Connect with us

Ekonomi

Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat Sedangkan IHSG BEI Melemah

Gungdewan

Diterbitkan

pada

Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Menguat  Sedangkan IHSG BEI Melemah

Nasib rupiah dan namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berbeda pada penutupan perdagangan Jumat (20/9/2025) yang merupakan akhir pekan dimana rupiah menguat sedangkan IHSG melemah

FAKTUAL INDONESIA: Penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (20/6/2025) sore, ditandai menguatnya nilai tukar (kurs) rupiah namun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah.

Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta menguat sebesar 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.397 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.406 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.399 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.378 per dolar AS.

Sementara IHSG BEI pada Jumat sore, ditutup melemah 61,50 poin atau 0,88 persen ke posisi 6.907,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 9,88 poin atau 1,28 persen ke posisi 764,93.

Seperti dikutip dari laman berita antaranews.com, dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.

Advertisement

Baca Juga : Nilai Tukar Rupiah dan IHSG BEI Sama-sama Ditutup Melemah

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor menguat, yaitu dipimpin sektor transportasi dan logistik yang naik sebesar 1,48 persen, diikuti oleh sektor teknologi yang naik sebesar 0,20 persen.

Sedangkan sembilan sektor terkoreksi yaitu paling dalam sektor barang baku yang minus 0,98 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor energi yang turun masing-masing sebesar 0,88 persen dan 0,79 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar, yaitu SSTM, PTMR, AGAR, APEX, dan FOLK. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar, yakni MBSS, JATI, OBAT, IOTF, dan FILM.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.197.173 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 35,49 miliar lembar saham senilai Rp22,69 triliun. Sebanyak 231 saham naik, 386 saham menurun, dan 190 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei melemah 80,84 poin atau 0,21 persen ke 38.407,50, indeks Hang Seng menguat 292,74 poin atau 1,26 persen ke 23.530,48, indeks Shanghai melemah 2,21 poin atau 0,07 persen ke 3.359,78, dan indeks Strait Times melemah 10,75 poin atau 0,28 persen ke 3.883,64.

Advertisement

Baca Juga : Ada Pengaruh China Bikin Rupiah Menguat, Perang Israel dan Iran Tekan IHSG Melemah

Kesepakatan Iran –AS – Israel

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi harapan kesepakatan antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel dalam dua pekan ke depan.

“Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS oleh harapan terjadinya kesepakatan antara Iran-AS dan Israel dalam dua pekan ke depan,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.

Mengutip Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump menolak pernyataan The Wall Street Journal bahwa dirinya telah menyetujui rencana serangan AS bersama Israel melawan Iran. Laporan itu menyatakan bahwa Presiden AS sudah menyetujui rencana untuk menyerang Iran, tetapi belum memberikan perintah akhir untuk melaksanakan hal tersebut.

Trump disebut sedang menunggu untuk melihat apakah Iran akan menghentikan program nuklir di Fordo.

Advertisement

Dalam dua pekan ke depan, Trump mengatakan akan membuat keputusan apakah terlibat langsung menyerang Iran atau tak mengizinkan militer AS bergabung dalam perang yang dikobarkan Israel.

Di sisi lain, Lukman menilai penguatan kurs rupiah terbatas seiring sentimen risk-off di pasar ekuitas domestik.

“Saya melihat investor masih cenderung menghindari aset berisiko di tengah ketidakpastian geopolitik dan tarif. Selain itu, keputusan BI (Bank Indonesia) menahan suku bunga juga mengecewakan investor,” ungkap dia.

Baca Juga : Rupiah dan IHSG BEI Ditutup Melemah Gara-gara Israel Serang Iran

Tensi Geopolitik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat sore, ditutup melemah seiring sentimen meningkatnya intensitas ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.

Advertisement

“Kekhawatiran terhadap dampak ketidakpastian ekonomi dan meningkatnya intensitas ketegangan geopolitik masih menjadi sentimen negatif,” ujar Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim, di Jakarta, Jumat.

Dari mancanegara, kecemasan bahwa Amerika Serikat (AS) akan ikut serta dalam perang antara Iran dan Israel telah menjadi faktor negatif selama pekan ini.

Namun, kekhawatiran itu sedikit mereda setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menunggu selama dua pekan sebelum memutuskan untuk ikut serta atau tidak berperang melawan Iran.

Dari kawasan Asia, Bank Sentral China (PBoC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada level 3 persen untuk Loan Prime Rate 1 tahun dan 3,5 persen untuk Loan Prime Rate 5 tahun.

Keputusan ini senada dengan The Fed dan Bank of England (BoE) yang cenderung berhati-hati dalam menurunkan suku bunga di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. ***

Advertisement

Lanjutkan Membaca
Advertisement