Kesehatan
Komitmen AstraZeneca, Tingkatkan Kesehatan Masyarakat Indonesia
FAKTUAL-INDONESIA : AstraZeneca terkenal karena vaksinnya digunakan di lebih 180 negara, salah satunya digunakan masyarakat Indonesia untuk mencegah Covid-19.
AstraZeneca juga menyediakan obat-obatan untuk penyakit peradangan, infeksi, dan saraf melalui berbagai kolaborasi.
Di Indonesia, AstraZeneca telah menghadirkan produk-produk inovasi sejak awal perusahaan beroperasi. AstraZeneca adalah termasuk perusahaan pertama yang membawa Klorokuin Fosfat untuk Malaria ke Indonesia pada tahun 1978, dan salah satu perusahaan farmasi pertama yang menyediakan solusi terapi target untuk kanker.
Kini, Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia Sewhan Chon mengatakan AstraZeneca akan membawa teknologi dan memperkuat kerja sama dengan pemerintah Indonesia serta perusahaan lokal untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Inilah program penandatanganan yang sedang berjalan dengan kolaborasi Kementerian Kesehatan untuk membuat sistem kesehatan Indonesia lebih baik lagi,” ucapnya di acara penandatangan kerja sama Kementerian Kesehatan dengan PT Astrazeneca Indonesia di Jakarta, Senin.
Penandatanganan kesepakatan ini menjadi komitmen AstraZeneca untuk mendukung transformasi sistem program Kementerian Kesehatan sebagai upaya mengontrol penyakit tidak menular dan kesempatan transfer teknologi bagi sistem kesehatan di Indonesia.
Chon menjelaskan AstraZeneca saat ini telah membangun program screening awal untuk deteksi pasien kanker di Indonesia guna meningkatkan angka kesembuhan.
“Kita juga ada program untuk screening awal, banyak pasien Indonesia berobat kanker, tapi sudah masuk ke stadium akhir, maka itu mereka harus datang saat stadium awal untuk meningkatkan angka kesembuhan,” ucapnya, pada Senin (20/2/2023) seperti dikutip Antara.
Oleh karena itu, AstraZeneca bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mencari solusi dengan menggunakan Artificial Intelegence (AI) atau kuisioner ⁰
Program deteksi dini ini tidak hanya untuk pasien kanker paru, tetapi banyak juga pasien kanker ovarium yang terjadi pada wanita di Indonesia yang tidak terdeteksi diawal sehingga menurunkan pravelansi angka kesembuhan.
“Kita memberikan “Ten Finger Campaign” untuk memberikan edukasi agar masyarakat mengerti tentang kanker ovarium dan mereka bisa datang lebih awal, diobati lebih awal dan hidup lebih lama,” ucap Chon.
Program edukasi lainnya yang dilakukan AstraZeneca bekerjasama dengan pemerintah Indonesia, khususnya Puskesmas, adalah dalam menangani isu SABA atau penggunaan obat pereda asma berlebihan yang menjadi beban bagi sistem kesehatan di Indonesia.
Kerja sama ini untuk membangun kecakapan di Puskesmas untuk mengembangkan kemampuan perawatan sehingga pasien bisa diketahui lebih awal, screening, diagnosa awal dan mendapatkan perawatan dengan baik.
Selain itu, AstraZeneca juga mengembangkan edukasi untuk generasi muda dengan program “Young Health Program” yang mengajarkan bagaimana menjalani hidup sehat dan mengetahui berbagai macam penyakit tidak menular dan bagaimana cara mengatasinya.
“Program ini sudah berjalan di 4 distrik di Jakarta, 40 sekolah, 20 Puskesmas. Kita sudah menjadikan 700 edukator generasi muda dan mereka akan edukasi yang lainnya,” ucap Chon.
Lebih lanjut, Chon menyebut AstraZeneca juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dengan menanam 20 juta pohon di Jawa Barat, dan akan berkembang di beberapa kota lainnya di Indonesia.***