Wisata
Petisi untuk Canggu, Netizen Ingin Bali Seperti Dulu
FAKTUAL-INDONESIA : Bar di pinggir pantai atau Beach Club kini tengah jadi sorotan di Canggu, Bali. Di mana ada Bali, di situ ada becah club di Canggu yang tidak pernah sepi setiap malam hingga dini hari.
Canggu yang memiliki pura suci dan keindahan pantainya, kini sudah mulai terganggu dengan kehadiran beach club yang merajalela. Kebisingan musik saat pesta malam yang digelar membuat warganya tidak betah.
Sebuah petisi berjudul ‘Basmi Polusi Suara di Canggu’ muncul. Di dalamnya, netizen curhat tentang imej Bali yang sudah tak seperti dulu lagi.
Petisi ini dibuat oleh P Dian di situs Change.org. Petisi ini berisikan tentang kualitas pariwisata Canggu yang mulai memburuk karena banyaknya pesta yang digelar untuk turis tiap hari.
Petisi sudah ditandatangani oleh 6.728 orang, kolom komentar dari petisi ini juga tak kalah ramai. Netizen banyak yang mengeluh bahwa imej Bali sudah berubah.
Musik dan pesta malam di Canggu terus menggema di atas pukul 10. Kebisingan bahkan berlanjut hingga pagi.
“Saya menandatangani petisi ini karena sangat keberatan dg gangguan suara dan kemacetan canggu dg adanya new beach club,” tulis seorang netizen.
“Kebanyakan wisatawan datang ke Bali untuk alam, budaya & ketenangan. Kalau ini hilang, daya tarik Bali akan kalah dengan destinasi lain, bahkan dari negara lain? Lihat Kuta yang dulu full dengan clubs & bars sekarang sudah mati ditinggal wisatawan. Nilai lagi berapa % market wisatawan yang cari dugem terus? Kalau tidak ada kontrol & pembatasan perkembangan clubs akan beresiko pada pariwisata Bali (berlaku untuk semua destinasi Indonesia). Jangan hanya karena pemodal besar atau orang berpengaruh bisa seenaknya bikin bisnis yang menggangu sekitarnya,” tambah yang lain.
“Bali ga sama lagi terlalu banyak beach clubs, bar dan bule seenaknya apalagi daerah canggu,” curhat seorang netizen dengan nama akun alinie.
“Saya ingin Bali kembali menjadi Bali yg seperti dulu. Tenang dan nyaman,” tambah akun lain bernama Nari.
“Suara keras tengah malam di Bali terutama di daerah Canggu mohon dihentikan,” tulis akun bernama Alex.
“Semoga segera ada aturan jelas mengenai suara musik maksimal sampe jam 11. Biar kami bisa tidur dengan nyaman,” tulis akun bernama Ella.
Sementara, sampai saat ini, belum ada titik terang untuk keributan akibat beach club di Canggu atau Bali. Satpol PP yang sudah mondar-mandir dan menegur pun masih belum mampu meredam mereka.
“Hal ini sudah ditegurkan secara keras oleh Satpol PP sebelum pandemi terjadi, tetapi sayangnya tidak diindahkan oleh banyak bar-bar terbuka ini hingga saat ini setelah pandemi malah semakin parah,” tulis petisi tersebut.
Selanjutnya petisi ini juga menjelaskan bahwa beach club yang ada di Canggu dibangun mepet dengan pura. Pura yang harusnya sakral, terganggu dengan aktivitas turis nakal.
“Supaya diketahui, klub-klub, bar-bar ini terletak langsung di sebelah pura-pura seperti Pura Kahyangan Jagat yang begitu suci, di sebelahnya langsung terjadi tindakan-tindakan tidak senonoh di sekitar bar-bar ini, dari mabuk-mabukan, seks, kencing di area pura dan lain sebagainya yang mungkin lebih buruk lagi,” tulis petisi tersebut seperti dikutip Detik.com.
Turis yang pulang dalam konsisi mabuk sering menyebabkan masalah. Tidak jarang ada perkelahian jam 3 pagi yang bikin warga gerah. Belum lagi kebut-kebutan pengendara sepeda motor yang sudah mabuk dengan akhir kecelakaan fatal sampai meninggal.
“Selain itu, beberapa bar-bar yang berdiri di daerah pantai ini juga menimbulkan masalah lingkungan karena terlalu dekat dengan laut,” lanjut petisi.
“Dengan ini, kami mohon dengan sangat kepada pemerintah untuk segera ditetapkannya peraturan ketat dengan sanksi resmi dan berat, dengan dipantau secara ketat oleh Satpol PP. Kami tidak lagi bisa berdiam diri, karena pulau Bali kita yang indah masih bisa kita selamatkan bersama. Kebudayaan kami yang begitu sakral dilenyapkan oleh pelaku-pelaku hura-hura demi bisnis uang mereka pribadi semata-mata dengan mengorbankan kepentingan ribuan orang lain dan ‘basic human rights’ kebanyakan orang untuk beristirahat,” demikian petisi tersebut.
Petisi tersebut juga ditujukan untuk Presiden Jokowi; Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri; Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno; Gubernur Provinsi Bali, I Wayan Koster; Bupati Kabupaten Badung, I Nyoman Giri Prasta; Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat, Mayjen (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT); Ketua Pengurus Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia Bali, Nyoman Kenak; dan Bapak-Bapak Kelian Adat dan Kelian Dinas setempat area Canggu dan Brawa.***