Kesehatan
5 Penyebab Menangis Tanpa Alasan, Pernah Alami?
FAKTUAL-INDONESIA: Setiap manusia di dunia ini pasti pernah menangis. Biasanya, keluarnya air mata terjadi karena sedih atau bahagia. Tapi beberapa orang kerap menangis begitu saja tanpa adanya sebab. Lalu apa saja penyebab menangis tanpa alasan?
Menangis merupakan salah satu cara menyalurkan emosi yang dirasakan. Umumnya seseorang menangis ketika sedih, sakit hati, terharu dan bahagia. Menurut para ahli, menangis bertujuan untuk melepaskan masalah atau stres, meluapkan kesedihan, hingga demi mendapat perhatian dan dukungan.
Disatu sisi, banyak yang menangi tanpa sebab secara tiba-tiba. Hal ini bisa menjadi indikasi masalah yang mendasar pada kondisi fisik dan mental. Selain itu, ada beberapa penyebab menangis tanpa alasan yang mungkin jarang diketahui.
Baca juga: Simak, 4 Manfaat Air Mata yang Mungkin Belum Diketahui
Berikut beberapa penyebab menangis tanpa alasan yang telah faktualid.com rangkum dari berbagai sumber.
Daftar isi
1. Gangguan kecemasan (anxiety) dan stres
Penyebab menangis tanpa alasan yang pertama yaitu gangguan kecemasan dan stres. Gangguan kesehatan mental ini bisa mengakibatkan seseorang menjadi lebih rentan dan sulit mengontrol emosi. Kondisi inilah yang mengakibatkan seseorang menangis tiba-tiba.
Gangguan kecemasan atau biasa disebut generalized anxiety disorder (disingkat GAD) lebih sering terjadi pada wanita. Meski tidak merasa sedih atau terharu, rasa panik membuat penderitanya ketakutan dan otak mengirimkan sinyal untuk menangis sebagai luapan dari emosi dan stres.
2. Sindrom pramenstruasi
Mendakati masa menstruasi, banyak wanita yang menangis tanpa sebab. Hal ini bisa terjadi karena perubahan hormonal yang akan berdampak terhadap fisik dan emosi. Gejala ini biasanya disebut sindrom pramenstruasi. Itulah mengapa wanita yang hendak datang bulan sering menangis secara tiba-tiba tanpa alasan.
3. Pseudobulbar Affect
Penyebab menangis tanpa alasan berikutnya yaitu Pseudobulbar Affect (PBA). Gangguan ini adalah masalah neurologis yang meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menangis. Tak hanya itu, seseorang dengan gangguan ini bisa tertawa secara tiba-tiba. Penyakit ini disebut juga dengan inkontinensia emosional.
PBA lebih rentan terjadi pada seseorang yang memiliki riwayat penyakit stroke, penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, atau multiple sclerosis. Bila Anda suka menangis tiba-tiba, bisa aja Anda mengalami PBA. Pasien PBA beberapa diantaranya memerlukan perawatan lebih lanjut dari dokter.
Baca juga: 7 Cara Sadis Sutradara Membuat Aktor Menangis, Kelewatan!
4. Depresi
Selain gangguan kecemasan, penyebab menangis tanpa alasan lainnya adalah depresi. Depresi membuat pengidapnya terus-menerus merasa sedih, sehingga sangat mungkin untuk menangis. Gangguan kesehatan mental ini bisa ditandai dengan suasana hati yang buruk, bahkan dapat berlangsung selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bertahun-tahun.
Seseorang yang mengalami depresi akan merasa hidupnya hampa, tidak menemukan kesenangan dalam hidup, putus asa, hingga berpikiran untuk bunuh diri. Jika depresi sudah berlangsung dalam waktu yang lama perlu menjalani pengobatan segera.
5. Burnout
Bornout merupakan kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan ekstrem, baik secara fisik maupun mental. Orang yang mengalami burnout akan kesulitan untuk menyalurkan emosi negatifnya. Alhasil, orang yang mengalaminya dapat menangis tanpa alasan yang jelas.
Cara mengatasi menangis tanpa alasan
Menangis sebenarnya hal yang normal untuk membantu meluapkan emosi yang dirasakan. Dengan menangis, Anda bisa merasa lega dan lebih baik. Maka dari itu, berikut ini beberapa cara mengatasi menangis tanpa sebab:
- Mulailah mengatur napas menjadi lebih lambat
- Lemaskan otot-otot wajah dan tenggorokan
- Dorong lidah ke arah langit-langit mulut
- Cobalah tersenyum
- Minum air putih.
Itulah beberapa penyebab menangis tanpa alasan beserta cara mengatasinya. Menangis tanpa sebab tidak selalu berarti ada yang salah. Namun, penting untuk mengetahui kapan Anda harus mendapatkan bantuan. Jika gejala ini sudah menghambat aktivitas sehari-hari, segera konsultasikan psikolog.***