Kesehatan
Ancam Kesehatan Balita, Kemenkes Gandeng Pfizer untuk Tangani Pneumonia

Foto: Istimewa
FAKTUAL-INDONESIA: Penyakit menular dan penyakit tidak menular masih menjadi tantangan Indonesia untuk segera dituntaskan.
Salah satunya pneumonia. Usia di bawah lima tahun (balita) termasuk kelompok yang rentan untuk terkena pneumonia. Untuk tetap menjaga kesehatannya, anak perlu mendapatkan Pneumococcal Conjugate Vaccine (vaksin PCV) yang merupakan bagian dari imunisasi lengkap secara tepat waktu, tak terkecuali di masa adaptasi kebiasaan baru seperti sekarang.
Pneumonia pneumokokus adalah infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus atau Streptococcus pneumonia. Pneumonia pneumokokus pada balita ditandai dengan sejumlah gejala, yaitu sesak napas, nyeri dada, demam, batuk, kehilangan nafsu makan, hingga bibir dan kuku yang kebiruan karena kurang oksigen.
Walaupun kebanyakan gejala yang ditimbulkan bakteri ini ringan, tetap ada kemungkinan muncul penyakit yang fatal atau mengakibatkan komplikasi jangka panjang. Namun, penyakit ini termasuk dalam PD3I, yaitu penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Di Tanah Air, penyakit pneumonia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mengganggu peningkatan derajat kesehatan anak Indonesia.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, penyakit infeksi menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan.
Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, pneumonia dan diare masih menjadi masalah utama yang menyebabkan kematian; pneumonia 14,5 persen dan diare 9,8 persen.
Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2020 juga menunjukkan angka prevalensi pneumonia pada balita tinggi yaitu 3,55 per 100 balita. Hal ini berarti, 3 4 dari 100 balita, menderita pneumonia.
Oleh sebab itu Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggandeng PT Pfizer untuk mengatasi permasalahan ini.
Hal itu diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman antara Sekretaris Jenderal Kemenkes Kunta Wibawa Dasa Nugraha dan Policy and Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto pada Jumat (1/10/2021) di Gedung Kemenkes, Jakarta.
Nota kesepahaman ini meliputi upaya peningkatan promosi kesehatan melalui pemberdayaan masyarakat, komunikasi, informasi dan edukasi dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit pneumonia; kanker payudara metastasis dan kanker paru; manfaat imunisasi bagi masyarakat; peningkatan pengkajian dan pengembangan ekosistem pendidikan bioteknologi kesehatan; peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan bidang kesehatan lainnya.
”Kami percaya, sinergi dan kolaborasi yang disepakati dengan itikad baik untuk kepentingan masyarakat Indonesia, dengan memperhatikan aspek keselarasan, antisipatif, transparansi diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi secara bersama sama,” kata Sekjen Kunta sebelum penandatanganan nota kesepahaman.
Policy and Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia Bambang Chriswanto, menambahkan pihaknya akan melaksanakan kesepakatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
”Kami merasa terhormat atas kepercayaan yang diberikan Kemenkes untuk bekerja sama dalam mendukung bagian dari program promotif dan preventif sesuai bidang kami, yang akan kami laksanakan dengan sebaik-baiknya selama tiga tahun ke depan,” ucap Bambang.
Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Michael F. Kleine mengapresiasi atas terjalinnya kerja sama tersebut.
”Kesepakatan ini menggarisbawahi pentingnya upaya bersama sektor korporasi swasta dan pemerintah Indonesia guna membantu meningkatkan kesehatan banyak orang,” ucap Michael F. Kleine.
Untuk memperkuat infrastruktur kesehatan, Pfizer juga akan meningkatkan pengkajian dan pengembangan ekosistem pendidikan bioteknologi kesehatan melalui inisiatif pendidikan yang saat ini berjalan, meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam bidang kesehatan melalui dukungan pelatihan, dan peningkatan keterampilan maupun pengetahuan, serta bidang kesehatan lainnya.
Salah satu inisiatif kunci yang dimulai pelaksanaannya oleh Pfizer Indonesia tahun ini adalah Pfizer Biotech Fellowship. Program Pfizer Biotech Fellowship ini bertujuan untuk mendorong putra-putri Indonesia agar terus memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi, serta membangkitkan daya inovasi dan kreasi riset di bidang bioteknologi kesehatan melalui pelatihan dan bantuan beasiswa tidak mengikat bagi mahasiswa S1 dan S2 terpilih.***