Kesehatan
Bisa Dialami Semua Wanita, Kista Ovarium Harus Dideteksi Lebih Dini
FAKTUALid – Kista ovarium, yang menyerang alat reproduksi wanita, harus diwaspadai sebab penyakit ini bisa menyebabkan kematian. Pemeriksaan sedini mungkin sebaiknya dilakukan agar penangannya lebih cepat.
Hal itu dikatakan Spesialis Kebidanan Kandungan, Konsultan Onkologi Semen Padang Hospital Dr. dr. Syamel M SpOG K.Onk di Padang, Sumatera Barat, Selasa (10/8/2021).
“Kista ovarium dapat mengenai semua wanita mulai dari usia sangat belia sampai usia tua, karena itu setiap wanita sebaiknya dapat melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mengetahui apakah mengidap kista ovarium,” ucapnya.
Penyakit ini, tuturnya, adalah tumor atau pertumbuhan yang terjadi di ovarium atau sel telur wanita yang berisi cairan.
Kista ovarium dikatakan suatu kelainan jika ukurannya sudah melebihi 4 centimeter. Kelainan ini, ujarnya, bisa bersifat jinak, namun juga ada yang bersifat ganas yang dikenal dengan kanker ovarium.
Dia menuturkan, mengacu kepada data WHO terdata 234.000 wanita di seluruh dunia yang terdiagnosis kista ovarium, dan kurang lebih sebanyak 53,40 persen meninggal dunia.
Sementara itu, berdasarkan survei Demografi Kesehatan Indonesia, angka kejadian kista ovarium di Indonesia mencapai 37,2 persen, yaitu sebanyak 23.400 orang dan yang meninggal sebanyak 13.900 orang.
Syamel mengatakan, yang perlu diperhatikan adalah jenis kista akan berbeda insidennya tergantung pada usia. Pada usia kurang dari 25 tahun dan lebih dari 45 tahun atau bahkan saat sudah menopause lebih sering dijumpai kista akibat keganasan.
“Sementara pada usia produktif lebih sering dihubungkan dengan kelainan jinak,” ucapnya.
Gejala kista ovarium bisa bervariasi tergantung pada jenis kista, ukuran dan hubungannya dengan organ tubuh lain.
Saat ukurannya kecil dan tidak terdapat perlengketan dengan organ lain maka kista ovarium bisa tidak bergejala, namun pada umumnya wanita akan datang saat telah timbul gejala seperti pembengkakan, nyeri haid, gangguan berkemih dan gangguan buang air besar.
Untuk penyebab kista ovarium ia memaparkan tergantung pada jenis kista itu sendiri, kista yang sifatnya jinak sering dihubungkan dengan nyeri haid dan kesulitan untuk mendapatkan kehamilan.
Kondisi keganasan sering ditemukan pada usia muda kurang dari 25 tahun atau usia perimenopause di atas 45 tahun dan jika ditemukan adanya bagian padat pada kista tersebut.
Dalam menentukan diagnosis terhadap penderitanya, ada berbagai upaya yang akan dilakukan mulai dengan menanyakan gejala dilanjutkan dengan pemeriksaan ginekologi yang seksama pada pasien.
Salah satu pemeriksaan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memprediksi jenis kista sehingga terapi yang diberikan sesuai dengan jenis kista tersebut, dan salah satu pemeriksaan adalah USG (ultrasonografi) Ginekologi.
“USG Ginekologi dengan menggunakan berbagai kelebihan seperti skor International Ovarian Tumour Analysis (IOTA ) saat ini bisa memprediksi jenis kista dengan cukup baik,” ujarnya.
Di sisi lain, dokter Syamel mengatakan kista ovarium yang jinak tidak ada stadiumnya. Stadium digunakan pada kista ovarium ganas di mana perkembangan dan perjalanan penyakitnya akan tergantung pada stadium dan kondisi pasien.
“Yang dapat kami sarankan adalah saat adanya gejala, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan secara menyeluruh karena setiap kista ovarium sifat dan penanganannya sangat tergantung pada jenis kista tersebut,” ujarnya.***