Lifestyle
HUT Ke-2, Rumah BUMN Gelar Lomba Ngelet, Seni Membatik Rokok Khas Rembang
FAKTUAL-INDONESIA: Rumah BUMN Rembang PT Semen Gresik (PTSG) menyelenggarakan lomba seni membatik rokok khas Rembang. Acara tersebut ada di dalam festival Ngopi Gedhen dan dihadiri oleh puluhan seniman.
Seni membatik rokok ini dilakukan menggunakan ampas kopi jenis lelet atau sering disebut ngelet atau cethe. Dalam membatik, para seniman menggunakan cairan dari ampas kopi tersebut dan sebatang tusuk gigi sebagai pengganti canting.
Ketua panitia Vera Damayanti mengatakan kegiatan yang biasa disebut warga Rembang melelet atau ngelet ini dilakukan untuk mempopulerkan kopi lelet di masyarakat.
“Kopi lelet sebagai kebanggaan warga rembang ini bisa lebih dikenal sebagai kopi yang patut dibanggakan. Dengan kekhasannya dan budaya anak muda rembang yang mau meneruskan kegiatan ini,” kata Vera Sabtu (27/8/2022).
Baca juga: Pelukis Jalanan Kota Tua Punya Andil Dongkrak Sektor Pariwisata
Perlombaan ini diikuti 40 peserta. Mereka diminta membuat kreasi batik bebas di 3 batang rokok dari panitia.
Lomba ngelet ini juga diikuti oleh dua peserta perwakilan dari kelompok disabilitas Rembang. Salah satu pesertanya, yakni Sulistyo menuturkan baru pertama kali mengikuti perlombaan membatik rokok ini. Tak seperti peserta lain, tentu ia merasa sulit ketika “ngelet” namun keterbatasan tidak menghalangi untuk membuatnya.
“Kesulitan dari kendala individum karena saya disabilitas. Maka membutuhkan alat bantu kayu. Dasarnya saya dari membatik. Diterapkan di sini (batang rokok) juga bisa” ujar Sulistyo, melansir Lingkar Jateng, Minggu (28/8/2022).
Dalam perlombaan seni membatik rokok ini, ia melukis empat batang rokok yang diselesaikan kurang dari satu setengah jam sesuai waktu yang diberikan oleh panitia.
Baca juga: Melihat Kaum Disabilitas Simbatan Memproduksi Batik Ciprat
Masih dikesempatan yang sama, Vera mengatakan akan menilai 3 batang yang sudah dilelet sesuai bentuk dan motif dari kreasi yang sudah dibuat peserta.
Vera menambahkan kegiatan semacam ini sebenarnya sudah rutin digelar. Namun kegiatan sempat terhenti selama 2 tahun akibat pandemi COVID-19.
“Ini rutin sudah kita gelar di sini (Rumah BUMN). Tapi dua tahun kemarin tidak kita gelar karena ada Covid. Dan kali ini kita kembali gelar dan pesertanya antusias sekali,” tuturnya.
Seni membatik rokok dengan kopi lelet ini dipilih sebagai lomba, kata Vera, karena telah menjadi kebiasaan yang hidup sejak tempo dulu di Rembang, khususnya di Lasem. Dengan diadakan acara ini dinilai bisa melestarikannya sebagai identias Kota Garam.
“Kopi lelet sebagai kebanggan Kota Rembang ini bisa lebih dikenal sebagai kopi yang patutu untuk dibanggakan dengan kekhasan budayanya. Jika dilihat secara ekonomi juga sudah terbukti dengan tumbuhnya pelaku usaha kopi dan minat generasi muda untuk meneruskan budaya ngelet pada rokok,” pungkasnya.***