Connect with us

Wisata

Ironi di Akhir Pemerintahan, jadi Tulang Punggung Devisa Negara, Kemenparekraf Terima Anggran Minim tahun 2025

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi (kanan) dan Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira, ironi dari akhir pemerintahan

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi (kanan) dan Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira, ironi dari akhir pemerintahan

FAKTUAL INDONESIA: Ironi di akhir pemerintahan. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) yang tercatat sebagai salah satu tulang punggung krusial bagi pemasukan devisa negara ternyata termasuk kementerian yang menerima anggaran yang minim. Padahal target yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi.

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengemukakan, jika dilihat dari sisi anggaran yang diterima pada 2025 mendatang, menurutnya, Kemenparekraf termasuk kementerian yang menerima anggaran yang minim, yaitu hanya sebesar Rp1,76 triliun. Sehingga, target yang ditetapkan pemerintah terlalu tinggi sekaligus tidak selaras dengan dukungan anggaran yang diterima.

“Ini adalah ironi dari akhir pemerintahan. Di satu sisi, KPI (Key Perfomance Index) meningkat. Namun, di sisi lain anggaran saja masih tanda tanya. Saya tidak ingin mengatakan ini akhir dari perjuangan, walaupun anggaran (sangat kecil) seperti ini,” kata Andreas Hugo Pareira dalam Rapat Kerja Komisi X DPR dengan dengan Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno membahas RKA K/L Kemenparekraf/Baparekraf TA 2025 dan usulan program-program yang akan didanai oleh DAK di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis (29/8/2024).

Baca juga: Di Ponpes Az-Ziyadah Klender, Menparekraf Sandiaga Uno: Para Santri Harus Mampu Ikut Transformasi Digitalisasi

Politisi Fraksi PDI-Perjuangan itu juga menyayangkan hilangnya Dana Alokasi Khusus (DAK) Tematik Tahun 2025. Kebijakan ini, nilainya, akan menghambat pembangunan infrastruktur parekraf di tingkat daerah.

Sebagai informasi, berdasarkan surat Kementerian Keuangan Nomor S-14/MK.7/2024 tanggal 13 Juni 2024 perihal Pedoman Penyusunan dan Penyampaian DAK Fisik oleh Pemerintah Daerah sebagai pengalokasian DAK Fisik Tahun Anggaran 2025, Kemenparekraf tidak memperoleh DAK Tematik.

Advertisement

Hal ini terjadi lantaran pemerintah baru mendatang memprioritaskan DAK digunakan untuk memperbaiki layanan dasar dan pengentasan pemukiman kumuh. Walaupun begitu, RPJMN Tahun 2025-2029 masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut antara Bappenas dan pemerintahan baru.

Melihat peluang ini, Andreas berharap penambahan usulan anggaran dan DAK Tematik bisa tetap diperjuangkan dan disetujuin pada pembahasan di Banggar DPR bersama pemerintah nanti. “DAK ini sebenarnya justru diharapkan menunjang wilayah yang bukan kategori (parekraf) superprioritas. Oleh karena itu, perlu jadi catatan penting untuk kita semua (Komisi X dan Kemenparekraf) untuk memperjuangkannya terutama di banggar nanti,” tandasnya.

Baca juga: Kemenparekraf Selesaikan 34 Rancangan Standar Berbasis Kompetensi 2022-2023, Menparekraf Sandiaga Uno: Ini Super Cepat

“Dengan alokasi anggaran sebesar 1,7 T, kita harus optimistis dulu karena siapa tahu nanti dalam pemerintahan berikutnya dalam APBN perubahan juga, akan ada perubahan (anggaran Kemenparekraf)”

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi menilai anggaran Kemenparekraf tahun 2025 jauh lebih kecil, apalagi jika dibandingan APBD Provinsi Jawa Barat. Ia pun mempertanyakan kesungguhan pemerintah untuk membangun pariwisata inklusif yang didukung oleh sumber daya yang berkualitas.

Perlu diketahui, Kemenparekraf hanya memperoleh anggaran tahun 2025 sebesar Rp1,76 triliun untuk mengelola pariwisata skala nasional. Nilai anggaran ini tentu sangat kecil jika dibandingkan dengan perolehan APBD, satu di antaranya APBD Provinsi Jawa Barat sebesar Rp5,9 triliun.

Advertisement

Akan tetapi, Dede meminta Kemenparekraf tetap optimistis. Sebab, saat ini pemerintahan baru juga sedang mempertimbangkan adanya APBN Perubahan. Ia berharap adanya pertimbangan ini bisa memperoleh anggaran yang layak, selaras dengan target kerja yang tinggi.

Baca juga: Rupiah Melemah terhadap Dolar AS, IHSG Menguat, Emas Antam Naik pada Pembukaan Pasar Akhir Pekan dan Bulan

“Saya dari lubuk hati yang mendalam, menggangap Kemenparekraf ini sangat kreatif dan proaktif bermitra dengan komisi X. Dengan alokasi anggaran sebesar 1,7 T, kita harus optimistis dulu karena siapa tahu nanti dalam pemerintahan berikutnya dalam APBN perubahan juga, akan ada perubahan (anggaran Kemenparekraf),” pungkas politisi Fraksi Partai Demokrat itu.

Dalam bagian lain, Andreas Kemenparekraf tidak dihilangkan pada pemerintahan pimpinan Presiden Prabowo Subianto mendatang. Pasalnya, kementerian ini tercatat sebagai salah satu tulang punggung krusial bagi pemasukan devisa negara.

“Siapapun nanti menterinya, saya setuju dengan pendapat mas menteri yang harus tetap kita perjuangkan agar Kemenparekraf tetap ada dan juga DAK tetap ada dan bahkan harus ditingkatkan,” ungkap Andreas. ***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Advertisement