Connect with us

Internasional

Masyarakat Jepang Rayakan Setsubun Setiap 3 Februari, Melempar Kacang untuk Mengusir Setan

Avatar

Diterbitkan

pada

Sejumlah masyarakat saling berebutan untuk mendapatkan kacang yang dilempar oleh para selebritis di Jepang. (ist)

FAKTUAL-INDONESIA : Seluruh masyarakat Jepang setiap tanggal 3 Februari selalu merayakan Setsubun atau festival melempar kacang. Mereka percaya bahwa dengan melempar kacang kedelai tersebut akan mendapat keberuntungan. Bahkan para artis top dan tokoh masyarakat di Jepang turut melempar kacang dan menjadi rebutan.

Festival ini juga melibatkan ritual yang disebut Mamemaki yang secara tradisional untuk mengusir kejahatan, penyakit yang diderita di tahun sebelumnya serta meraih keberuntungan sepanjang tahun ini. Ritual melempar kedelai panggang ini juga melibatkan anak-anak.

Berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun ini, banyak orang pergi ke kuil atau wihara untuk melempar kacang karena pembatasan Covid-19 sudah dilonggarkan.

Mengutip Japantoday, dua yang paling populer adalah Kuil Zojoji di Tokyo dan Kuil Naritasan Shinshoji di Prefektur Chiba, di mana selebritas dan pegulat sumo melemparkan kacang kedelai dari panggung ke penonton yang bergembira yang mencoba menangkap dan memakannya.

Menariknya, jika mereka memakan kacang kedelai sesuai dengan jumlah umur, dipercaya akan membaw keberuntungan sepanjang tahun.

Advertisement

Festival ini juga dirayakan di banyak rumah. Ayah atau lelaki tertua di rumah itu berperan sebagai setan, memakai topeng, sementara anak-anak melempar kacang ke arahnya sambil berteriak “Oni wa soto, Fuku wa uchi” (Setan keluar, keberuntungan masuk!).

Kebiasaan tradisional lainnya untuk Setsubun adalah memakan eho-maki (sushi gulung) yang dianggap membawa keberuntungan. Anda makan gulungan sushi yang belum dipotong sambil menghadap ke arah keberuntungan tahun ini. Arah ini berubah setiap tahun dan ditentukan oleh 12 simbol zodiak Tiongkok.

Setiap tahun, Badan Urusan Konsumen dan Pusat Kesehatan dan Perkembangan Anak Nasional mengeluarkan peringatan kepada orang tua untuk berhati-hati membiarkan anak kecil menelan kacang.

Di masa lalu, ada kasus anak-anak berusia antara sembilan bulan dan empat tahun dibawa ke rumah sakit untuk perawatan setelah tersedak kacang.

Para pejabat kesehatan mengatakan ada kemungkinan kedelai bersarang di saluran bronkial anak selama satu atau dua hari sebelum ditemukan.

Advertisement

Seorang anak berusia empat tahun mati tersedak di pusat penitipan anak pada  2020 di Prefektur Shimane. Penyebab kematiannya adalah mati lemas karena salah satu kacang tersangkut di tenggorokannya. Kacang itu membesar karena mengandung uap air dari udara. Setiap anak diberi sekitar 10 kacang selama acara berlangsung.***

 

Lanjutkan Membaca
Advertisement