Kesehatan
Hindari Darah Tinggi, Jangan Mengonsumsi 5 Makanan Ini Terlalu Banyak

Hindari memakan pizza terlalu banyak karena bisa memicu penyakit darah tinggi.(ist)
FAKTUAL-INDONESIA : Tahun baru, saatnya mengubah gaya hidup Anda yang tak sehat menjadi lebih sehat dan berkualitas.
Anda harus tahu, makanan yang dapat memicu darah tinggi. Demikian pula jika Anda sedang melakukan diet, pastikan Anda menghindari makanan penyebab darah tinggi ini.
American Heart Association (AHA) merekomendasikan makanan banyak buah, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian untuk dikonsumsi para pengidap hipertensi.
Berikut ini makanan yang bisa memicu darah tinggi.
1. Garam
Garam atau khususnya natrium dalam garam, merupakan kontributor utama untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung. Ini karena pengaruhnya terhadap keseimbangan cairan dalam darah.
Garam meja diketahui mengandung sekitar 40 persen natrium. Karenanya, AHA merekomendasikan agar tidak lebih dari 2.300 mg sodium atau setara dengan 1 sendok teh garam setiap hari.
Makanan yang dapat berkontribusi besar pada asupan garam harian seseorang, di antaranya : roti dan roti gulung, pizza,
Sandwich, cold cuts dan daging yang diawetkan, sup, burrito dan taco.
2. Daging Deli
Daging deli olahan dan lunch meats kerap kali dikemas dengan natrium. Hal tersebut karena produsen membumbui dan mengawetkan daging ini dengan garam. Menurut database Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), hanya dua potong daging sapi bologna sudah bisa mengandung 910 mg sodium.
Sementara, satu buah sosis frankfurter atau hot dog bisa mengandung 567 mg natrium.
3. Sup Kalengan
Sup kalengan adalah pilihan makanan sederhana yang mudah disiapkan, terutama saat sedang sibuk menjalani aktivitas sehari-hari.
Meskipun begitu, sup kalengan mengandung banyak natrium. Ini berarti sup kalengan dapat meningkatkan tekanan darah.
4. Gula
Selain garam, gula juga dapat meningkatkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa gula, terutama minuman yang dimaniskan dengan gula, berkontribusi pada penambahan berat badan pada orang dewasa dan anak-anak.
Kelebihan berat badan dan obesitas ini kemudian dapat meningkatkan risiko seseorang terkena tekanan darah tinggi.
Menambahkan gula mungkin juga memiliki efek langsung pada peningkatan tekanan darah, menurut tinjauan studi pada 2014.
Sebuah studi pada wanita dengan tekanan darah tinggi melaporkan bahwa penurunan gula sebesar 2,3 sendok teh dapat menyebabkan penurunan sistolik 8,4 mmHg dan penurunan tekanan darah diastolik 3,7 mmHg.
5. Makanan Mengandung Lemak Jenuh
Lemak trans adalah lemak buatan yang meningkatkan umur simpan dan stabilitas makanan kemasan.
Namun, lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dalam darah. Reaksi ini pun dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi.
Selain itu, lemak trans diketahui sangat buruk bagi kesehatan dan telah dikaitkan dengan gangguan kesehatan jantung, termasuk peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Makanan kemasan yang sudah disiapkan sebelumnya sering kali mengandung lemak trans dan lemak jenuh, di samping gula, natrium, dan karbohidrat rendah serat dalam jumlah tinggi.
Sementara, lemak jenuh banyak ditemukan pada produk hewani, seperti: mentega, daging merah dan kulit ayam.
AHA merekomendasikan pengurangan asupan lemak jenuh dan lemak trans untuk membantu mencegah hipertensi dan menjaga kesehatan jantung.
Salah satu cara untuk mengurangi asupan lemak jenuh adalah dengan mengganti beberapa makanan hewani dengan alternatif nabati yang menyehatkan.***