Connect with us

Ekonomi

Tahun 2023, Bisnis Sektor Rumah Masih Menjanjikan

Avatar

Diterbitkan

pada

Ilustrasi bisnis perumahan yang masih menjanjikan di 2023. (ist)

FAKTUAL-INDONESIA : Di tengah isu perkiraan ekonomi global yang tidak mudah di 2023, namun pemerintah optimistis sektor perumahan masih menjanjikan pada tahun 2023. Terutama sektor perumahan subsidi.

Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) Adi Setianto menyampaikan bahwa sektor perumahan masih menjanjikan.

“Kreativitas skema pembiayaan serta dukungan stakeholder dari ekosistem perumahan diyakini akan mampu mewujudkannya,” jelas Adi saat memberikan sambutannya dalam acara
Economic Outlook dan Prospek Sektor Perumahan 2023 di Jakarta, Senin (19/12/2022).

Optimisme tersebut muncul di tengah kewaspadaan menjelang memasuki tahun 2023 karena laporan pertumbuhan ekonomi dari beberapa negara yang menunjukkan hasil positif.

Pertama secara year to date terdapat 24 negara di dunia yang telah mengeluarkan data GDP Kuartal III tahun 2022, terdapat 7 negara atau sebanyak 29,2 persen mengalami pertumbuhan ekonomi postif, termasuk Indonesia.

Advertisement

Sementara 15 negara atau 62,5 persen dilaporkan mengalami perlambatan ekonomi dan dua negara atau 8,3 persen lainnya terlihat stagnan.

Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 mencapai 5,72 persen secara tahunan dan tumbuh 1,81 persen secara kuartalan.

Selain itu, kenaikan suku tingkat bunga relatif moderat sebesar 175 basis point (bps) dibandingkan negara lain. Hal ini menunjukkan kebijakan moneter yang dipadukan dengan kebijakan fiskal terukur efektif meredam peningkatan inflasi lebih lanjut.

Berbagai kebijakan yang dimaksud seperti yang diterapkan oleh Bank Indonesia (BI) bersama Pemerintah mulai dari peningkatan Giro Wajib Minimum (GWM), peningkatan tingkat bunga terukur, serta langkah pendukung lainnya.

“Ekonomi Indonesia relatif kuat dalam menahan tekanan inflasi mengingat secara fundamental Indonesia mengalami surplus perdagangan 30 bulan berturut-turut karena berkah komoditas yang diikuti dengan kombinasi bauran kebijakan moneter sehingga penyesuaian tingkat bunga tidak agresif dibandingkan dengan negara-negara lain,” imbuh Adi.

Advertisement

Sehingga, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 5,3 persen tahun ini dan 5 persen pada tahun 2023.***

 

Lanjutkan Membaca
Advertisement