambut Gempa di Tanggamus, Lampung dan Potensi Hujan Lebat

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Gempa dan hujan menyambut awal bulan Februari 2023 yang bertepatan dengan Rabu Pon membuat waspada dan sedia payung sebelum hujan

Gempa dan hujan menyambut awal bulan Februari 2023 yang bertepatan dengan Rabu Pon membuat waspada dan sedia payung sebelum hujan

FAKTUAL-INDONESIA: Tanggal 1 yang mengawali bulan Februari tahun 2023 bertepatan dengan hari Rabu dengan pasaran Pon, disambut dengan guncangan gempa di barat daya Tanggamus, Lampung.

Awal Februari 2023 dengan weton Rabu PON diperkirakan berpotensi hujan lebat di sebagian besar wilayah provinsi di Indonesia.

Fenomena alam di awal Februari 2023 pada Rabu Pon ini mengingatkan agar tetap waspada dan tentunya sedia payung sebelum hujan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat aktivitas gempa bumi yang terjadi sejak Rabu (1/2) dini hari dengan magnitudo yang bervariatif.

Mengutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, Rabu, antaranews.com melaporkan,  gempa dengan magnitudo 3,3 yang terjadi pada Rabu dini hari (1/2) pukul 00.40 WIB dengan titik lokasi 6.49 LS, 104.46 BT (114 kilometer barat daya Tanggamus, Lampung) pada kedalaman 10 kilometer

Advertisement

Gempa terjadi dengan titik lokasi 7.87 LS, 11729 BT (67 kilometer timur laut Pulau Saringi, Nusa Tenggara Barat) pada kedalaman 294 kilometer dengan magnitudo 3,6 pukul 01.32 WIB.

Tidak hanya itu, BMKG merekam aktivitas gempa dengan magnitudo 4,7 yang terjadi pada pukul 03.04 WIB yang berlokasi di 8.54 LU, 127.18 BT (507 kilometer timur laut Melonguane, Sulawesi Utara) pada kedalaman 53 kilometer.

Gempa magnitudo 2,8 juga terjadi di Poso, Sulawesi Tengah atau tepatnya di 1.68 LS, 120.45 BT (46 kilometer barat daya Poso, Sulawesi Tengah). Terakhir, BMKG merekam aktivitas gempa magnitudo 3,8 yang terjadi pada pukul 03.50 WIB. Gempa tersebut berlokasi di 0.27 LU, 122.14 BT (29 kilometer tenggara Pohuwato, Gorontalo) di kedalaman 179 kilometer.

Hujan Lebat

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini perihal potensi hujan lebat di sebagian besar wilayah provinsi di Indonesia pada Rabu.

Advertisement

Menurut peringatan dini cuaca yang disiarkan di laman resmi BMKG, hujan lebat dengan curah hujan lebih dari 50 milimeter per hari antara lain berpotensi mengguyur bagian wilayah Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung.

Bagian wilayah Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan pun diprakirakan menghadapi hujan lebat.

Hujan lebat juga berpeluang mengguyur bagian wilayah Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Hujan lebat berisiko menimbulkan banjir dan tanah longsor. Warga yang tinggal di wilayah provinsi yang berpeluang mengalami hujan lebat sebaiknya meningkatkan kesiapsiagaan dan menjalankan langkah mitigasi, seperti membersihkan saluran air untuk memastikan aliran air tidak terhambat.

Sementara itu, angin kencang dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam diprakirakan meliputi bagian wilayah Provinsi Aceh, Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan.

Advertisement

BMKG menyampaikan bahwa kehadiran bibit siklon tropis serta  sirkulasi siklonik meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di bagian wilayah Indonesia.

Menurut BMKG, bibit siklon tropis 94S terpantau berada di Samudra Hindia barat daya Lampung. Bibit siklon dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1005.6 mb itu bergerak ke arah barat daya.

Selain itu, ada bibit siklon tropis 95S yang terpantau berada di Samudra Hindia selatan Jawa Timur. Bibit siklon dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1007.5 mb itu bergerak ke arah tenggara.

BMKG menyampaikan bahwa kehadiran bibit siklon tropis meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan gelombang tinggi di wilayah sekitarnya.

Potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik dan sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi juga meningkat.

Advertisement

Menurut BMKG, sirkulasi siklonik yang terpantau berada di Kalimantan Barat dan Australia bagian utara membentuk daerah konvergensi yang memanjang di Pulau Kalimantan bagian utara dan barat, dari pesisir barat Bengkulu hingga barat Lampung, Jawa Tengah hingga Jawa Timur, Bali hingga NTB, NTT, Sulawesi Barat hingga Sulawesi Tenggara, serta dari Maluku Utara hingga Maluku.

Selain itu, sirkulasi siklonik tersebut membentuk daerah pertemuan angin atau konfluensi di Samudra Hindia barat Sumatera, Laut Jawa, dan Laut Banda. ***

Lanjutkan Membaca