Connect with us

Ekonomi

Diundang Hadiri The Growth Summit WEF di Jenewa, Menko Airlangga Berbagi Program Kartu Prakerja

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak dukung Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 saat bertemu dengan Executive Committee World Economic Forum, Joo-Ok Lee

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengajak dukung Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 saat bertemu dengan Executive Committee World Economic Forum, Joo-Ok Lee

FAKTUAL-INDONESIA: Menjadi anggota dalam berbagai forum kerja global seperti Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), menegaskan posisi penting dan strategis Indonesia sebagai global middle power yang secara substansial mampu mempengaruhi agenda global serta menjadi bagian dari solusi permasalahan global.

Topik mengenai ASEAN juga menjadi perbincangan hangat dalam gelaran Pertemuan Tahun World Economic Forum (WEF) 2023. Ini disebabkan ASEAN mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif sebesar 5,5% pada tahun 2022 dan merupakan kawasan yang mencatat pertumbuhan positif dalam masa pemulihan pasca pandemi Covid-19. Indonesia sendiri mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,31% pada tahun 2022.

Hal tersebut disampaikan oleh Member of the Executive Committee WEF Joo-Ok Lee dalam pertemuan bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (28/02).

Sejalan dengan posisi ASEAN sebagai organisasi regional yang memiliki relevansi dan berposisi penting dalam menyikapi dinamika geopolitik, serta merupakan pusat pertumbuhan kawasan dan dunia, dalam Keketuaan di ASEAN 2023, Indonesia mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.

Lebih lanjut, dalam pertemuan tersebut juga dibahas mengenai agenda ekonomi prioritas yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia yang sekiranya dapat didukung oleh WEF, seperti ekonomi digital, ketenagakerjaan, transisi energi, hingga rantai pasok kendaraan listrik. Terkait dengan ketenagakerjaan, WEF membagikan “Jobs Accelerator” dan “Jobs Consortium” sebagai inisiatif global untuk bekerja sama menciptakan lapangan kerja, mengidentifikasi investasi untuk lapangan kerja dan jenis pekerjaan baru, serta memberikan dukungan terhadap lapangan kerja yang berkualitas. Pada kesempatan tersebut, WEF juga mengundang Menko Airlangga untuk hadir pada pertemuan The Growth Summit yang diagendakan pada bulan Mei 2023 di Jenewa, Swiss.

Advertisement

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga membagikan mengenai Program Kartu Prakerja sebagai program “Skilling, Reskilling, and Upskilling”. Program ini merupakan bagian dari prioritas Pemerintah Indonesia di bidang pembangunan sumber daya manusia.

“Program ini menggambarkan bagaimana teknologi digital dapat berkontribusi dan dimanfaatkan untuk menjawab permasalahan nyata yang dihadapi pemerintah dan masyarakat di bidang ketenagakerjaan. Lebih lanjut, Pemerintah perlu memanfaatkan dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja berkelanjutan yang pada akhirnya berkontribusi pada pengentasan kemiskinan,” ungkap Menko Airlangga.

Sehubungan dengan topik rantai pasok kendaraan listrik, Menko Airlangga mengusulkan konsep electronic-mobility (e-mobility) yang tidak terbatas pada kendaraan listrik. Konsep ini dapat mencakup secara lebih luas mulai dari pemanfaatan bahan baku, kerja sama investasi, insentif fiskal, hingga pemanfaatan e-mobility untuk transportasi publik.

Lebih lanjut, untuk mendukung Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023, Menko Airlangga meminta WEF untuk dapat menyelenggarakan kegiatan dengan melibatkan pada CEO global dan kawasan Asia Tenggara sebagai showcase keberhasilan ASEAN dalam menjaga pertumbuhan ekonomi serta inisiatif-inisiatif yang dihasilkan dalam Keketuaan ASEAN Indonesia.

Turut mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Edi Prio Pambudi. (dep7/dlt/fln)

Advertisement

Indonesia-Singapura

Pemerintah terus berkomitmen mengembangkan ekonomi digital melalui berbagai upaya. Komitmen tersebut tercermin dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun 2023 yang salah satunya mengangkat pembentukan ASEAN Digital Economy Framework. Pengembangan ekonomi digital nasional tersebut juga didukung dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, membangun infrastruktur pendukung teknologi seperti data center, dan memperbanyak program-program e-government.

Memaksimalkan upaya ini, Pemerintah menjalin kerja sama dengan berbagai negara, salah satunya dengan Singapura. Indonesia dan Singapura sepakat memperkuat kerja sama di bidang ekonomi digital, khususnya pengembangan sumber daya manusia, melalui Program Tech Talents. Hal tersebut menjadi bahasan dalam pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Senior Minister and Coordinating Minister for National Security Republic of Singapore Teo Chee Hean di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa (28/2/2023).

Pengembangan kualitas sumber daya manusia karena merupakan faktor pendukung dalam meningkatkan kemampuan kompetitif suatu negara. Program Tech Talents yang sedang dibahas kedua negara dapat dikembangkan untuk saling menguntungkan bagi talenta teknologi muda serta industri dan ekosistem kedua negara.

Selanjutnya dalam pertemuan bilateral tersebut Menko Airlangga juga menyampaikan keberhasilan Pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 sebesar 5,3% (ctc) yang merupakan capaian tertinggi dalam 10 tahun terakhir, serta berhasil menjaga tingkat inflasi di angka 5,5%. Faktor-faktor yang menopang keberhasilan tersebut yakni investasi, belanja pemerintah, ekspor, dan konsumsi domestik.

Advertisement

Dalam pertemuan tersebut kedua Menteri juga saling berdiskusi tentang pengembangan industri manufaktur di Indonesia, terutama di sektor otomotif, dimana Indonesia memiliki kapasitas produksi yang besar dan telah melakukan ekspor otomotif dengan kandungan lokal yang tinggi. Pada sektor otomotif ini, Indonesia juga membuka peluang untuk pengembangan electric vehicle (EV).

Menutup diskusinya, Menko Airlangga menyampaikan Indonesia terbuka dengan masuknya investasi asing untuk pengembangan green technology, terutama untuk mencapai target net zero emission Indonesia pada tahun 2060 dan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan di dalam negeri. ***

Lanjutkan Membaca