Ekonomi
Pengguna QRIS Meningkat, Jumlah Mesin ATM di Indonesia Menyusut

QRIS (Foto: istimewa)
FAKTUAL-INDONESIA : Pesatnya perkembangan digital di dunia perbankan membuat penyusutan jumlah mesin ATM di Indonesia serta kantor cabang bank semakin bertambah. Tren transaksi menggunakan QRIS semakin meningkat.
Belakangan banyak masyarakat yang menggunakan QRIS atau Quick Response Code Indonesian Standard sebagai alat pembayaran membuat lambat laun pembayaran dengan menggunakan ATM ditinggalkan.
Bahkan pedagang kaki lima pun banyak yang menggunakan QRIS untuk memudahkan pelanggannya. Salah satu alasannya menurut Tejo, pedagang telor gulung di kawasan perkantoran Wahid Hasyim Jakarta, “Kadang, saya susah cari kembalian. Jadi pake QRIS saja,” kata dia.
Mengutip data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis oleh OJK, pada kuartal III/2023 jumlah mesin ATM, CDM, dan CRM menyentuh 92.829 unit.
Kemudian, mengacu pada laporan yang sama atas data terakhir yang dirilis, yakni pada kuartal IV/2023, tercatat jumlah terminal ATM, CDM, dan CRM menjadi 91.412 unit, artinya susut 1.417 unit dari kuartal sebelumnya.
Bahkan, apabila dibandingkan secara tahunan, jumlah ini kian menyusut hingga 2.604 unit ketimbang jumlah ATM, CDM dan CRM bank pada periode sama tahun lalu alias kuartal IV/2022 yang sempat menyentuh 94.016 unit.
Baca Juga : Sudah Tahu Cara Pakai QRIS di Luar Negeri? Ini Caranya!
Ekonom Poltak Hotradero menyebut keberadaan ATM kerap menjadi beban bagi perbankan hingga menyumbang peningkatan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). Makin tinggi rasio BOPO menunjukkan makin tidak efisien bank dalam menjalankan usahanya.
“Ya penurunan ATM ini sudah jadi kecenderungan global karena biaya pemeliharaan, asuransi hingga sewanya mahal Misal China itu ATM turun 150.000 hingga 200.000 per tahun. Ke depan pembayaran digital makin disukai,” ujarnya.
Dia juga menuturkan bahwa dengan pembayaran yang beralih ke digital, membuat penggunaan uang kartal akan berkurang dan kondisi ini didukung oleh bank sentral dunia. “Karena cash handling itu mahal,” imbuhnya.
Poltak juga menuturkan kala transaksi menggunakan QRIS kian masif di kalangan masyarakat, hal itu akan berdampak pada penggunaan ATM yang makin tidak relevan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Bank Indonesia (BI), nominal transaksi QRIS tumbuh 194,06% YoY pada April 2024, dengan jumlah pengguna mencapai 48,90 juta dan jumlah merchant 31,86 juta.
Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM atau debit turun sebesar 12,49% YoY mencapai Rp619,19 triliun. Walau demikian, masih ada sejumlah bank Tanah Air yang mencatatkan kenaikan mesin ATM lantaran adanya kebutuhan. Akan tetapi, jika tak diperlukan, biasanya perbankan tetap akan memilih untuk mengurangi ATM yang ada.
Tren Penyusutan Jumlah Kantor Bank Tak hanya itu, ribuan kantor bank juga susut sepanjang 5 tahun terakhir karena dinilai menjadi beban yang tidak menguntungkan bagi perbankan.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank di Indonesia pada Februari 2024 mencapai 24.268 unit.
Dalam setahun jumlahnya susut sebanyak 794 kantor. Sementara, dalam lima tahun terakhir, jumlah kantor bank susut 6.819 unit.
Baca Juga : QRIS Perluas Jaringan ke ASEAN Hingga ke Jepang dan Hong Kong
Adapun, jumlah kantor cabang bank mencapai 3.423 unit. Dalam setahun, terdapat penurunan 33 kantor cabang bank. Kemudian, dalam lima tahun terakhir terjadi penurunan jumlah kantor cabang sebanyak 186 unit.***