Otomotif
Imbas Invasi ke Ukraina, Toyota Motor Tutup Pabrik di Rusia
FAKTUAL-INDONESIA: Perusahaan otomotif asal Jepang Toyota Motor Corp telah memutuskan untuk mengakhiri produksi kendaraan di Rusia karena gangguan pasokan bahan dan suku cadang utama.
Toyota sendiri telah menangguhkan produksi di St Petersburg pada Maret 2022 karena masalah rantai pasokan, dan berhenti mengimpor ke Rusia.
“Selama periode ini kami telah sepenuhnya mempertahankan tenaga kerja kami dan memastikan fasilitas kami siap untuk memulai kembali produksi jika keadaan memungkinkan,” katanya dalam sebuah pernyataan, sebagaimana dikutip Reuters, Senin (26/9/2022).
Namun, setelah enam bulan, pihaknya belum dapat melanjutkan aktivitas normal dan tidak melihat indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa mendatang.
Baca juga: Toyota Batal Ekspor Land Cruiser 300 ke Rusia, Berkah Bagi Negara Lain
Toyota mengatakan operasinya di Moskow perlu direstrukturisasi, tetapi akan terus mendukung jaringan ritelnya dalam memberikan layanan kepada pelanggan Toyota dan Lexus yang sudah ada.
Adapun Toyota mempekerjakan sekitar 2.350 orang di Rusia termasuk di pabriknya di St. Petersburg, yang mulai berproduksi pada 2007 dan memproduksi kendaraan sport RAV4 dan sedan Camry. Pada tahun 2021, kapasitas produksi mencapai sekitar 80 ribu unit.
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia mengatakan pihaknya bekerja sama dengan otoritas regional untuk mengembangkan situs tersebut.
Banyak pabrik di Rusia telah menangguhkan produksi dan cuti pekerja karena kekurangan peralatan berteknologi tinggi karena sanksi dan eksodus pabrikan Barat sejak Moskow mengirim angkatan bersenjata ke Ukraina pada 24 Februari.
Baca juga: Toyota Fortuner Leader Meluncur di Thailand, Harganya Lebih Murah dari Fortuner Legender
Pabrikan otomotif asal Jepang lainnya Nissan, baru-baru ini memutuskan untuk memperpanjang penangguhan pabriknya di St. Petersburg selama tiga bulan hingga akhir Desember. Pabrik telah ditetapkan untuk melanjutkan produksi pada akhir September 2022 ini.
Selain itu, Renault menjual saham mayoritasnya di produsen mobil yang berbasis di Rusia Avtovaz (AVAZI_p.MM) ke lembaga sains Rusia, dilaporkan seharga satu rubel.
Pembuat mobil mewah seperti Jaguar telah berhenti mengekspor ke Rusia dan Ford dan BMW telah menangguhkan beberapa produksi.
Volvo pada bulan Juli mulai memberhentikan beberapa stafnya di Rusia – yang tahun lalu menyumbang 3 persen dari penjualan grup bersih – setelah menangguhkan penjualan, layanan, dan produksi pada bulan Februari.
Pembuat ban Michelin dan Nokian juga berencana untuk keluar dari Rusia. Michelin mengatakan masalah rantai pasokan terkait sanksi membuat tidak mungkin melakukan bisnis di sana.***