Connect with us

Internasional

Pembebasan Gandum Ukraina Hampir Menemui Titik Terang

Avatar

Diterbitkan

pada

pembebasan gandum ukraina

Silo tempat menyimpan biji-bijian di Ukriana (Foto: The New York Times via Redux)

FAKTUAL-INDONESIA: Kelanjutan ekspor biji-bijian atau gandum Ukraina yang di tahan oleh Rusia menemeui titik terang. Hal tersebut disampaikan pada pertemuan yang mempertemukan delegasi militer dari Rusia, Ukraina, Turki, dan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Istanbul pada Rabu (13/7/2022).

Lebih dari 20 juta ton biji-bijian Ukraina terjebak dalam silo di pelabuhan Laut Hitam Odesa dan lusinan kapal terdampar karena blokade Rusia, bagian dari apa yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina. Situasi ini membuat jutaan orang didunia terancam kelaparan.

Turki telah bekerja dengan PBB untuk menengahi kesepakatan setelah invasi Rusia pada 24 Februari 2022 di Ukraina membuat harga gandum, minyak goreng, bahan bakar, dan pupuk melonjak.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengumumkan pembicaraan terbaru pada Selasa (12/7), menurut laporan CNN Turki.

“Kami memang bekerja keras tetapi masih ada jalan yang harus ditempuh. Banyak orang membicarakannya. Kami lebih suka mencoba dan melakukannya,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres kepada wartawan.

Advertisement

Baca juga: Rusia dan Ukraina Produsen Gandum Murah, Beralih ke Negara Lain Harganya Mahal !

Ukraina dan Rusia adalah pemasok utama gandum dunia. Rusia juga pengekspor pupuk yang besar, sementara Ukraina adalah produsen minyak jagung dan bunga matahari yang signifikan. Sehingga kesepakatan untuk membuka blokir ekspor dipandang penting untuk ketahanan pangan global, terutama di antara negara-negara berkembang.

Ukraina dan Barat menuduh Rusia memperburuk krisis pangan global dengan mempersulit upaya untuk memasok negara-negara miskin dengan biji-bijian dan memicu inflasi.

Moskow menyalahkan Ukraina atas masalah tersebut, menuduh Kyiv menolak memindahkan ranjau yang tersebar di sekitar garis pantainya untuk melindungi diri dari serangan Rusia.

Rusia juga mengecam Barat karena menjatuhkan sanksi pada berbagai sektor yang mempersulit Rusia untuk mendanai dan mengasuransikan layanan angkutan lautnya sendiri.

Para diplomat mengatakan rincian rencana yang sedang dibahas termasuk ide untuk kapal Ukraina untuk memandu kapal biji-bijian masuk dan keluar melalui perairan pelabuhan yang yang penuh ranjau. Rusia menyetujui gencatan senjata saat pengiriman bergerak; dan Turki – didukung oleh PBB – memeriksa kapal pegangkut untuk menghilangkan kekhawatiran Rusia terjadi penyelundupan senjata.

Advertisement

Mengutip Kepala Departemen Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri Rusia Pyotr Ilyichev, kantor berita Interfax melaporkan bahwa Moskow siap memfasilitasi navigasi kapal komersial asing untuk mengekspor gandum Ukraina.

Baca juga: Presiden Rusia, Iran dan Turki akan Bertemu di Teheran Pekan Depan, Apa yang Dibahas?

Dia menambahkan bahwa Rusia ingin mengontrol dan memeriksa kapal dari “penyelundupan senjata”.

Kantor berita RIA yang mengutip sumber diplomatik lain mengatakan bahwa tuntutan Rusia mencakup penghapusan “hambatan ekspor” yang didorong oleh sanksi Barat.

“Ada kendala bagi pihak Rusia di bidang asuransi kapal, logistik, jasa transportasi dan operasional perbankan akibat sanksi yang dijatuhkan,” kata sumber tersebut, yang dikutip Kamis (14/7/2022).

Rusia terus mengekspor gandum sejak perang dimulai, tetapi menghadapi kekurangan kapal besar karena banyak pemilik takut untuk mengirim kapalnya ke wilayah tersebut. Biaya pengangkutan dan asuransi juga meningkat tajam.

Advertisement

Sementara itu, Ukraina menyatakan harapannya agar ekspor gandum meningkat meski Rusia memblokade pelabuhan Laut Hitam.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa Kiev “dua langkah lagi” untuk mencapai kesepakatan dengan Moskow.

“Kekhawatiran keamanan, terkait dengan posisi Rusia, perlu ditangani. Kami berada di fase akhir dan sekarang semuanya tergantung pada Rusia,” katanya, seperti dikutip Reuters dari surat kabar Spanyol El Pais.

Baca juga: Presiden Jokowi Siap Jembatani Komunikasi Rusia dan Ukraina

Petani di kedua negara saat ini sedang memanen gandum untuk musim tanam 2022. Juli-November biasanya merupakan waktu tersibuk bagi para pedagang untuk mengirimkan hasil panen baru dari kedua negara.

Panen yang akan datang juga berisiko karena Ukraina sedang kekurangan ruang penyimpanan akibat penghentian ekspor.

Advertisement

Ukraina mengharapkan ekspor biji-bijian bulanan meningkat 500.000 ton, kata Wakil Menteri Infrastruktur Yuriy Vaskov. Ukraina juga sedang bernegosiasi dengan Rumania dan Komisi Eropa tentang peningkatan pengiriman melalui terusan Sulina, katanya.***

Lanjutkan Membaca