Internasional
Perundingan Gencatan Senjata Alami Kemajuan tapi Israel Terus Hantam 20 Lokasi di Lebanon Bahkan Serang Syria
FAKTUAL INDONESIA: Perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang dimediasi oleh Amerika Serikat (AS) dikabarkan mengalami kemajuan. Bahkan Menteri Luar Negeri AS, AntonyBlinken menyatakan, gencatan senjata kemungkinan diumumkan hari ini waktu Timur Tengah.
Namun Israel dengan melakukan serangan ke Lebanon dan bahkan melebar dengan menggempur desa-desa di Syria. Serangan udara Israel menghantam 20 lokasi di Lebanon selatan dan Beirut tengah.
Laporan awal menunjukkan bahwa “agresi” Israel menargetkan dua desa di wilayah utara dan barat provinsi Homs, Syria, kantor berita pemerintah Syria mengatakan pada hari Selasa.
Baca Juga : Penasehat Ali Khamenei Bocorkan Persiapan Iran untuk Lakukan Serangan Balasan ke Israel
Sebelumnya, televisi pemerintah Syria mengatakan ledakan terdengar di sekitar kota Homs dan penyebabnya sedang diselidiki.
Israel telah melancarkan serangan terhadap target-target yang terkait dengan Iran di Suriah selama bertahun-tahun, tetapi telah meningkatkan serangan tersebut sejak serangan 7 Oktober 2023 di Israel selatan oleh militan yang dipimpin Hamas.
Seperti dilansir euronews-com, serangan Israel di Lebanon mendahului pembicaraan tentang gencatan senjata yang dimediasi AS dengan Hizbullah, dengan optimisme yang diungkapkan oleh para pejabat menjelang pemungutan suara oleh kabinet keamanan Israel.
Sebuah ledakan dahsyat menyebabkan kepulan asap putih tebal mengepul di provinsi Tyre di Lebanon selatan pada Selasa sore.
Peristiwa ini menyusul serangan udara oleh pesawat tempur Israel, yang menghantam 20 lokasi berbeda dalam rentang waktu dua menit, termasuk wilayah di pusat Beirut, tak lama setelah peringatan evakuasi dikeluarkan.
Serangan ini terjadi hanya beberapa jam sebelum kemungkinan perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, dengan pejabat dari Israel, AS, Lebanon, dan masyarakat internasional menyatakan optimisme tentang situasi tersebut.
Baca Juga : Rentetan Serangan Roket Hizbullah Hantam Seputar Tel Aviv setelah Israel Gempur Beirut
Kabinet keamanan Israel bahkan menjadwalkan pemungutan suara untuk membahas penerimaan gencatan senjata yang dimediasi AS dengan Hizbullah.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan bahwa tujuh bangunan yang terkena serangan udara tersebut diduga terkait dengan Hizbullah, yang diduga digunakan untuk pengelolaan dan penyimpanan keuangan.
Serangan itu mengakibatkan kematian tiga orang dan cederanya 26 orang lainnya di pusat kota Beirut, tempat penduduk setempat mengklaim bangunan tersebut adalah bangunan tempat tinggal.
Sebagai tanggapan, Hizbullah mulai melancarkan serangan ke Israel utara, yang konon untuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina, hanya sehari setelah Hamas melancarkan serangannya pada 7 Oktober 2023, yang berujung pada invasi Gaza.
Sejak itu, kedua belah pihak terlibat dalam baku tembak terus-menerus.
Terus Memburuk
Pada awal September, Israel mengintensifkan kampanye pemboman dan mengerahkan pasukan ke Lebanon, berjanji untuk menghentikan serangan Hizbullah.
Menurut pejabat kesehatan Lebanon, lebih dari 3.760 orang, banyak di antaranya adalah warga sipil, telah meninggal akibat serangan Israel di Lebanon selama setahun terakhir.
Baca Juga : Dukung Surat Perintah Penangkapan PM Israel Netanyahu dan Gallant, Indonesia Tekankan Harus Dilaksanakan Sepenuhnya
Pengeboman yang terus berlangsung telah menyebabkan 1,2 juta orang mengungsi dari tempat tinggal mereka. Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 2.000 anggota Hizbullah.
Tindakan Hizbullah telah memaksa sekitar 50.000 warga Israel mengungsi dari rumah mereka di wilayah utara, dengan roketnya menjangkau sejauh selatan Tel Aviv.
Setidaknya 75 orang tewas, lebih dari separuhnya adalah warga sipil. Selain itu, lebih dari 50 tentara Israel tewas dalam operasi darat di Lebanon. ***