Connect with us

Internasional

Polisi New York Memburu Pelaku Tunggal Penembakan Brutal di Stasiun Kereta Bawah Tanah

Avatar

Diterbitkan

pada

Foto: NDTV

FAKTUAL-INDONESIA:  Pelaku penembakan brutal di Stasiun Kereta Api Bawah Tanah (Subway) di wilayah Brooklyn, New York, Amerika Serikat dilaporkan adalah seorang pria yang beraksi mengenakan masker gas. Pelaku meledakkan bom asap dan melancarkan tembakan membabi buta.

Sekitar 30 orang luka-luka. Sepuluh orang terkena tembakan secara langsung. Lima di antaranya mereka dirawat di rumah sakit dalam keadaan kritis namun stabil.

Pihak berwenang mengatakan tujuh orang juga terluka akibat terkena pecahan peluru atau cedera di tengah kekacauan ketika para penumpang yang panik berlarian keluar dari gerbong yang dipenuhi asap.

Beberapa di antara mereka jatuh ke lantai saat menghambur ke peron di stasiun 36th Street.

Dinas pemadam kebakaran mengatakan dua dari orang yang cedera mendapat perawatan di tempat kejadian.

Advertisement

Menurut laporan  Antaranews.com dari CNN, secara keseluruhan ada 29 orang yang terluka bermunculan di rumah-rumah sakit sekitar. Sebagian besar di antaranya mendapat perawatan singkat dan langsung dibolehkan pulang.

Kepolisian mengatakan pelaku serangan, yang diyakini hanya seorang diri dalam melakukan aksinya, kabur dari lokasi kejadian.

Tersangka pelaku digambarkan sebagai kepolisian sebagai seorang pria berbadan kekar, yang menggunakan rompi hijau tipe konstruksi serta kaus yang dilengkapi penutup kepala.

Stasiun televisi Fox News serta WNBC melaporkan bahwa Departemen Kepolisian New York City (NYPD) setelah serangan itu menemukan sebuah mobil van U-Haul berpelat Arizona.

Kendaraan itu sudah dilacak pihak berwenang dalam kaitannya dengan penembakan pada Selasa. Namun, tersangka masih buron.

Advertisement

Komisioner NYPD Keechant Swell mengatakan penembakan di subway itu tidak diselidiki sebagai terorisme, walaupun otoritas tidak akan mengesampingkan kemungkinan apa pun soal motif serangan.

Serangan itu terjadi ketika sebuah kereta subway jalur N rute Manhattan memasuki sebuah stasiun Sunset Park di kawasan Brooklyn.

Kejadian itu diikuti dengan perburuan menegangkan yang dilakukan petugas lokal dan federal terhadap si pelaku.

Insiden pada Selasa mendorong para pejabat untuk kembali mendesak pihak-pihak terkait mengambil langkah memerangi gelombang kekerasan di fasilitas transportasi kota tersebut.

New York City, kota terpadat di Amerika Serikat, selama pandemi mengalami peningkatan tajam soal kejahatan yang disertai kekerasan. Di antara kasus tersebut adalah serangkaian serangan secara acak di subway.

Advertisement

Ada beberapa orang yang jatuh ke rel karena didorong dari peron. Salah satu yang mengalami serangan seperti itu adalah seorang perempuan warga kawasan Manhattan di New York City.

Perempuan tersebut tewas dan insiden maut itu dilihat sebagai bagian dari gelombang serangan berdasarkan kebencian terhadap warga Asia-Amerika.

Sistem transportasi New York City merupakan yang tertua dan paling luas di dunia.

Wali Kota New York City Eric Adams, yang baru menjabat pada Januari, sebelumnya menyatakan tekad akan meningkatkan keamanan di subway dengan menambah patroli polisi serta memperluas jangkauan pada orang-orang yang sakit mental.

Ketika berbicara kepada CNN, Adams mengatakan insiden pada Selasa merupakan “tindakan kekerasan yang tidak masuk akal”. Pada kesempatan itu, ia berjanji akan menggandakan jumlah polisi patroli subway. ***

Advertisement

Lanjutkan Membaca