Ekonomi
Pidato Kenegaraan HUT ke-77 RI, Presiden Jokowi Sampaikan Kekuatan Indonesia di tengah Ujian Berat Mampu Subsidi BBM, LPG, dan Listrik
FAKTUAL-INDONESIA: Pandemi Covid-19 membuat dunia dilanda krisis kesehatan dan perang Rusia melawan Ukraina menyebabkan krisis krisis pangan, energi, hingga keuangan.
Saat ini dunia benar-benar menghadapi tantangan dan ujian berat.
Namun di tengah berbagai krisis itu Indonesia mampu mengatasi tantangan dan ujian berat serta bahkan mampu mencatat surplus APBN dan menekan inflasi.
Dengan capaian itu Indonesia mampu memberikan subsidi BBM, LPG dan listrik sehingga harga BBM tidak melambung tinggi.
Saat menyampaikan pidato pada Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2022 di Ruang Rapat Paripurna, Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2022, Presiden Joko Widodo menyebut bahwa Indonesia patut bersyukur karena termasuk negara yang mampu menghadapi berbagai krisis tersebut.
“Ujian ini tidak mudah bagi dunia, dan juga tidak mudah bagi Indonesia. Semua ini harus kita hadapi dengan kehati-hatian, dengan kewaspadaan. Namun, di tengah tantangan yang berat, kita patut bersyukur, Indonesia termasuk negara yang mampu menghadapi krisis global ini,” ujar Presiden Jokowi.
Dunia saat ini menghadapi tantangan dan ujian yang sangat berat.
Selain krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 belum sepenuhnya pulih, perekonomian belum sepenuhnya bangkit, dunia juga dihadapkan pada perang di Ukraina yang menyebabkan krisis pangan, energi, hingga keuangan.
Akibatnya, 107 negara terdampak krisis, sebagian di antaranya diperkirakan jatuh bangkrut. Diperkirakan 553 juta jiwa terancam kemiskinan ekstrem dan 345 juta jiwa terancam kekurangan pangan dan kelaparan.
Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19, termasuk lima besar negara dengan vaksinasi terbanyak di dunia dengan 432 juta dosis vaksin telah disuntikkan. Inflasi juga berhasil dikendalikan di kisaran 4,9 persen.
Angka ini jauh di bawah rata-rata inflasi ASEAN yang berada di sekitar 7 persen dan jauh di bawah inflasi negara-negara maju yang berada di sekitar 9 persen.
“Bahkan sampai pertengahan tahun 2022 ini, APBN juga surplus Rp106 triliun. Oleh karena itu, pemerintah mampu memberikan subsidi BBM, subsidi LPG, dan subsidi listrik sebesar Rp502 triliun di tahun 2022 ini agar harga BBM di masyarakat tidak melambung tinggi,” imbuhnya.
Selain itu, ekonomi Indonesia juga berhasil tumbuh positif di 5,44 persen pada kuartal II tahun 2022.
Neraca perdagangan juga surplus selama 27 bulan berturut-turut dan di semester I tahun 2022 ini surplusnya sekitar Rp364 triliun.
“Capaian tersebut patut kita syukuri. Fundamental ekonomi Indonesia tetap sangat baik, di tengah ekonomi dunia yang sedang bergolak. Di satu sisi, kita memang harus tetap waspada dan harus tetap hati-hati. Namun, di sisi lain, agenda-agenda besar bangsa harus terus kita lanjutkan untuk meraih Indonesia Maju,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden menegaskan bahwa agenda besar nasional tidak boleh berhenti.
Setidaknya ada lima agenda besar yang ditekankan Presiden, yaitu hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau, perkuatan perlindungan hukum, sosial, politik dan ekonomi untuk rakyat, digitalisasi ekonomi agar UMKM naik kelas, serta pembangunan Ibu Kota Nusantara.
“Saya mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersatu padu, mendukung agenda besar bagi pencapaian Indonesia Maju dengan komitmen dan kerja keras, dengan inovasi dan kreativitas. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa mempermudah upaya kita dalam meraih Indonesia Maju yang kita cita-citakan. Aamiin ya robbal alamiin,” ucapnya.
“Marilah kita bersatu padu untuk Indonesia Maju. Indonesia pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat. Dirgahayu Republik Indonesia! Dirgahayu Negeri Pancasila! Merdeka!” tandasnya.
4 Kekuatan Indonesia
Dalam menghadapi pandemi, lanjut Presiden bangsa Indonesia telah menunjukkan diri sebagai bangsa yang tangguh. Seluruh komponen bangsa saling bersinergi dalam upaya penanganan pandemi.
“Masyarakat dusun dan masyarakat kampung saling melindungi dan saling berbagi. Ulama, tokoh agama, dan tokoh adat, aktif mendampingi masyarakat. Organisasi sosial keagamaan bergerak cepat membantu masyarakat. Tenaga kesehatan, TNI dan Polri, dan jajaran birokrasi saling bersinergi bersama-sama, bergotong royong, dan lembaga-lembaga negara juga mendukung Pemerintah dalam menghadapi ketidakpastian ini,” ujarnya.
Kemampuan dalam mengelola pandemi ini, lanjut Kepala Negara, adalah salah satu kekuatan besar Indonesia dalam mengelola agenda-agenda besar lainnya.
“Inilah kekuatan pertama kita untuk membangun negara kita, Indonesia,” kata Presiden.
Kekuatan kedua Indonesia adalah sumber daya alam yang melimpah. Jika dapat kelola secara bijak dan berkelanjutan, Presiden meyakini bahwa wilayah yang luas dengan keanekaragaman hayati terkaya di dunia pasti menjadi kekuatan besar Indonesia.
“Syaratnya satu, harus dihilirkan dan diindustrialisasikan di dalam negeri, agar nilai tambahnya bisa maksimal untuk kepentingan nasional. Hal ini akan membuka lapangan kerja, meningkatkan ekspor, menghasilkan devisa, meningkatkan pendapatan negara, serta mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” ucap Presiden.
Kekuatan ketiga Indonesia, lanjut Presiden, adalah bonus demografi.
“Jumlah penduduk yang sangat besar, dan didominasi oleh anak-anak muda usia produktif, serta daya beli masyarakat yang terus meningkat, akan menjadi motor penggerak perekonomian nasional kita dalam menghadapi kompetisi global,” ujarnya.
Terakhir, kekuatan keempat adalah kepercayaan internasional yang meningkat tajam. Hal ini ditunjukkan dengan diterimanya Indonesia sebagai jembatan perdamaian Rusia dan Ukraina. Indonesia juga dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group untuk penanganan krisis global, baik krisis pangan, energi, maupun keuangan.
“Tahun 2022 ini, kita menjadi Presiden G20, organisasi 20 negara ekonomi terbesar di dunia. Tahun depan, menjadi ketua negara-negara ASEAN. Artinya, kita berada di puncak kepemimpinan global dan memperoleh kesempatan besar untuk membangun kerja sama internasional,” ucap Presiden.
Kepala Negara menambahkan, kepercayaan besar dari masyarakat internasional ini juga bisa dirasakan di dalam negeri. Pemerintah terus melakukan reformasi struktural untuk mendukung daya saing dan iklim berusaha. Ekosistem investasi dan pertumbuhan UMKM juga terus diperbaiki.
“Hilirisasi dan manufaktur di dalam negeri juga terus tumbuh pesat. Pertumbuhan investasi juga meningkat tajam, di mana saat ini 52 persennya sudah berada di Luar Pulau Jawa. Artinya, ekonomi kita bukan hanya tumbuh pesat, tetapi juga tumbuh merata, menuju pembangunan yang Indonesia Sentris,” ujar Presiden. ***