Connect with us

Kesehatan

3T Dalam Penanganan Pandemi Covid-19 Diakui Menkes Masih Rendah

Avatar

Diterbitkan

pada

    Foto: Istimewa

FAKTUALid – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengakui testing, tracing, treatment (3T) dalam penanganan pandemi Covid-19 masih lebih rendah dibandingkan negara lain.

Menkes menyebut 3T merupakan salah satu strategi paling dasar dan penting untuk mengatasi pandemi selain vaksinasi Covid-19.

“Ini merupakan salah satu titik kelemahan kita. Kita vaksinasi sudah lumayan, tapi testing, tracing dan isolasi kita masih belum atau masih di bawah negara-negara yang memang baik,” katanya dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Jumat (30/7/2021).

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, jumlah tes di Indonesia, paling tidak selama sepekan terakhir masih rendah. Jumlah itu masih jauh dari target 400 ribu tes per hari.

Pada hari Kamis (29/7/2021), jumlah orang yang dites memggunakan PCR, TCM dan Antigen sebanyak 173.464 orang. Sehari sebelumnya, Rabu (28/7/2021) sebanyak 185.181 orang.

Advertisement

Selasa (27/7/2021) lalu, jumlah yang dites yaitu 180.202 orang. Kemudian Senin (26/7) sebanyak 121.266 orang. Lalu, pada Minggu (25/7) sebanyak 124.139 orang dites dan pada Sabtu (24/7/2021) tercatat 179.953 orang.

Sementara itu, jumlah kasus meninggal di luar RS juga cukup tinggi. Berdasarkan data koalisi warga Lapor Covid-19, kasus tersebut mencapai 2.707 orang per 27 Juli.

Implementas 3T di lapangan, ujarnya, tidak bisa sembarang. Dia mengatakan, 3T harus mengikuti kaidah-kaidah epidemiologis.

“Bukan hanya untuk screening,” ucapnya.

Berbagai pihak, tuturnya, diminta untuk membantu mewujudkan implementasi 3T yang benar. Salah satunya, dia meminta kepada Universitas Airlangga.

Advertisement

Perguruan tinggi tersebut, tuturnya, mempunyai Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kesehatan Masyarakat yang baik. Sehingga, sepatutnya ikut dalam meningkatkan kualitas 3T.

Kalau misalkan Unair bisa membantu, katanya, tolong kita bangun disiplin testing tracing dan isolasi yang baik.

“Mulai dari proses pelacakan, kapasitas testing, pelaporan testing. Kemudian bagaimana follow up kalau hasilnya ada yang positif, mana yang mesti ditaro di RS Isolasi mandiri atau terpusat,” ucapnya.***

Advertisement
Lanjutkan Membaca
Klik Untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Advertisement