Lifestyle
Cuti Bersama Imlek 23 Januari, Ini Sejarah dan Perayaannya

Barongsai selalu menjadi pemandangan menarik di Indonesia setiap Imlek tiba. (ist)
FAKTUAL-INDONESIA : Tahun Baru Imlek jatuh pada Hari Minggu, 22 Januari. Pemerintah pun telah mengumumkan cuti bersama di tanggal 23 Januari. Seperti apa perayaan Imlek di Indonesia?
Sejarah perayaan Imlek menurut China Highlights, diperkirakan sudah muncul pada 3.500 tahun yang lalu yakni masa Dinasti Shang pada 1600-1046 SM.
Awalnya, orang-orang mulai mengadakan upacara pengorbanan untuk menghormati dewa dan leluhur pada awal atau akhir setiap tahun.
Namun kini, perayaan Imlek sudah berkembang dan ada sejumlah adat istiadat yang sudah ditinggalkan.
Adapun untuk di Indonesia, perayaan Imlek bermula dari kedatangan orang China ke Asia Tenggara pada abad ke-3 Masehi.
Pada masa itu, orang-orang China bermigrasi ke berbagai wilayah di Asia Tenggara untuk berdagang, salah satunya ke Nusantara.
Kedatangan orang China akhirnya berdampak pada perkembangan sistem kongsi, teknik kemaritiman, sistem moneter, teknik produksi, dan budidaya berbagai komoditas di Indonesia seperti gula, padi, tiram, udang, gara, dan lain-lain.
Migrasi orang China ke Nusantara di awal Masehi ini pun turut membawa budaya perayaan Imlek ke tengah masyarakat.
Di Indonesia, perayaan Imlek dirayakan setiap tahun dan sudah menjadi tradisi. Namun selama kurun waktu 1965 hingga 1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum.
Mengutip laman Pemerintahan Kota Semarang, hal ini berkaitan dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. Saat itu, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto melarang segala hal yang berbau Tionghoa, termasuk tradisi tahun baru Imlek.
Baru pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, Inpres Nomor 14/1967 dicabut. Akhirnya, masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek sejak tahun 2000.
Kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional.
Perayaan Imlek biasanya diwarnai dengan :
1. Kue Keranjang
Kue khas satu ini selalu muncul di perayaan Imlek. Kue keranjang dalam bahasa Mandarin disebut dengan Nian Gao atau Ti Kwe, yang diperoleh dari wadah cetakan kue yang berbentuk keranjang.
Di China ada kebiasaan untuk menyantap kue keranjang ini terlebih dahulu saat tahun baru dengan harapan mendapatkan keberuntungan dalam pekerjaan.
2. Jeruk Mandarin
Selain kue keranjang, makanan lain yang juga selalu ada dalam perayaan Imlek adalah jeruk Mandarin. Jeruk dalam bahasa Mandarin disebut ‘chi zhe’, ‘chi’ artinya rezeki dan ‘zhe’ berarti buah. Jadi, makna dari jeruk pada Imlek adalah buah pembawa rezeki.
3. Angpau
Angpau yang berbentuk amplop merah adalah yang selalu dinanti saat perayaan Imlek. Salah satu makna angpau adalah filosofi transfer kesejahteraan atau energi.
Transfer kesejahteraan dari orang mampu ke tidak mampu, dari orangtua ke anak-anak, dari anak-anak yang sudah menikah ke orangtua.
4. Barongsai
Perayaan tahun baru Imlek kurang lengkap jika belum ada barongsai atau tarian singa. Menurut kepercayaan, tarian barongsai ini memiliki makna untuk mengusir roh-roh jahat, karena mereka percaya jika monster, hantu, roh-roh jahat takut dengan suara keras.
Tak hanya tarian barongsainya saja yang memiliki arti, namun suara pukulan simbal, gong, gendang yang mengiringi tarian Barongsai memiliki makna membawa keberuntungan.
Di beberapa daerah di Indonesia, ada juga perayaan Imlek yang cukup dikenal, antara lain Gelar Kirab dan Festival Kuliner di Semarang, Kuliner Khas China dan Wishing Tree Jakarta, Kelenteng Bernuansa Merah di Ciamis, 2000 Lampion di Palembang hingga Sembahyang di Klenteng Po Hwa Kong Lombok.***