Connect with us

Ekonomi

Google Umumkan PHK 12.000 Karyawan, Pesangon akan Dibayarkan

Avatar

Diterbitkan

pada

Google akhirnya memberhentikan karyawannya, mengikuti jejak Facebook dan Twitter. (ist)

FAKTUAL-INDONESIA : Setelah disebut-sebut bahwa Perusahaan reksasa teknologi Amerika Serikat (AS), Google bakal melakukan PHK karyawan besar-besaran, akhirnya keputusan itu pun final.

Mengekor perusahaan teknologi Amazon, Salesforce, Facebook, dan Microsoft yang sebelumnya melakukan PHK karyawan, Google akan memecat sekitar 12.000 karyawannya.

Keputusan ini menyusul inflasi dan ancaman resesi yang memaksa pengiklan mengurangi belanja iklan online.

Sundar Pichai, CEO Google dan perusahaan induk Alphabet, mengatakan dalam email yang dikirim ke staf perusahaan pada hari Jumat (20/1/2023) bahwa perusahaan akan segera melakukan PHK di AS.

“Di negara lain, prosesnya akan memakan waktu lebih lama karena undang-undang dan praktik setempat,” katanya sebagaimana dikutip CNBC, Sabtu (21/1/2023).

Advertisement

Raksasa teknologi itu akan menawarkan kepada karyawan yang berbasis di AS, 16 minggu pembayaran pesangon ditambah dua minggu untuk setiap tahun tambahan mereka telah bekerja di Google, tambah Pichai.

Saham Google ditutup naik lebih dari 5% setelah berita tersebut.

Perusahaan teknologi menghadapi berbagai tantangan saat ini, seperti kenaikan suku bunga dan inflasi selama setahun terakhir yang telah mengalahkan saham teknologi dan memaksa pengiklan untuk mengurangi belanja iklan online.

Kenaikan suku bunga dari Federal Reserve AS telah menyebabkan saham teknologi anjlok. Iklim ekonomi makro yang suram menambah tekanan pada perusahaan-perusahaan tersebut untuk melakukan pemotongan besar-besaran terhadap tenaga kerja mereka.

Pada hari Rabu (18/1/2023) Amazon memulai gelombang baru pemutusan hubungan kerja lebih dari 18.000 orang. Pada hari yang sama, Microsoft mengumumkan rencana untuk memberhentikan 10.000 pekerja.

Advertisement

Twitter, di bawah kepemimpinan Elon Musk, juga melakukan pemutusan hubungan kerja, memangkas lebih dari setengah jumlah karyawan perusahaan sejak mengambil alih posisi CEO pada Oktober.***

 

Lanjutkan Membaca