Connect with us

Lapsus

Kehadiran Omicron Jadi Alarm bahwa Pandemi Covid-19 Belum Usai

Avatar

Diterbitkan

pada

Ilustrasi

FAKTUAL-INDONESIA: Kasus varian Omicron sesuai laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah berjumlah 30 kasus pada Minggu (26/12/2021). Kabar baiknya, kasus ini terdeteksi dari pasien yang sedang menjalani karantina di Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Artinya, kasus tersebut masih dilokalisasi. Penularannya belum meluas.

Namun tetap harus diwaspadai. Sebab, sejak diumumkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada tanggal 16 Desember 2021 bahwa satu petugas kebersihan di karantina Wisma Atlet terpapar Omicron, kasus ini bertambah cukup pesat.

Kini, dalam kurun waktu 10 hari, sudah 30 kasus. Ini terdeteksi dari warga yang baru tiba dari luar negeri; terutama negara dengan penularan Omicron tertinggi. Hanya satu yang tertular di dalam negeri, yakni petugas kebersihan di Wisma Atlet.

Menkes Budi Gunadi memang memastikan bahwa kasus Omicron impor tersebut sudah dikarantina dan hingga saat ini belum ada yang menyebar keluar lingkungan Wisma Atlet.

Advertisement

Oleh karena itu, pemerintah memperketat pintu kedatangan luar negeri dan karantina. Tujuannya agar kasus Covid-19 dengan varian Omicron yang datang dari Nigeria, Inggris, dan Amerika Serikat tetap dijaga.

Tapi hal itu jangan sampai mengikis kewaspadaan kita. Apalagi sebelun Omicron terdeteksi di sini, kasus Covid-19 di Indonesia sudah melandai selama lebih dari 150 hari. Pengendalian pandemi bisa dikatakan berhasil saat kasus mampu ditekan hingga di bawah 5 persen.

Artinya, jangan sampai naik lagi di atas 5 persen. Seperti diingatkan Menkes, jika kasus bertambah di atas 5 persen akan menjadi sumber ledakan kasus baru Covid-19.

Pemerintah hingga saat ini telah mengamati ada kesamaan pola yang memicu rangkaian gelombang Covid-19 di Tanah Air, yakni mobilitas penduduk yang berlangsung pada libur panjang. Gelombang pertama dipicu libur Natal dan Tahun Baru, sedangkan gelombang kedua dipicu mobilitas libur Lebaran.

Kalangan pakar telah memastikan bahwa euforia di kalangan masyarakat saat kasus Covid-19 sedang menurun akan selalu diikuti dengan peningkatan angka terkonfirmasi positif di Tanah Air.

Advertisement

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Tjandra Yoga Aditama menyarankan masyarakat disiapkan dalam menghadapi varian ini.

“Sebaiknya sekarang sudah dilakukan setidaknya simulasi dalam bentuk table top exercise dan lainnya. Masyarakat juga harus disiapkan untuk kemungkinan apa yang harus dilakukan kalau ada peningkatan kasus, identifikasi klaster dan lainnya,” kata Tjandra seperti dikutip dari antaranews.com, Minggu (26/12/2021).

Itu berarti, masyarakat agar mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk dan berharap yang terbaik termasuk memasuki akhir tahun saat ini.

Konkretnya, harus disiagakan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), bukan hanya rumah sakit tetapi juga pelayanan kesehatan primer. Tentu perlu disiapkan roster daftar tenaga kalau-kalau nanti diperlukan, juga obat dan alat kesehatan.

Saat ini, sudah hampir 100 negara di dunia yang melaporkan kasus Omicron. Hal ini menunjukkan penyebaran varian terbaru akibat mutasi SARS-CoV-2 di dunia nampaknya tidak terbendung lagi.

Advertisement

Kasus di negeri kita memang masih kecil. Namun kehadiran Omicron di Indonesia adalah alarm kepada masyarakat bahwa gelombang lanjutan pandemi masih sangat mungkin terjadi. Pekerjaan rumah (PR) menghadapi pandemi belumlah usai. Mari kita patuh pada protokol kesehatan yang dianjurkan pakar serta segera mungkin divaksin sebagai modal sosial kita demi saling melindungi sesama.***

Lanjutkan Membaca
Advertisement